33

8.8K 1.2K 96
                                    


HAPPY READING!!!

33. Bunuh diri.

"ANAK GUE MANA ANAK GUE?!!"

"ALXEN!!"

Teriakan menggelegar dari seorang pria paruh baya bersurai hitam dengan manik biru lautnya yang kini melotot.

"T--tuan Alexander mohon bersabar" ucap Frans menenangkan amukan ayah tuannya.

"HALAH!GAK BISA SABAR GUE!TU ANAK PENGEN BANGET GUE GETOK PAKE MANGGA" sentak Alexander jengkel.

Bunyi pintu lif mengalihkan pandangan Alexander, di sana menampilkan seorang pemuda yang tengah mengacak acak rambutnya.

Wajah Alexander berubah menjadi merah menahan amarah, "HEH LO!SINI!!"

Alxen menengok ke asal suara, wajahnya berubah pias. Meneguk ludahnya kasar ketika sorot mata papi nya seperti mengulitinya saja. Dengan berhati hati dia menghampiri sang papi nya.

Alxen menggaruk tenguknya yang tak gatal, "ekhm, ya Pi, ada apa?"

Alexander memandang marah anaknya, "gue tanya, lo beneran udah jebolin si Aleifa HAH?!" tanya Alexander ngegas.

Alxen mengibas ngibasi udara saat bau mulut Alexander sangat menyengat, "huuh, Papi makan apa sih?!Bau!" sarkas Alxen jengkel.

Alexander menyengrit, "masa? HAH" tanyanya sambil mengecek nafasnya sendiri.

Mengendus endus lalu menggeleng, "apaan sih? Orang wangi jengkol gini bau" sinisnya pada sang anak.

Alxen melotot, bau jengkol di kira wangi?!ini Papi jenis apa sih kawan?

"Udahlah, gak usah ngalihin pembicaraan! Sekarang jawab pertanyaan Papi tadi!" 

Alxen memandang polos sang papi, "apa?"

BUK

"AUU PANTAT SEMOK ALXEN SAKIT PA!" pekik Alxen ketika tongkat kayu yang di pegang oleh Alexander melayang sangat keras di bokong bahenolnya.

Mengusap usap bokongnya yang semok, berharap dapat mengurangi rasa sakitnya. Pukulan si pak tua ini gak main main loh kawann.

Alexander menatap pongah anaknya yang nackal itu, "Kamu itu NACKAL, jadi itu hukumannya" celetuk Alexander santai sembari memainkan tongkat kayu kesayangannya.

Alxen mendengus, papi nya ini sangat stres, hanya dia yang normal.

"Iya, Alxen udah ngelakuin itu" celetuk Alxen santai. Wajahnya seolah tak merasa bersalah sedikitpun.

Alexander memijat pangkal hidungnya pelan, anak lanang nya ini sangat bodoh. Apakah anaknya tak memikirkan kehidupan sekolah mereka jika Aleifa mengandung?

Seakan tau apa yang tengah di pikirkan Papi nya, Alxen menyahut santai, "bulan depan ujian kelulusan"

"tapi ini dos---

"udah halal Pa, ingat UDAH HALAL! Jadi no dosa dosa."potong Alxen menggerakkan jari telunjuknya ke kanan kiri.

"tapi yakin, Aleifa gak benci kamu? Secara kamu udah ngejebol tanpa persetujuan" tanya Alexander. Dia tau semuanya karena anaknya menceritakan kejadian itu pagi buta tadi.

Deg

Tak mungkin, Aleifa sudah berbicara padanya kalau dia tak membencinya dan menerima karena emang hak nya. Tapi, ntah mengapa, setelah kemarin Aleifa berubah menjadi pendiam. Apakah Aleifa....membencinya?

Alxen termenung, pikirannya menjadi negatif. Bagaimana jika Aleifa membencinya? Dan meninggalkannya?

"Woi, ngape lo? Kerasukan?" panggil Alexander yang merasa putranya sedang kerasukan setan jengglot.

THE ABSURD WIFE[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang