" Wa'alaikumussalam eh den Khafi, silahkan masuk den " ajak bu Sumi setelah membukakan pintu untuk Khafi.
" Bi, Kesya dimana? "
" Non Keysa ada dikamar den, dari pulang kuliah tadi belum turun lagi den "
" Keysa gak makan malam bi? "
" Tadi bibi tawarin, tapi katanya masih kenyang den. "
" Yaudah aku ijin keatas ya bi ". Pamit Khafi dan setelah mendapat ijin dari pembantu Keysa itu, Khafi mulai menaiki anak tangga. Dan setelah melewati satu kamar yang berada persis setelah tangga, kini Khafi sudah berada tepat didepan pintu kamar tunangannya itu.
Setelah mengantar Intan, Khafi dengan kecepatan sedang langsung mengarah ke kafe milik Keysa, berharap bisa bertemu dengan perempuan itu dan menanyakan perihal keadaan tangannya. Khafi tau saat itu Keysa berbohong dengan alasan terkejut, karna wajahnya menunjukan hal sebaliknya. Perempuan itu terlihat meringis kesakitan, bahkan dengan reflek nya menangkis tangan Intan dan memegang lengannya sendiri. Dan tanpa Keysa sadari Khafi cukup peka, Khafi tau perempuan itu kemungkinan habis menangis. Keysa memang pandai berbohong soal luka, sama seperti dulu. Dan Khafi cukup khawatir mengenai itu, sampai hal detail dari wanitanya itu harus selalu jadi perhatiannya. Mulut mungkin bisa berbohong, tapi mata dan hidung yang memerah, jelas Khafi tau apa artinya.
Khafi mengetuk pintunya perlahan dengan memanggil nama tunangannya itu. Tapi sudah tiga panggilan dan ketukan, Keysa tidak kunjung membuka pintu kamar. Mungkin Khafi bisa seenaknya membuka pintu ruang kerja Keysa di kafe. Tapi untuk hal kamar, Khafi sangat menghargai dan menjaga privasi wanitanya itu.
Dirasa cukup lama menunggu, ia pun membuka knop pintu dengan perlahan mendorongnya. Sedikit mengintip sebelum akhirnya pintu itu terbuka luas dengan Khafi yang menampilkan senyum tampannya. Tidak lupa pintu yang ia berikan penahan agar tetap terbuka. Dan berjalan menghampiri Keysa.
" Kamu udah tidur " Tanyanya memastikan, dan sudah dipastikan tanpa adanya jawaban.
Dengan senyum yang masih setia diwajah datarnya itu. Khafi dengan perlahan memposisikan diri duduk disebelah Keysa, yang saat ini terlihat sedang memunggunginya dengan memeluk sebuah bantal guling berwarna biru. Dibelai lembut rambut tunangannya itu, namun setelahnya justru kekhawatiran yang kuat dirasakan Khafi.
Dia melihat ada bercak air mata di bantal juga selimut yang Keysa kenakan. Dengan raut yang berubah khawatir, dengan perlahan Khafi menyingkap selimut dan menggulung perlahan baju lengan panjangnya itu. Memastikan sesuatu. Dan betapa terkejutnya saat ia melihat luka lebam yang sangat kebiruan memenuhi tangan bagian siku Keysa. Apa yang terjadi dengan wanita yang sangat ia cintai ini.
" Siapa yang ngelakuin ini " Geram Khafi dan tak berlangsung lama, Khafi dengan lembutnya kembali menyelimuti Keysa dengan benar lalu meninggalkan wanita itu setelah mengecup kening Keysa lama.
*****
" Kamu ngapain udah disini pagi-pagi " Tanya Keysa kepada laki-laki yang sudah duduk manis disofa ruang keluarganya itu. Hari ini Keysa ada kelas jam 09.00 pagi, dan saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.30 pagi. setelah siap mempersiapkan diri, Keysa turun hendak pergi sarapan, namun langkahnya harus terhenti saat netranya menemukan seseorang yang saat ini sudah sibuk dengan laptop miliknya itu.
Dan dengan kesibukannya itu, Khafi laki-laki itu yang entah sejak kapan berada di rumahnya tidak sama sekali ada gerakan untuk sekedar melihatnya, atau sekedar menjawab pertanyaannya. Karena sudah terbiasa dengan sifat Khafi yang seperti itu. Keysa dengan langkahnya kembali ke tujuan utama yaitu dapur. Dan disana ia melihat bi Sumi sedang sibuk membersihkan dapurnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysa
Teen FictionSebelumnya kehidupan Keysa itu monoton. Sehari-harinya ia habiskan untuk berkuliah disalah satu Universitas ternama dijakarta. Selesai berkuliah ia hanya sibuk dengan bisnis kafenya yang berjalan sudah 1 tahun lamanya. Hangout dan menghabiskan wakt...