Siang ini Keysa memutuskan untuk pergi ke kafe secepatnya, ia akan membuat cake ulang tahun untuk dava. Hari ini hari ulang tahunnya, Keysa berniat memberikan kejutan untuk Dava nanti malam. Ia juga sudah membeli kado spesial untuk Dava kemarin, dan sudah dibungkus cantik olehnya.
Di kafe ia sudah janjian dengan Chef Reya, dan kebetulan kafe sedang tidak terlalu ramai, jadi Keysa bisa memulainya dari sekarang.
Sudah banyak sekali bahan-bahan kue yang disiapkan chef Reya untuknya. Dan dengan lembut ia mengajari Keysa langkah demi langkah, bahkan tidak lupa dengan manfaat yang ada dalam setiap kandungan bahan-bahan nya.
"Nah sekarang tinggal campur semua bahan kita mixer." Ucap chef Reya. Keysa pun dengan telaten nya mencampur semua bahan, menunggu beberapa menit mesin itu mengaduk rata semuanya. Sampai akhirnya chef Reya mencelupkan jari telunjuknya untuk mencek rasa.
"Hmmm udah enak, yuk kita oven dulu sayang."
"Mba, ternyata gak terlalu susah ya buat cake." Ucap Keysa sambil menuangkan adonan kedalam loyang yang sudah diolesi margarin.
"Buat apapun kamu hanya harus percaya diri, dan yang terpenting tau rasa, apa yang harus ditambah dan dikurang."
Setelah selesai Keysa hendak menyimpan adonan itu di oven, namun sayangnya karena ketidak hatiannya, tangannya justru menempel ke sisi oven yang panas, membuat Reya ikut terkejut mendengar teriakan Keysa. "Yaampun Keysa, kamu hati-hati dong sayang."
"Maaf mba, Keysa fikir gak panas." Ucap Keysa menyesal.
"Yaudah kita dibatin dulu."
Keysa hanya mengangguk sebelum Nayla memanggil namanya, "Mba." Panggil Nayla dari arah pintu dapur.
"Kenapa Nay?." Jawab Keysa yang memang mata Nayla mengarah kepadanya bukan ke chef Reya.
"Ada mas Khafi dan yang lainnya diruangan mba." Ucap Nayla, dan seketika senyum riang menghiasi wajahnya. Ahhh Keysa merindukan ketiga laki-laki itu.
"Ok Nay, aku kesana."
"Mba aku tinggal yah, tapi kalau mau hias biar aku aja."
"Iya sayang, mba oven setelah itu simpan di kulkas yah, jangan lupa diobati tangannya. "
"Makasih mba, aku keatas dulu."
###
"Hay." Sapa Keysa, disana sudah ada Khafi dan kedua sahabatnya yang kompak menatap kearahnya.
"Udah pada makan belum?." Tanyanya, namun bukan jawaban yang ia dapat seperti sebelumnya, Keysa justru melihat wajah aneh dari ketiga laki-laki dihadapannya. "Kenapa sih?"
"Ada yang mau kita omongin sama lo." Ucap Arka lebih dulu.
"Ada apa?, kayaknya serius banget."
"Mau lo apa sih?." Tanya Arka dengan wajah yang tidak terlihat baik, ada kemarahan yang coba ia tahan saat ini untuk dirinya.
"Masalah vidio itu, kalian liat sendiri, gue gaada di sana, gue gak tau apa-apa." Jelas Keysa, ia faham mereka mengkhawatirkannya, namun bukankah mereka mengenal Keysa lebih baik dari yang lainnya, kenapa saat ini mereka terkesan kecewa akan dirinya, seharusnya mereka tau, jika ia tidak melakukan apapun yang dituduhkan Intan.
"Dia gaakan tau kalau lo gak bilang Key." Ucap Arka.
"Tapi Ka, dia tau sendiri, bukan dari gue." Ada keheningan diantara mereka, dan itu cukup membuat Keysa kecewa.
"Kalian gak percaya sama gue?." Tanya Keysa saat melihat wajah ketiga sahabatnya ini. "Dav, lo juga gak percaya sama gue?." Lanjutnya menatap Dava yang hanya terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysa
أدب المراهقينSebelumnya kehidupan Keysa itu monoton. Sehari-harinya ia habiskan untuk berkuliah disalah satu Universitas ternama dijakarta. Selesai berkuliah ia hanya sibuk dengan bisnis kafenya yang berjalan sudah 1 tahun lamanya. Hangout dan menghabiskan wakt...