Awal Pertemanan

734 69 10
                                    

Darah merah itu mulai menetes membasahi rumput yang ada dibawahnya. Tapi kedua orang itu masih terdiam dalam keadaan terkejut tanpa mengeluarkan suara.

" Jangan pergi Syerli. " Ucap Keysa dengan lirihnya saat mata mereka bertemu. Sebelum akhirnya suara seorang laki-laki menyadarkan rasa sakit perempuan itu akibat beling yang cukup dalam menggores tangannya.

" Keysa!!! " Teriak Arka yang kebetulan saat itu ia dan salah satu eksekutif mahasiswa lainnya sedang berjalan diarea mereka berada.

Dan beling yang dipegang Syerli jatuh dan berhasil tercabut dari lengan yang tergores itu, berbarengan dengan tarikan kasar Arka terhadap Syerli. Dan karena itu darah yang tercecer semakin banyak memenuhi rumput yang ada ditaman itu.

" Keysa, lo ---- ? " Ucap Arka menggantung melihat keadaan sahabatnya itu, dan setelah nya kembali membalikkan tubuh menatap tajam mata Syerli yang saat ini masih terlihat sangat kacau dengan air mata yang terus mengalir.

" Lo apain dia Syerli, lo keterlaluan Syer!!! " Maki Arka dengan tangan yang mencekram kuat lengan Syerli. Terlihat kemarahan yang cukup besar dari wajah Arka, bahkan matanya tak lepas memyorot tajam Syerli yang masih dengan tangisannya.

" Arka udah " Pinta Keysa mengeluarkan suara dengan lirihnya. Bahkan sesekali ia meringis menahan sakit akibat luka yang ada ditelapak tangannya, sebelumnya beling itu menancap dalam tanganya, namun kedatangan Arka yang menarik Syerli dengan kasar, mampu melepas beling itu dan tercabut dari lukanya yang kini menganga lebar.

Sesaat sebelum Syerli menggoreskan beling ke urat nadinya yang berada di pergelangan tangan Syerli. Keysa dengan sekuat tenaga berlalu cepat menghampiri Syerli dengan menahan beling itu dengan telapak tangannya. Dan ketidakberuntungan menghampiri Keysa.

Tenaga Syerli cukup kuat saat keinginan bunuh diri itu ada. Beling itu tidak mampu Keysa tahan dengan baik. Akhirnya tangannya lah yang menjadi korban dari usahanya itu. Beling itu justru menancap dalam telapak tangan Keysa, yang mengakibatkan beberapa tetes darah tercecer.

Namun naasnya lagi, Arka datang dengan wajah terkejutnya, dan langsung menarik Syerli menjauh dari Keysa. Menyadarkan rasa sakit yang amat Keysa rasakan akibat luka ditangannya itu.

" Maaf "

" Maafin gua Keysa "

" Maafin gue " Lirih Syerli dengan tangan yang bergetar memegang kepalanya itu.

" Syer " Panggil Keysa dan berjalan perlahan menghampiri Syerli.

" Maafin gua Keysa, maafin gua " Ucap Syerli lagi yang saat ini sudah bersimpuh dihadapan Keysa dengan tubuh yang masih bergetar hebat. Keysa pun dengan rasa ibanya ingin memeluk Syerli saat itu. Namun tarikan Arka mencegahnya menghibur perempuan dibawahnya yang sangat terlihat dalam kondisi sangat kacau.

" Kita kerumah sakit sekarang " Desis Arka dan langsung membawa Keysa menjauh dari Syerli untuk membawa perempuan itu kerumah sakit.

" Ka, Syerli. " Ucap Keysa dengan menahan pergerakan Arka yang sebelumnya menariknya menjauh dari sana.

" Please Ka gua gak mau dia ngelakuin hal bodoh lagi, dia mau bunuh diri. "

" Gua bisa kerumah sakit sendiri. Tapi Syerli gak baik ditinggal sendiri ka. " Ucap Keysa dan menarik kembali tangannya dari genggaman Arka. Dengan lirihnya ia berbicara bahkan wajah yang sangat memohon itu tidak lepas dari penglihatan Arka.

" Satya! " Panggil Arka ke teman yang sejak tadi menemaninya itu.

" Lo panggil Ryan, suruh dia jaga Syerli dan pastiin Syerli baik-baik aja. Dan lo atur ulang jadwal rapat ke grup. Gua harus pergi " Ucap Arka lagi dengan kemarahan yang belum lepas dari wajahnya dan menarik Keysa dengan cepat kearah mobil Keysa Terparkir.

KeysaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang