Bertemu Keluarga Syerli

363 18 1
                                    

Siang ini Keysa memilih menghabiskan waktu ditaman sebelum satu jam lagi kelas berikutnya dimulai. Dengan ditemani banyaknya cemilan dan berbagai macam minuman manis yang sebelumnya ia beli. Begitulah Keysa ketika dihadapkan dengan masalah yang berlarut. Makan banyak dan manis menjadi pilihan untuk membantu moodnya kembali baik.

Sebelumnya Ryan ternyata menarik Keysa masuk kedalam ruang konseling. Dan karna itu, ia jadi mendapat penangguhan beasiswa dari kampusnya. Kesal sudah pasti, tapi Keysa yakin akan bisa mengambil balik beasiswa itu. Dan yang harus Keysa pikirkan adalah, bagaimana cara ia bisa menjauh dari Intan yang membuatnya menjadi seperti ini.

Papah Call

"Hallo pah." Sapa Keysa setelah panggilan itu tersambung.

"Hay sayang, kamu lagi dimana?."

"Dikampus pah, papah sudah mau pulang?. " Tanya Keysa, hari ini orang tuanya akan kembali kejakarta.

"Belum Key nanti malam, oh ya kamu sudah makan?. "

"Udah pah."

"Alhamdulillah, papah telfon kamu mau kasih tau kalau om Rafid mau ketemu kamu hari ini, apa kamu bisa?. "

"Serius pah, bisa pah, jam berapa?. " Ucap Keysa antusias, dan seketika moodnya kembali membaik.

"Jam 4 sore di kafe Melati, kamu bisa?."

"Bisa pah."

"Yaudah nanti papa teruskan, hati-hati juga. Kamu boleh bantu teman kamu, tapi jangan sampai mencelakakan diri kamu sendiri, janji sama papah?."

"Keysa janji pah, makasih pah, Keysa sayang papah, Keysa juga sayang mamah."

"Okey sayang, papah dan mamah juga sayang Keysa. Udah dulu yah papah masih mau urus kepulangan nih sayang, bye Keysa"

"Bye pah, Hati-hati"

Telfon pun terputus, dan saat itu juga Keysa dikejutkan dengan bayangan seseorang persis dibelakangnya. "Lo suka banget ya dibawah pohon gini." Ucap orang itu.

"Ngapain lo?. " Tanya Keysa dengan nada juteknya saat mengetahui siapa orang itu.

"Nih." Ucap Ehfaz menyerahkan sebuah kotak berpita untuknya.

"Ini apa?."

"Nyokap gue suka banget buat kerajinan tangan, dan itu khusus buat orang yang udah bantu anaknya untuk dapat pekerjaan."

"Gak perlu." Ucap Keysa mengembalikan kotak itu.

"Itu bukan dari gue, jadi lo gak bisa nolak." Balasnya dengan nada kesal.

"Yaudah titip makasih buat nyokap lo." Ucap Keysa dan kembali fokus ke handphonenya yang menampilkan sebuah nomor telfon dari orang tua Syerli.

"Lo mau ngapain lagi?." Tanya Keysa yang melihat Ehfaz justru mengambil tempat disebelahnya, ikut bersandar pada batang pohon rambutan bersamanya.

"Ini tempat umum kan." Balasnya cuek.

Dan Keysa hanya mendelikkan mata, terserahlah toh ia hanya perlu menunggu jam kuliahnya mulai dan pergi dari sini secepatnya.

"Berita itu, bener lo suka sama Khafi?." Tanya Ehfaz dan itu membuat Keysa membuang nafas secara kasar.

"Gini yah, kalau lo kesini cuma untuk bela perempuan itu, mending diem deh, lo ganggu tau."

"Gue cuma penasaran aja, lo kok judes banget sih."

"Gue itu satu sekolah sama Khafi, kalau gue emang suka sama dia kenapa gak dari dulu gue deketin dia. Dan terlalu bodoh kalau gue manfaatin Syerli, semua orang tau hubungan mereka gak baik."

KeysaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang