Pertemuan Pertama

1.9K 107 39
                                    

Pagi itu Keysa yang sudah terlihat segar sehabis mandi mulai menuruni anak tangga dan berjalan kearah meja makan. Disana terlihat pelayannya juga bi Sumi yang sibuk menata berbagai macam makanan untuk sarapannya juga abangnya.

keysa pun menarik salah satu kursi dan duduk manis mulai membaca salah satu buku yang ia bawa dari kamarnya. Buku dengan judul ' Berteman dengan hitungan ' itu sudah hampir separuhnya ia baca. Keysa memang sangat menyukai hal-hal sulit. Ia bahkan tanpa ragu mengambil jurusan perkuliahan Akuntansi dikampusnya. Pelajaran yang lebih sulit dari sekedar menghitung dalam matematika.

" Pagi sayang " ucap bang Andra dari arah belakangnya, dan mengecup lembut pipi yang sedikit tembam milik adiknya itu.

" Abang pulang jam berapa semalam? " tanya Keysa setelah melihat abangnya ikut duduk berhadapan dengannya dimeja makan. Keandra Rafif El-Azzam penerus kebanggan keluarga El-Azzam, diusianya yang masih muda 26 tahun ia sudah diberi kepercayaan oleh sang ayah menjadi CEO dikantor pusat miliknya itu.

" Jam 1 kayaknya " jawabnya santai dengan tangan yang sibuk menyendok nasi goreng dihadapannya.

" Kebiasaan banget pulang malem, bisa gak sih bang jangan pulang lewat dari jam sebelas, atau aku telfon ka Kia." ucap Keysa dengan raut cemberutnya dan menyimpan bukunya untuk ikut gabung sarapan bersama kakaknya itu.

" Jangan dong Keysa cantik, abang kalah kalau udah kamu sama Kia yang larang " jawabnya lagi dengan senyum merekah diwajahnya, berharap Keysa membatalkan rencana pengaduannya itu.

" Key, kamu taukan tahun depan abang mau menikah, jadi abang harus segera menyelesaikan pekerjaan abang untuk masa cuti abang nantinya " lanjutnya dengan wajah yang sudah berubah serius.

" Kalau perlu bantuan Keysa bisa bantu bang, jangan maksain diri, Key gak mau abang sakit " ucap Keysa yang mendapat anggukan kepala Andra dan dengan senyum terharunya mendapat perhatian dari adiknya itu yang sangat jarang sekali mau mengungkapkan perasaan sayangnya.

" Iya sayang, makasih ya " dan merekapun mulai menghabiskan sarapannya dalam diam.

*****

Saat ini Keysa baru saja sampai diarea parkir kampusnya. Terlihat beberapa mahasiwa lainnya yang juga baru sampai, bahkan beberapa lainnya hendak pulang. Kelasnya dimulai 30 menit lagi, dan hari ini ia mendapati jadwal kelas siang. Berapa meter dari jarak pandangannya ia melihat Dini dan Dhita yang juga baru sampai dengan mobil abunya. Dini dan Dhita sudah bersahabat sejak Sekolah Menengah Pertama mereka. Wajar jika setiap harinya mereka selalu bersama, bahkan berangkat kuliah aja berbarengan dalam satu mobil. Hanya mereka berdua yang tahu kalau Keysa terlahir dari keluarga yang kaya, itu berawal saat tugas kelompok yang mengharuskan mereka sering terlibat bersama.

Awalnya sebelum mereka mengetahui identitas Keysa yang sebenarnya. Mereka memang sudah terlalu sering menghampiri Keysa untuk sekedar mengajak berteman bersama. Dan saat itu Keysa yang masih trauma dengan penghianatan persahabatanpun selalu menjaga jarak dengan mereka. Tapi mereka dengan gigihnya ingin berteman dengan alasan bosan terus berdua, dan butuh muka baru seperti Keysa.

" Hay Key " sapa Dini dengan Dhita yang berjalan disamping menghampirinya. Mereka sendiri juga terlahir dari keluarga kaya raya, bahkan saat ini mereka ikut masuk dalam dunia bisnis keluarganya. Awalnya mereka terkejut saat melihat Keysa yang pada saat itu kekampus dengan mobil mahalnya. Dan lebih terkejut saat sedang mengerjakan tugas disebuah kafe yang ternyata pemiliknya orang dihadapannya. Siapa yang sangka mahasiswa dengan penampilan sederhana, tertutup dari keramaian dan hanya mengejar nilai-nilai itu ternyata orang yang berada. Mereka pikir hanya anak beasiswa yang takut beasiswanya hilang kalau terlalu sibuk bergaul.

KeysaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang