Chapter 10. Marah

2.9K 396 54
                                    

Yibo sejak pagi tadi menjadi pendiam. Apapun yang disuruh pasti dilakukan meski terlihat sangat terpaksa. Seperti bangun dibangunkan Jili langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Mulutnya benar-benar terkunci. Auranya tidak terlihat ia sedang marah, baik-baik saja atau sedih. Xiao Zhan bertanya justru ia yang kesal karena Yibo sama sekali tidak meresponnya.

Firasat Xiao Zhan mengatakan jika Wang Yibo kembali ke dia yang aslinya. Selama perjalanan bison raksasa itu hanya menatap jalanan.

Ketika pulang juga begitu. Sangat banyak pertanyaan yang di pikiran Xiao Zhan. Jika dia bertanya pasti hanya dilirik sinis. Xiao Zhan sampai gemas.

Siang menjelang sore sekitar jam 2. Wang Yibo sudah rapi. Entah kemana dia ingin pergi dengan berpakaian serba rapi berwarna hitam.

"Kau rapi sekali, mau kemana?"

Wang Yibo tidak menggubrisnya lagi, Zhan kesal. Bibir pemuda manis itu mencebik lantaran diacuhkan.

"Mau kuantar? Hei jika ada yang bertanya harus dijawab."

Langkah kakinya mengikuti si bocah bison.

"Diam" mata Wang Yibo sangat tajam. Tersirat ketidaksukaan di bola matanya.

Xiao Zhan meringsut, karena jujur Wang Yibo itu menyeramkan seperti sikopat. Sudah jelas, Wang Yibo kembali menjadi dirinya sebelum Zhan datang.

Membenci semua orang.

"Ada apa denganmu?"

"Jangan ikuti aku! Kau bukan siapa-siapa" Lalu Yibo pergi begitu saja setelah berkata.

Mobil mewah itu keluar dari area rumah. Sementara Zhan tidak tahu harus apa. Mungkin dia harus bertanya pada Jili. Siapa tahu pria pendek itu tahu kemana anak tirinya pergi.

💚💚❤❤

Wang Yibo berkendara melebihi batas. Terlalu percaya diri memiliki nyawa lebih dari sepuluh. Jika lupa, dia adalah bison, jika kata Zhan. Maka dari itu mau mobilnya kecelakaan berkali-kali Yibo akan tetap selamat.

Pegangan setir digenggam erat, mengyalurkan rasa sesak di dadanya. Tetesan air mata sudah mengaliri pipinya.

Ckiitt

Kampas rem terdengar karena kecepatan mobil yang tinggi mendadak berhenti. Yibo keluar dari mobil. Berjalan ke sebuah tempat yang waktunya dia datang.

Pemakaman

Wang Yibo duduk di samping makam ibunya. Tertulis nama sang ibu yang sudah tiada dua tahun lalu.

Memang baru terjadi, itu mengapa Yibo sangat sulit menerima keadaan. Terlebih ibunya dikhianati.

Hari ini tanggal 20 Desember, tanggal kematian sang ibu.

"Ibu."

Tes

"Bu, maafkan Wang Yi belum bisa memaafkan pria bajingan itu." Yibo menyentuh figura ayahnya. Sebaket bunga ditaruh di makam sang ibu.

"Yibo bawakan bunga kesukaan Ibu. Maaf baru bisa datang. Oh ya.. Yibo.. Yibo malu."

Anak itu meremas nisan ibunya, "Malu karena menyukai seseorang."

"Kapan-kapan Yibo akan membawanya kepada ibu. Ibu yang tenang disana. Lihat Yibo nanti ya bu. Sampai jumpa."

Baru Yibo berdiri, dia berpapasan dengan orang yang sangat Yibo benci dari ubun-ubun hingga tumit. Pria itu datang dengan bunga yang sama dengan apa yang dia bawa untuk ibunya.

Kebencian Wanv Yibo semakin membeludak karena beraninya pria itu datang ke makam ibunya.

"Apa yang kau lakukan disini, bajingan!" Yibo sedang tidak ingin berbaik hati.

/END/ My BABY Wang (Yizhan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang