Hujan sudah mulai reda, tinggal tersisa rintik-rintik halus karena tetesan air jatuh dari daun. Sepasang mata cantik itu melihat ke atas. Ia melihat mendung dibalik rentangn jari-jari tangannya.
"Kurasa aku bisa pulang sekarang." ujarnya.
Xiao Zhan menenteng tas slempangnya. Hujan sudah pergi beberapa waktu lalu..
Ia mulai menapakan kakinya menyusuri halaman mansion Wang. Bagian dalam bibirnya digigit, ia sedang berpikir keras tentang sikapnya pada Wang Yibo.
"Hah." lagi-lagi hanya menghela napas. Kemudian ia melanjutkan jalannya keluar dari gerbang.
Sementara bayangan di balik gorden lantai dua, Wang Yibo datar memandang pemuda manis itu. Ia melihat pemuda itu keluar dari rumahnya. Ekor matanya sedikitpun tidak bergerak memandang tubuh yang mulai menghilang.
Wang Yibo mendecih, kenapa ia merasa kecewa ketika Xiao Zhan membela orang tua itu. Xiao Zhan sama sekali tidak mengerti perasaannya.
Tidak peduli, Yibo masa bodoh dengan mereka. Jika memang Zhan kuat dengan kelakuannya, maka Yibo tidak harus mengusirnya. Anehnya, Yibo tidak merasa terganggu dengan adanya Zhan. Padahal mereka sering cekcok.
Yibo duduk di tepi ranjang. Tangannya bergerak menarik laci nakasnya, terdapat foto yang terbingkai manis disana. Gambar seorang wanita cantik. Senyumnya indah menghiasi wajahnya. Wanita itu sedang menggendong bayi gembul dan botak.
"Eomma" Yibo merabanya. Ia rindu ibunya.
Tes
Menangis tapi tidak bersuara. Ia tidak mau ibunya mendengarnya menangis. Nasehat ibunya selalu diingat. Jangan menangis.
Tapi Wang Yibo juga manusia, ia berhak menangis. Menangis bukan sebuah kesalahan dan dosa. Seharusnya ayahnya yang berdosa.
"Eomma, Yibo merindukanmu." Wang Yibo kembali tidur dengan memeluk ibunya.
Besok Yibo berharap akan merasa lebih baik. Kembali membenci ayah dan pria menjijikan itu.
Sampai kapanpun ia tidak akan menerima mereka. Jika tiba nanti, Yibo akan keluar dari rumah penuh siksaan batin ini.
💚❤
Zhan membuka pintu rumah sederhananya. Ia pulang cepat karena tetangganya memberitahunya, jika ibunya sedang tidak enak badan. Sebelumnya Zhan mampir ke toko obat. Ia menebus obat dari resep dokter.
"Maa, Zhan Pulaang" serunya sambil menutup pintu.
Terdengar batuk di dapur. Zhan berpikir ibunya di sana. Setelah ia menghampiri suara, ternyata ibunya memang disana.
"Ma"
"Zh-zhan. Maaf Mama tidak mendengarmu."
Zhan mengerti ibunya hanya tidak ingin ia khawatir. Zhan tersenyum manis, mencoba menyembunyikan rasa takutnya.
Takut jika ibunya diambil yang maha kuasa.
"Mama sedang apa?"
"Ini.. Mama mau memasak tumis terong dan daging ayam."
"Waahh. Perut Zhan jadi lapar lagi."
Sang wanita terkekeh, ia tahu anaknya hobby makan. Kemanapun pasti makanan yang ada di pikirannya. Zhan, anaknya, tidak bisa dipisahkan dari makanan seperti ayahnya.
"Ma!"
"Ya?"
"Ih kenapa diam?? Sudah matang?"
"Eh?" Mamanya memandang wajan, ternyata harum. Berarti masakannya sudah selesai. "Sudah Zhan."
KAMU SEDANG MEMBACA
/END/ My BABY Wang (Yizhan)
De TodoDisuruh mengasuh anak brandalan. Persiapkan mentalmu anak muda. TOP WANG YIBO BOTT XIAO ZHAN Yizhan 💚❤💛 Bjyx Mikokuroni SAMA SEPERTI SEBELUMNYA. INI FF MURNI DARI OTAK SENGKLEK GUA SAMA DAYANG OTOR! CAMKAN ITU