16. Tertidur

2.7K 332 63
                                    

Sudah dua minggu lebih, entah berapa lebihnya. Xiao Zan tidak menghitungnya yang dia tahu Wang Yibo sudah tidak datang lagi merusuh. Itu membuat Zhan jengkel.

Kadang dia teledor menulis pesanan membuat Zhan harus dimarahi. Ya ini salahnya juga melamun ketika bekerja. Seharusnya dia profesional dengan mengesampingkan urusan pribadinya.

Sampai jam istirahat sudah tiba. Xiao Zhan melamun di meja belakang tempat biasanya dibuat para pegawai berkumpul untuk istirahat. Kali ini hanya dia disana.

Nasi yang dia bungkus dari rumah hanya diaduk. Pandangannya mengarah ke ikan di dalam akuarium bundar. Ikan itu terus berenang meski sendiri.

Kenapa dia ingin sekali bertemu Wang Yibo? Bukanya ini yang diinginkannya? Terakhir kali dia bertemu Yibo ketika di depan rumahnya. Saat itu Yibo membawa bunga. Sialan Zhan bukannya tidak menyukainya. Hanya saja karena saking senangnya dia sampai over. Dia malah meminta Yibo membelikan rumah juga memberinya kartu hitam supaya dia hanya bisa mengayunkan kakinya dan uang datang sendiri.

"Hah!" Zhan menghela napasnya. Apa karena dia terlihat ingin menguras harta Yibo ya maka dari itu anak konglomerat sekaya di tiongkok itu tidak lagi datang menemuinya. Kan, dia bingung.

Acara melamunnya berlanjut sampai ke jalanan trotoar. Banyak orang berlalu lalang menenteng bawaanya. Zhan hanya memakai tas selempang hitam di belakang dengan jaket disampirkan di tasnya.

Zhan memilih duduk di halte. Udara tiba-tiba menjadi sangat dingin. Mendung mulai berdatangan. Pantas saja sejak siang dia kepanasan di dalam kafe. Ditambah ada dapur yang panas.

Jaket di tasnya segera dikenakan. Namun hujan mendadak turun. Tidak ada kendaraan yang lewat. Mau tidak mau dia menunggu hujan reda atau memilih opsi kedua yaitu berjalan di bawah hujan.

"Ya tuhan. Dingin" Zhan mengusap kedua tangannya lalu ditiup lagi diletakan di pipinya.

Hidungnya sekarang memerah. Pasti dia sakit besoknya.

"Ge!"

Deg

Xiao Zhan mendengar ada yang memanggil. Ketika itu dia melihat Yibo dengan payungnya mengitari mobil. Pemuda itu menghampiri Zhan. Kali ini Yibo berbaju santai dengan jaket jumpsuitnya berwarba krem dan celana jeans grey.

"Kau? Kenapa kau kemari?" Zhan berdiri.

Wang Yibo mengembangkan senyumnya, sialan. Senyuman Wang Yibo sangat mahal. Xiao Zhan salah tingkah karena melihatnya. Jarang bukan Wang Yibo bisa melebarkan bibirnya.

"Seharusnya aku yang bertanya. Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku menunggu bus datang."

"Masuk saja ke mobilku."
Tutur Yibo. Pemuda itu masih memegang payung.

Jika dipikir Zhan juga tidak mau berlama-lama di halte. Udaranya sangat dingin. Zhan ingin cepat-cepat pulang. Hilangkan gengsi dan segera masuk ke mobil. Xiao Zhan memutuskan untuk menerima tawaran Yibo.

"Silahkan" Yibo membuka pintu mobil.

Xiao Zhan masuk ke dalam. Setelah itu dia melihat Yibo berjalan di depan mobil. Setelah itu ikut masuk di belakang kemudi. Mobil Toyota Van itu melaju berkecepatan sedang karena hujan lebat. Zhan melirik Yibo yang terlihat serius menyetir.

Dalam hatinya ingin bertanya kenapa Yibo tidak datang menemuinya. Janjinya membeli es krim sampai sekarang belum diberi. Jangan-jangan Yibo bangkrut?

Zhan menarik matanya lalu melihat jendela. Yibo yang fokus pada jalan tidak sengaja menyenggol tangan Zhan di samping stang gigi.

/END/ My BABY Wang (Yizhan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang