[End] Bab 17. Ai

3K 291 48
                                    

Keheningan terjadi diantara mereka selama kurang lebih satu jam di depan televisi. Xiao Zhan yang biasanya heboh melihat kartun kuning di layar, kini hanya diam memerhatikan televisi dengan memggigit remotnya.

Tidak ada yang dilakukan Wang Yibo kecuali merasa bosan melihat si kuning. Alhasil dia membuka ponselnya untuk melihat pekerjaannya.

Xiao Zhan melirik pemuda itu yang sejak tadi menghembuskan nafas kasarnya. Karena sangat membosankan Xiao Zhan berinisiatif untuk menanyakan basa-basi.
"Grem, Oh ya, tadi kenapa kau bisa tahu aku di halte?"

Wang Yibo yang sibuk pun menaruh ponselnya di kursi dan memerhatikan Xiao Zhan.
"Aku tidak tahu. Sejujurnya sedang ingin bertemu seseorang tapi melihatmu disana aku berhenti"

"sialan. Jadi bukan karena mencariku" batinnya

Sebenarnya kecewa, tapi Xiao Zhan hanya mendengus kemudian menonton lagi. Wang Yibo terdiam karena melihat sepertinya jawaban darinya tidak begitu baik. Dari raut wajah manis itu Wang Yibo bisa menebak jika Xiao Zhan sedang marah.

"Zhan Ge, apa kau ingin jalan-jalan?"
Tawar Yibo, karena dia masih kosong pekerjaannya-atau kabur lebih tepatnya. Jadi Wang Yibo ingin membawa Zhan pergi menikmati malam.

"Kau mengajakku?"

"Ya. Jika kau mau" jawab Yibo.

Ini kesempatan emas untuk memeras dompet pemuda itu. Lagi pula jika diperaspun tidak akan habis. Xiao Zhan bisa meminta toko eskrim sendiri nanti. Hahahaha. Untuk mulai sekarang harus pintar memanfaatkan kesempatan. Dan ini kesempatan Zhan untuk berinvestasi-dengan cara memeras si keras kepala ini.

Tidak disangka terbitlah senyuman liciknya. Wang Yibo menaikan alisnya karena memerhatikan sikap Zhan yang aneh. Seperti sibuk sendiri dengan dunianya.

"Zhan Ge?"

"Bagaimana?" Zhan bertanya untuk memastikan.

"Kau ingin jalan-jalan? Aku biasa melihat pedagang di pinggir jalan"

Xiao Zhan berdiri dengan cepat. Lalu menunjuk Yibo dengan remot. "Tetap disini. 10 menit lagi aku kembali."
Xiao Zhan melenggang begitu saja. Beberapa detik dia kembali lalu menyerahkan remotnya di tangan Yibo.

"Awas jika kau ganti"
Ancam Zhan.

Wang Yibo mengerjapkan matanya. Xiao Zhan tampak manis di depannya. Jadi Wang Yibo kembali tersenyum hampir tertawa. Kelakuan Xiao Zhan mirip dengan anak kecil.

"Nak Yibo?"

"Eh. Bibi."

"Mama, panggil aku mama" Tegas Vicky lagi seraya tersenyum.

"Ma, aku-"

"Mama mendengarnya. Ajak saja dia jalan-jalan. Dia selalu di rumah setelah bekerja. Mama merasa menjadi bebannya."

Betapa suntuknya jika terus di rumah. Wang Yibo yang terbiasa sendiri saja sangat suntuk apalagi Xiao Zhan yang biasa ramai harus kesepian. Tapi minimal ada ibunya. Tetap saja, waktu remaja Zhan digunakan untuk bekerja. Wang Yibo mengangguk di depan Vicky.

"Aku akan membawanya berjalan-jalan"

"Hei? Apa yang kalian bicarakan?" Xiao Zhan datang sudah berpakaian rapi. Hoodie putih dan jeans hitam dan sepasang sepatu snikers usang. Meski sangat tidak layak di mata Yibo dia melihat Zhan masih manusia yang manis.

"Mama ingin menitip sesuatu pada Yibo, karena kudengar kalian ingin pergi keluar."

"Mama, kenapa tidak menitipkan padaku?" Zhan tidak terima.

"Karena kau masih di kamar Zhan. Kenapa memangnya, toh kalian pergi bersama"

"Ya sudah ayo pergi cepat-cepat" tutur Zhan dengan menarik tangan Yibo.

/END/ My BABY Wang (Yizhan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang