"Aksa mana dah lama bener tu anak." Ujar Nathan, saat ini the Casanova sedang berada di markas mereka, setelah aksi saling kejar mengejar dengan pak Tino guru BK mereka, akhirnya mereka memutuskan membolos di markas mereka yang terletak tidak jauh dari sekolah mereka.
"Mana gue tau jangan-jangan?" Mereka Saling pandang satu sama lain.
"ANJING JANGAN SAMPEK SI AKSA KETANGKEP PAK TINO." Ucap gara, menyambar kunci motornya dan memakai jaket kulitnya yang berlambang kupu-kupu dan bertulisan the casanova.
"Woi tan buru anjing cari noh temen Lo, gue ogah kalok Aksa Sampek kena hukuman terus kita yang Kena imbasnya." Ujar gara dengan panik dan nathan yang melihat itu sontak menarik tangan sahabatnya itu agar duduk.
"yaelah Lo santai aja, si aksa gak bakal kena percaya dah sama gue."
"Tap--"
sebelum menyelesaikan ucapannya Nathan memasukan sebuah kacang pada mulut gara yang mengakibatkan perkataan gara terpotong.
"Anjing Lo awas kalok Sampek si Aksa kena terus kita yang Kena imbasnya gue bilang Lo yang gak mau nolong dia!" Berjalan meninggalkan Nathan sambil mengacungkan jari tengahnya. Ketika ingin membuka pintu utama markas Casanova tiba-tiba Valdi dan Aksa berdiri didepan pintu dengan Aksa yang terdapat memar di pipinya, sontak gara menghampiri Aksa dan valdi.
"Woi Lo kenape." Memutar-mutar tubuh Aksa yang membuatnya menatap gara dengan datar, gara merangkul pundak Aksa dan tendangan pada pantat miliknya cukup membuatnya terkejut.
"ADUHH MONYET PANTAT GUE." Gara Menatap sang pelaku yang memasang wajah tanpa dosanya.
"BANGSAT GUE NANYAK KE AKSA KENAPA LO MUKUL GUE." Ujarnya sambil menoyor kepala valdi, Valdi hanya mengangkat bahunya acuh dan melenggang masuk ke dalam meninggalkan Aksa, gara dan Nathan . Melihat keadaan pencinta wanita kelas kakap dan pencinta wanita yang sudah insyaf membuat Nathan dan gara memandang dua orang yang sudah berbeda spesies itu dengan tatapan bertanya mereka.
"Woi bos Ilang sudah ketampanan Lo." Ujar gara sambil menoel-noel luka lebam yang ada di pipi Aksa.
"BERANI LO SAMA GUE!?" Mendengar suara tegas milik Aksa membuat gara menghentikan kegiatannya yang menoel-noel pipi Sahabatnya itu.
"Cerita ke kita kenapa pipi Lo bisa memar kayak begitu." Ujar Nathan tetapi matanya tetap tertoreh pada layar Handphonenya. Melirik kearah valdi dan menyenderkan punggungnya pada Sandaran sofa yang ada di markas mereka, Aksa memejamkan matanya dan sebuah senyum terukir dari bibirnya, gara yang melihat itu menatap aneh kearah Aksa.
"Dia gak sengaja nabrak cewek terus dapet tamparan dari cewek itu." Ujar Valdi yang mampu membuat gara tersedak air minumnya sendiri.
"ANJING." Ujar gara sambil menepuk-nepuk dadanya.
"bangsat, beneran lo." Ujar Nathan sambil tertawa. "Anjing gar, Aksa di tampar cewek, udah gitu Sampek memar gitu anjing perut gue sakit banget." Sambung Nathan sambil Mengusap ujung matanya yang berair.
"Udah tan Lo gak liat tuh mukanya si pencinta wanita kelas kakap." Ujar gara sambil menunjuk Aksa yang mukanya terlihat memerah.
"BERANI LO SAMA GUE!" Menarik kerah baju Nathan yang mampu membuat Nathan langsung mengangkat tangannya di atas.
"Ampun suhu," Menghempaskan tubuh Nathan ke sofa dan menatap tajam kearah sahabat-sahabatnya. Aksa Mengacak rambutnya dengan frustasi.
"CARI TAU SIAPA CEWEK ITU!!" Menatap satu persatu sahabatnya dengan tatapan matanya yang tajamnya. "Dia harus jadi milik gue." Sambung Aksa dengan smirk di bibirnya, Valdi, gara dan Nathan yang mendengar penuturan Aksa hanya menggelengkan kepala mereka dengan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Insyaf [ On Going ]
Teen FictionSedang di revisi! Kisah ini Menceritakan tentang inti casanova seorang pecinta wanita yang selalu memainkan sebuah perasaan. Ketika mereka mulai serius dengan satu perempuan permasalahan mulai melanda Kisah cinta mereka. Kesalahpahaman yang terjadi...