Aksa dan Vania kini telah berbaikan dan benar-benar bersikap bahwa tidak terjadi sesuatu di antara mereka. Laki-laki itu memutuskan untuk mengajak vania ke markas casanova untuk membantunya membereskan barang-barangnya mereka bisa melihat banyaknya anak-anak Casanova yang sedang berkumpul, ada yang memainkan gitar dan bernyanyi, ada yang bermain kartu uno dan bermain game di ponsel mereka. Aksa sangat suka pemandangan seperti ini, semenjak dirinya memilih untuk pergi dari kediaman aldeguer papanya Aryan sama sekali tidak mencarinya maupun menelponnya untuk sekedar menanyakan kabarnya bahkan saat dirinya dirumah sakit aryan benar-benar tidak datang untuk mengunjunginya padahal teman-temannya sudah memberitahu pria paruh baya itu, aksa benar-benar kecewa dan ia memutuskan untuk menetap di markas casanova dan ia akan pulang ke rumah mamanya yura.
"Sa kok ngelamun? ngelamunin apa?" Perkataan Vania mampu membuyarkan isi kepalanya, aksa menatap perempuan itu, menolehkan atensinya yang tengah tersenyum kearahnya aksa menatap mata coklat itu dengan teduh sedikit merasa bersalah karena telah merahasiakan sesuatu dari vania.
"Gak ada." Ujar aksa dengan manis, memutuskan untuk membawa Vania ke ruangan inti Casanova aksa berpamitan kepada teman-temannya yang lain, mereka yang melihat Aksa dan vania melempar tatapan satu sama lain dan tersenyum kemudian kembali pada aktivitas mereka.
Saat mereka membuka pintu inti casanova, Aksa dan Vania bisa mendengar suara tv yang menyala, suara music dan teriakan gara yang menggema sepanjang ruangan itu.
"GOBLOK LO NAT, ANJING MALES GUE MABAR SAMA LO LAGI!" Gara terlihat sangat kesal karena ranknya yang selalu turun sedangkan pelaku hanya mengangkat bahunya dengan acuh.
"BANGAT LO UDAH BUAT RANK GUE TURUN BUKANNYA MINTA MAAF MALAH TU MUKA KAYAK KAGAK ADA DOSANYA, ISTIGHFAR NAT UMUR LO KAGAK ADA YANG TAU," Nathan yang sedang minum kopi saat mendengar perkataan gara tak sengaja menyemburkan kopinya kearah gara sebelum terjadi keributan lagi Valdi yang berada di belakang mereka berjalan kearah mereka untuk memisahkan Nathan dan gara.
"Lo berdua ribut sekali lagi gue depak lo berdua dari Casanova," menatap satu persatu teman-temannya sedangkan Nathan dan gara menelan saliva mereka dengan susah payah karena valdi yang memandang mereka dengan tajam.
"Valdi kenapa?" Ucap gara kepada Nathan dengan berbisik.
"Mana gue tau meira kali." Ucap Nathan menerka-nerka.
"Yaelah Val santai aja kali," merangkul pundak wakil casanova itu, gara membawa sahabatnya pada Salah satu sofa Yang terletak di ruangan inti casanova.
"Santai bro." Ucap gara saat melihat raut wajah valdi Yang masam membuat laki-laki pirang itu menarik sudut bibir valdi agar tersenyum.
"Gini dong, cakep." Ucap gara Yang mampu membuat Nathan mendaratkan geplakan pada lengan miliknya.
"Mending lo diem aja deh gar, valdi Kalok badmood Kita nafas aja Salah." Ucap Nathan sambil berbisik agar valdi tidak mendengar perkataannya, atensi mereka bertiga teralihkan saat mendengar suara gitar milik aksa, tepat pada balkon ruangan inti mereka aksa duduk pada Salah satu kursi kayu dengan seorang perempuan di sebelahnya.
"Gak bisa berkata-kata sih gue." Ucap Nathan dengan pandangan Yang tidak teralihkan dari aksa dan vania gara Yang mendengar itu mengganggukan kepalanya pertanda setuju dengan apa Yang dikatakan oleh Nathan.
"Meira," tiba-tiba bayangan antara dirinya dan meira memenuhi pikirannya disaat masa-masa mereka masih bersama.
Do you get dejavu? Iya dejavu setiap orang pasti pernah merasakannya entah itu tempat, parfum, jalanan, makanan, lagu itu semua adalah hal-hal kecil penyebab terjadinya dejavu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Insyaf [ On Going ]
Roman pour AdolescentsSedang di revisi! Kisah ini Menceritakan tentang inti casanova seorang pecinta wanita yang selalu memainkan sebuah perasaan. Ketika mereka mulai serius dengan satu perempuan permasalahan mulai melanda Kisah cinta mereka. Kesalahpahaman yang terjadi...