bab 13

644 37 17
                                    

Asik dengan drakornya notifikasi yang berasal dari handphone miliknya tidak mengganggu sama sekali kegiatan Vania yang sedang menonton sebuah drama Korea, hingga ketukan pada pintu kamarnya harus membuatnya beranjak dari singgasana miliknya.

"Sayang buka pintunya zhelda ada di bawah." Ujar Melati kepada sang putri.

"Zhelda?, Ngapain dia subuh-subuh gini ke rumah gue." Batinnya ketika melihat jam dinding miliknya yang menunjuknya pukul 02.00 dini hari.

Saat menuruni tangga Vania sangat terkejut mengetahui bahwa Nathan, gara, Valdi serta beberapa anggota Casanova berada di rumahnya, gara yang melihat kehadiran Vania mengucek matanya berharap apa yang dilihatnya hanya halusinasi, saat menyadari itu gara memeluk zhelda yang ada di sebelahnya, Melihat raut sedih pada wajah teman-temannya membuat Vania bingung.

"K-kalian kenapa?" Ujarnya dengan heran menatap satu persatu dari teman-temannya itu, zhelda menatap Vania dengan sendu.

"A-aksa Van, d-dia masuk rumah sakit." Ujar Nathan dengan tercekat, nathan dan valdi membalikkan badannya ketika Vania ambruk dalam pelukan sang papa.

"A-aksa?, Kok bisa?" Ujar Vania dengan rasa tak percayanya, gara menarik nafasnya sebelum mengatakan sebuah fakta yang menyakitkan.

"Dia ketusuk Van, waktu denger Lo di culik." Perkataan gara seakan-akan membuat Vania merasakan tubuhnya benar-benar lemas seperti jelly dan perempuan itu menangis dengan histeris di pelukan sang papa.

"GAK, GAK, PASTI KALIAN BOHONG IYA KAN?" Ujar Vania menghampiri zhelda yang sedang memeluk gara, Vania menggelengkan kepalanya seakan-akan meminta kepada zhelda untuk berkata ini adalah bohong tetapi gelengan dari sahabatnya itu mampu membuat Vania semakin menangis.

"Gak zhel gak , ini pasti bohong Lo semua pasti ngeprank gue kan?" Ujar Vania sambil menangis dan berusaha bertanya kepada Valdi tetapi wakil casanova itu hanya diam.

"Gue sama Aksa Barusan pergi, dia baru ngajak gue ke pantai" Ujar Vania, mengadahkan kepalanya ke atas Vania menangis menumpahkan segala sesak yang berasal dari hatinya, Vania tak percaya bahwa Aksa seperti ini gara-gara ulahnya.

"INI SALAH GUE, SALAH GUE!!" Ujar Vania dengan histeris, menjambak rambutnya yang mampu membuat melati menatap putri semata wayangnya itu dengan iba Karena tak sanggup dia memilih untuk pergi menuju kamarnya.

"Ayo kita ke rumah sakit." Perkataan mahen membuat Valdi, gara, Nathan dan zhelda memandang pria paruh baya itu, mereka berempat menganggukan kepala mereka dan segera pergi ke rumah sakit dimana Aksa berada, zhelda terus menenangkan Vania yang saat ini sedang menangis dengan histeris, Valdi memandang perempuan itu dengan iba dari spion mobilnya.

"Dia panik Van pas tau kalok Lo diculik." Ujar gara dengan nanar, perkataan gara membuat Vania semakin menangis dan rasa bersalah menyerang hatinya, padahal belum seminggu dia mengenal Aksa tetapi laki-laki itu sudah bersikap seperti ini dan berani mengorbankan dirinya untuk orang asing sepertinya.

"Kenapa Aksa begini, kenapa dia mau ngorbanin hidupnya buat orang asing kayak gue?" Ujar Vania, menutup kedua matanya menggunakan telapak tangannya zhelda yang melihat itu semakin mendekap sahabatnya dengan erat sambil menghapus air mata yang tiba-tiba keluar dari matanya.

"Lo bukan orang asing buat Aksa Van." Batin Valdi.

•••

Playboy Insyaf [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang