Aksa menatap Vania yang berada di sebelahnya, perempuan itu benar-benar sangat cantik dengan dress biru mudanya dan jepitan kupu-kupu yang bertengger manis di rambutnya.
"Fokus, jangan ngeliatin gue." Vania berkata tanpa mengalihkan pandanganya dari handphone miliknya.
"Jangan sok sibuk, gue tau Lo lagi gak chatan sama siapa-siapa." Vania yang mendengar perkataan Aksa menelan Salivanya dengan susah payah vania mengalihkan pandanganya saat mendapati Aksa menatapnya, Aksa yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya dengan senyum yang terukir di bibirnya.
Memarkirkan mobilnya, aksa membukakan pintu untuk vania perlakuan kecil Aksa yang seperti ini mampu membuat jantungnya berdetak dengan kencang, andra pun tidak pernah memperlakukannya seperti ini.
"Ayo Van." Ujar Aksa sambil menggenggam tangan Vania, vania terkejut ketika Aksa tiba-tiba menggenggam tangannya, saat ingin melepas genggaman tangan Aksa laki-laki itu justru semakin mengeratkan genggaman mereka. Aksa dan vania saat ini sedang berada di sebuah restoran yang berada didekat pantai.
"Permisi, atas nama Aksa?" Ujar salah satu pelayan pria kepada Aksa, Aksa menganggukan kepalanya dan menolehkan atensinya kepada vania.
"Iya." Ujar Aksa sambil mengelus punggung tangan Vania, vania menatap Aksa dengan tajam Aksa mengedipkan matanya sebagai respon.
Vania sangat terkejut ketika melihat pemandangan didepannya, dua buah meja didekat pantai serta lampu-lampu yang mengelilinginya, melihat binar bahagia di mata perempuan itu membuat Aksa tersenyum sangat tipis nyaris tak terlihat.
"Sa? Bagus banget." Ujar Vania dengan sumringah berlari ke pinggir pantai Vania tertawa ketika air laut membasahi kakinya, Aksa hanya menatap punggung perempuan itu dalam diam.
Aksa terus memandang Vania dalam diam dan memotret perempuan itu diam-diam tersenyum saat melihat hasil jepretannya. Memutuskan untuk menghampiri Vania Aksa berdiri disebelah gadis itu, suara ombak terdengar menenangkan ditelinganya ditambah lagi dengan gadis disebelahnya ini, ombak dan Vania adalah sumber ketenangannya, dia selalu merasa nyaman berada di sebelah gadis ini, bersama vania segala beban dalam dirinya hilang begitu saja.
"Aksa?" Ujar Vania ketika dirinya mendapati Aksa di sebelahnya, ketika sebuah ombak mendatangi mereka Vania menarik tangan Aksa dan membawanya kedekat ombak itu, hantaman ombak-ombak kecil yang mengenai kaki mereka memunculkan sebuah kebahagiaan yang tersirat dalam diri Aksa ketika dirinya mendengar Vania tertawa.
"Kenapa pantai sa?" Tanya Vania kepada Aksa, Aksa menoleh ke arah gadis itu, Aksa menatap manik mata coklat itu dengan dalam.
"Karena pantai Adalah hal yang indah untuk di abadikan dan pantai bisa menjadi sebuah momen yang berharga bagi orang yang menikmati keindahannya." Ujar Aksa kepada vania,vania yang tidak mengerti ucapan Aksa mengerutkan keningnya dengan bingung.
"Momen seperti apa yang harus di abadikan?" Tanyanya kepada Aksa, mendengar penuturan Vania membuat Kekehan kecil keluar dari mulut ketua casanova itu, Vania menatap Aksa dengan sebuah senyum yang terukir di bibirnya, dia belum pernah merasa seperti ini dan menikmati sebuah momen di pantai bersama seseorang selain orang tuanya, bahkan Andra sekalipun.
Mereka berdua memilih diam, Aksa menatap Vania begitupun sebaliknya, melihat sebuah senyum yang terukir di bibir Vania membuat banyaknya kupu-kupu imajiner berterbangan dalam perutnya, gejolak ini tidak pernah dia rasakan untuk siapapun, atensi mereka teralihkan ketika seorang pelayan memanggil mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Insyaf [ On Going ]
Teen FictionSedang di revisi! Kisah ini Menceritakan tentang inti casanova seorang pecinta wanita yang selalu memainkan sebuah perasaan. Ketika mereka mulai serius dengan satu perempuan permasalahan mulai melanda Kisah cinta mereka. Kesalahpahaman yang terjadi...