bab 8

840 43 11
                                    

Meninggalkan dua orang yang kini sedang berpelukan, Meira pergi dengan segala kekecewaan, mengingat kata-kata yang pernah diucapkan oleh Valdi.

Dia Meira Cantika .

Gue emang pecinta wanita tapi dia Meira Cantika, cuma dia yang gue cinta.

dan pencinta wanita ini takluk sama perempuan yang bernama Meira Cantika.

Bohong jika dirinya tidak terbawa perasaan ketika Valdi berkata seperti itu, bohong jika dirinya tidak merasakan apa-apa, tetapi Valdi selalu memainkan emosi dan perasaannya.

"Kenapa disaat gue udah mulai percaya lagi lo malah bersikap kayak begini val, emang bener cowok brengsek gak akan pernah berubah sekalinya brengsek tetep brengsek." Ujar meira kepada dirinya sendiri sambil berjalan menuju dimana kelasnya berada tetapi ketika dirinya ingin memasuki kelasnya langkahnya terhenti karena ada seseorang yang memegang pergelangan tangannya.

"M-mei. Gue bisa jelasin semuanya." Meira yang mendengar suara yang sepertinya dirinya kenali memejamkan matanya menahan segala kekecewaan yang berasal dari hatinya, dengan emosi Meira menghempaskan tangan Valdi yang memegang pergelangan tangannya.

•••

Melihat seperti adanya seseorang dibelakangnya Valdi sontak melepaskan pelukan keyna dan berlari mengejar seseorang yang dikenalinya, Valdi mengacak rambutnya dengan frustasi ketika mengetahui bahwa Meira berada di belakangnya dan yang pasti telah mendengarkan semua apa yang dikatakannya kepada keyna, Valdi yakin Meira tidak sepenuhnya mendengarkan semuanya.

"Meira, percaya sama gue, gue mohon." Ujarnya kepada dirinya sendiri, valdi terus mengucapkan kata maaf dalam hatinya dan berharap Meira mau mendengarkannya. Melihat Meira yang akan memasuki kelasnya Valdi sontak memegang pergelangan tangan perempuan itu tetapi Meira menghempaskan tangannya dengan kasar dan valdi bisa melihat raut kecewa pada wajah mantan kekasihnya itu, pandangan itu membuat dirinya mati dengan perlahan, dia benci ketika melihat wajah Meira yang seperti itu tetapi dirinya paham itu semua karena ulahnya, lagi dan lagi dirinya harus melihat raut kecewa pada wajah milik meira.

"MAU JELASIN APA HAH?!" Ujar Meira dengan sedikit emosi. "LO UDAH PUAS?, KENAPA LO SELALU MAININ EMOSI SAMA PERASAAN GUE VAL?!" Sambung Meira sambil menatap Valdi dengan penuh kekecewaan.

"G-gue." Kenapa susah sekali rasanya ingin menjelaskan kepada Meira bahwa dirinya hanya menyayangi keyna hanya sebagai seorang teman.

"KENAPA VAL KENAPA???!!, APA SELAMA INI LO CUMA BERCANDA SOAL PERASAAN GUE?, OH GUE LUPA KALOK LO ITU BRENGSEK DAN GUE LUPA KALOK LO GAK PERNAH SERIUS SAMA YANG NAMANYA PERASAAN TERMASUK PERASAAN GUE SENDIRI LO GAK PERNAH PERDULI VAL!" Ujar meira dengan emosi dan dia terkekeh saat mengingat semua apa yang terjadi antara dia dan valdi, tanpa sadar Meira telah menangis dan penyebabnya adalah orang yang dirinya sayangi. Valdi yang melihat Meira menangis mengepalkan tangannya dan merutuki segala kebodohannya.

"mei Lo salah paham, Lo dengerin gue dulu." Ujar Valdi berusaha mengambil tangan Meira untuk di genggamannya tetapi Meira menghempaskan tangan Valdi yang menggenggam tangannya.

"Udah val jangan seolah-olah Lo bersikap menginginkan gue tapi disatu sisi Lo menginginkan perempuan lain." Ujar meira meninggalkan valdi yang terdiam membisu.

"Bangsat." Ujar Valdi memukul tembok yang ada di samping kelas Meira sehingga murid-murid SMA 1 lintang tenggara yang sedang melintas menoleh kearah wakil casanova tersebut.

•••

Vania Sangat risih dengan Aksa yang berkeliaran di sekitarnya, ketua Casanova itu selalu membututinya kemanapun dia pergi sehingga membuat seluruh siswa siswi yang melihat mereka berbisik-bisik.

Playboy Insyaf [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang