3. kondangan

180 111 43
                                    

"Woi woi woii" teriak Gavin histeris, cowok itu berlari kearah teman-temannya yang berada di kantin.

"Teteh mau nikah woi, gua liat postingan instagramnya teteh" ucap Gavin ngos-ngosan kepada temannya dengan girang membuat Varo hampir tersedak air yang dia minum.

"Anjir beneran Vin??" Tanya Varo frustasi, bagaimana tidak, selama ini Varo menyukai teteh secara diam-diam maka dari itu dia selalu menggombali teteh ketika sedang berada di kantin. Katanya teteh cantik mirip artis thailand dan umurnya pun masih terbilang muda.

"ya iyalah lo kira gue boong ape
A!" Ucap Gavin membuat cowok itu melotot.

'Tuh mata enak banget buat di colok ye lebar amat'. Ucap Bima sambil cekikikan, membuat Varo menatapnya dengan sinis.

"Serah gue lah, mata, mata gua. Ngapa lo yang sewot." Cibirnya dengan kesal.

Sementara Rian sang ketua geng mereka hanya sibuk dengan ponselnya, tidak berkata apa-apa karena memang jika bukan hal penting yang dibicarakan oleh teman-temannya dia juga tidak mau ikut campur. Alias mager.

"Yan ngomong kek dari tadi maen hp mulu lo, nge stalk ig nya si Clara ya?" Tanya Bima yang memajukan kepalanya beberapa centi kearah Rian untuk melihat kepo apa yang dilihat cowok itu di handphonenya sedari tadi.

"Ga ada" lanjut Rian dengan nada dingin dan spontan mematikan layar ponselnya.

"Terus lo buka apaan tadi?" Tanya Bima kepo terus menerus.

"Kepo banget serah gue, hp hp gue gak usah kepo," sambung Rian, lalu beranjak dari tempat duduknya meninggalkan ketiga curutnya.

Memang benar apa yang di katakan Bima itu benar, Rian sedang melihat-lihat postingan instagram Clara.

"Nih cewek beda banget sama yang aslinya badgirl banget cupu juga kaga" kata Rian dalam hatinya.

Tidak lebih lagi setelah Rian melihat postingan Clara bersama dengan sosok laki-laki yang mengenakan jaket balap, sepertinya itu adalah ketua geng motor.

Semakin lama semakin Rian ingin mengetahui identitas asli gadis cupu itu. "Kenapa nih cewek mirip banget ama seseorang ya? Atau cuma gue yang salah ya, mukanya familiar banget." Monolognya. Lagi, "tapi kayaknya gak mungkin dia deh."

"Kayaknya nih cewek bukan gadis cupu dah, pasti ada yang disembunyiin."

Tidak ada angin tidak ada petir setelah terdiam beberapa detik, Clara berjalan kearah Rian dengan membawa segenggam buku untuk di bawa ke perpus.

Cowok itu refleks lepas dari lamunannya.

"Pagi." Sapa Clara, gadis itu terlihat manis pagi itu membuat siapa saja bisa tergoda olehnya, tapi mungkin hal itu hanya berlaku untuk Rian, Seorang.

"Ya, pagi" balas cowok itu pada Clara yang mengangguk dan memberikan senyum manisnya.

"Mau gua bantu gak bawa bukunya?" Tawar Rian, berharap gadis itu menerima tawarannya, ia ikhlas, sangat ikhlas membantu gadis ambis itu.

"Ehh.. gak usah yan aku bisa sendiri kok ntar malah ngerepotin" jawab Clara lugu.

Entah kenapa gadis itu sangat berbeda hari ini dia sangat cool dengan rambut terurai bukan layaknya seorang gadis cupu, "btw lo beda banget hari ini" ucap Rian refleks mengeluarkan kata itu dari mulutnya.

Oh tidak, kini ketua geng motor itu menjadi jinak oleh gadis berkacamata itu.

"Masa sih, aku tetep sama kayak dulu kok, jangan aneh-aneh"

"Ga Clar, hari ini beda, lo cantik banget, lo harus sering-sering kayak gini" ucap Rian serius, tatapannya pun tidak lepas dari kontak mata gadis itu.

"Gak usah gombal yan, aku b aja kok" jawb Clara maluan.

I LOVE THAT WOMAN {COMPLETED✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang