34. DIA YANG PERGI [END]

22 1 0
                                    

🌷🌷🌷

Pergi bukan berarti meninggalkan segala kenangan yang kita lalui bersama, melainkan  pergi untuk kembali kepada penciptanya.

@theThunderwp

⚘⚘⚘

Pasang surut air mata pun turut menggenangi semua wajah yang mendengar kabar duka tersebut.

   Dengan wajah yang tercengang polos, Bima pun tak karuan menahan tangisnya."Bos, lo beneran pergi? Ninggalin kita semua?."

    "Varo udah ninggalin gua, sahabat gua satu-satunya! Dan lo... lo malah ikutan pergi! Argghh...."kesalnya.

    Sembari menahan isak tangisannya yang begitu pilu, Rian yang selama ini adalah sahabatnya, ketuanya, orang yang selalu menolongnya dalam keadaan apapun kini telah pergi meninggalkan sejuta kenangan dan kebaikan.

     Bima beranjak, pakaiannya acak-acakan, ia meraih kunci motornya lalu bersiap-siap menuju kerumah duka.

    Tujuh menit perjalanan, bendera putih telah terpasang di kediaman keluarga Adnanda. Air matanya tak terbendung lagi, ia mengeluarkan seluruh cairan bening itu terus menerus membasahi pipinya.

     Dera langkah kaki terdengar, Evan, Gavin dan seluruh anggota Thunder lainnya juga datang, mengenang masa masa ketua mereka yang sering kali dibuat emosi dengan kelakuan absurd yang tidak masuk akal.

     Tidak pernah terbayangkan, kata Evan, apakah Thunder berakhir?

     "Gue baru aja dapat berita, kalau terdapat penggerebekan di wilayah club aitama, semua orang di dalamnya ngelakuin transaksi narkoba dan alhasil mereka udah di tangani polisi." Ujar Gavin, ia memberikan sebuah informasi yang mengarah kepada seseorang. " Gita dan Arnold pelaku utama."

     Bima mendongak "yang bener?"

    Gavin mengangguk, " mereka berdua beserta geng antrax udah ditangani polisi, sekarang kita udah tenang dan..." Gavin menjeda ucapannya, ia menghela napas panjang dengan ekspresi sendu yang terukir di wajahnya.

     "Kita udah tenang tanpa adanya gangguan" Gavin tersenyum. "Sekarang kita udah kehilangan ketua kita, pelindung kita juga, sekarang Thunder gimana?"

     Evan menggeleng, "kita terusin Thunder jangan biarin geng kita bubar." Ucapnya. "Sekarang kita bantu orang-orang dulu buat pemakaman."

     Seluruh anggota Thunder turut berduka cita atas kepergian ketua mereka, terlebih lagi dengan Clara yang menjabat sebagai kekasih Adrian Adnanda putra telah pergi meninggalkannya untuk selamanya. Kebaikan yang dibuat oleh Rian akan terkenang selamanya, selama-lamanya oleh seluruh manusia baik yang mengenalnya.

     Pernah dengar kalimat, mati satu tumbuh seribu? Ya, sama seperti halnya kebaikan yang di lakukan oleh satu orang, bisa menimbulkan kebaikan juga pada ribuan orang yang mengenalnya. Bukan karena tampangnya sebagai ketua geng yang sangat, tetapi lihatlah dari apa yang dia lakukan, dan ingat, jangan pernah menilai seseorang dari luarnya saja.

****

    "Terima kasih bos, kebaikan Lo selalu dikenang banyak orang." Ucap Bima. Ia termenung menatap batu nisan yang bertuliskan nama Adrian Adnanda putra itu. "semoga Lo bahagia disana."

    
     "Kita udah kehilangan sekarang, tapi apa mesti kita kehilangan geng kita yang udah kita anggap sebagai keluarga? Nggak kan?" Tambah Roy, ia tersenyum hangat sembari merangkul pundak teman-temannya. "gak ada yang boleh bubar, gue dan generasi selanjutnya masih ada."

     Mereka tersenyum dan saling merangkul, kesedihan, pilu dan rasa kehilangan sangatlah berat bagi mereka semua, mereka menatap nisan didepan yang tertulis nama orang yang mereka hormati dan anggap sebagai keluarga. Air mata mengalir membasahi pipi, sendu lah yang di rasakan geng Thunder saat ini. Kehilangan ketua dan pelindung perisai.

      Terima kasih Adrian Adnanda Putra dan Alvaro Anggara, kalian dua orang hebat yang selalu kami kenang dalam cerita ini.

End.

I LOVE THAT WOMAN {COMPLETED✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang