20.birthday!

63 47 43
                                    

"Hwaa woi rapiin sono nye biar keren cuy", ujar Bima pada Gavin yang sedang mengemas beberapa barang untuk acara ulang tahun Rian.

"Sewot amat sih lo anjg, bantuin sini biar kelar lagian yang lain kemana sih? Masa kita berdua doang", sarkas Gavin dengan kesal.

"Ya mana gua tau, dah dah selesaiin cepet", lanjut Bima.

Belum siap menyelesaikan beberapa dekorasi untuk acara birthday party untuk Rian, terdengar suara sorakan ramai dari luar markas, yakni suara para anggota thunder Roy, Evan,Varo, Yuda, Dirga, Adward, Dika, Vio, Clara, Nesa dan jga Veny.

"Assalamualaikum", ujar Evan seraya memasuki markas tidak lupa dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.

"Waalaikumsalam, nah dateng juga lo pada sini bantuin, nih dekorasinya tinggal dikit.

"Its oky sekarang nih tempat harus bagus dan aestetick karena nih acara buat leader kita bray", sarkas Roy dengan girang.

"Yaudah atur atur sana gih".

Setelah beberapa lama mengatur dan mendekor ruangan birthday part untuk leader mereka, salah satu gadis yang sedang menaiki tangga yakni ingin memasang lampu kelap kelip di tiang bercorak silver tersebut pun terjatuh hingga semua mata tertuju padanya, namun untung saja Bima yang kebetulan berdekatan di tangga itu dengan sigapnya merangkul gadis itu.

"Ven, lo gak papa kan?", tanya Bima.

"A-a, m....m g-gue gak papa Bim", balas Veny dengan gugup.

Tatapan tajam Bima begitu dalam sehingga membuat Jantung Veny berdegup begitu cepat.

"E-e Bim udah ga enak diliatin", sergap Veny seraya berdiri tegak dan melepaskan rangkulan Bima.

"Hmm kenapa, malu?", gurau Bima sambil mengercitkan senyum tipis.

"Woi apa apaan nih, berduaan ama adek gue, pergi ga lo!!", sambar Varo yang sedari menghampiri Veny dan Bima yang berdekatan.

"Iye iye Var santai aja kali', ujar Bima pasrah.

"Iss apaan sih bang Varo ganggu aja deh", batin Veny sedikit kesal.

"Lo juga apaan liatin gue kayak gitu", sinis Varo pada Veny yang melihatnya dengan tatapan memalas.

"Gak". Ujar spontan dari veny yang kemudian kembali menyelesaikan pekerjaannya.

"Woi ven biar gue aja yang naik, lo ga usah pergi lo sana", gumam varo dengan nada spontan kepada Veny.

Tidak lama kemudian semua dekorasi di tempat itupun selesai dan tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menghubungi Rian untuk segera datang.

"Akhirnya selesai juga nih, hhdeh cape bat", keluh Varo dengan nada lega.

"Yaudah kali ini kita hubungin si Rian dan gua punya rencana Bima ama Gavin lo pura pura berantem biar gua yang hubungin si Rian pas dia dateng lakuin apa yang gua suruh", saran Evan dengan tegas sambil mulai mengotak atik handphonenya.

"Cepetan woi cepetan ngumpet, Nes kuenya jangan lupa", sergap Evan sambil menunjuk ke arah meja bundar bertatakan cake vanilla dengan baluran cocholate cream.

"Aman van, santai", sambung Nesa.

"Clar, lo yang pegang yah cake nya kan yang ultah ayang lo", ujar Nesa seraya memberikan cake tersebut kepada Clara.

"E-em iya iya", balas Clara dengan gugup dan sedikit spontan tapi batinnya sangat senang dan bahagia.

Brmmmm...
Suara motor pun mulai terdengar dari luar halaman markas menandakan orang yang ditunggu tunggu itu pun sudah datang.

I LOVE THAT WOMAN {COMPLETED✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang