16.pencarian

84 59 25
                                    

     Ke empat anggota ANTRAX pun  langsung melihat keadaan mobil yang di kendarai Evan.

    "Aman, semoga tuh anak mati didalam sana!!", ucap salah satu anggota Antrax seraya bergegas bersama teman temannya agar segera pergi dari tempat itu agar tidak ada warga sekitar yang melihatnya.

    Keadaan Evan dan Raya sangat memprihatinkan, kepala Raya terbentur sangat keras dan mengeluarkan banyak darah di sela sela dahinya, begitu juga dengan Evan yang hanya mengalami cedera di bagian kakinya.

                                     ●

    Keesokannya pun warga yang tinggal di sekitar hutan layaknya pedesaan itupun berkumpul ramai di lokasi kejadian, dan beberapa warga pun mulai mencari kedua korban yang ada di dalam mobil tersebut.

   "Aduhh, ini mobilnya ke kunci pak, gak bisa kebuka malah keras banget lagi",.

    "Ya sudah, kita paksa buka pintunya, dari pada nanti korban di dalam tidak selamat".

    "Kita pecahin saja kaca mobilnya", sambung dari warga tersebut.

    "Iya iya".

    Dan brkkkk.....

    Suara serpihan kaca dari mobil Evan pun sudah retak dan para warga pun berusaha untuk membuka mobil tersebut dan menyelamatkan mereka.

   "Pak pak bantuin, ini ada dua orang di dalam", sorak salah satu warga yang berhasil membuka pintu mobil tersebut.

    "Astgfirullah, ayo ayo keluarin, kita bawa kerumah sakit".

    Setelah mengeluarkan Raya dan Evan dari mobil tersebut, salah satu warga yang bernama pak regi pun menelfon beberapa petugas dari rumah sakit terdekat di desa itu untuk menampung korban, dan alhasil nya pun petugas itu siap segera datang kelokasi kejadian.

    Tidak lama kemudian, suara sirine ambulance mulai terdengar memasuki kawasan tersebut.

    "Ayo pak cepat cepat!!".

    "Baik bapak ibu, sebelumnya ada yang mengenali identitas dari kedua korban?" Tanya salah satu petugas rumah sakit.

    "Maaf pak dokter kita sama sekali tidak mengenali identitas mereka, namun mereka adalah korban kecelakaan semalam". Jawab pak Regi dengan nada spontan.

    "Yasudah pak, bu, terima kasih atas infonya kami akan segera membawa korban kerumah sakit".

    "Iya pak".

     Selang beberapa waktu kedepan  Evan dan Raya pun segera di larikan ke rumah sakit.

    Apa kah mungkin mereka selamat? Atau mungkin kembali ke pangkuan tuhan?

                                       

    "Pagi eperybody", sarkas Bima ketika memasuki kelasnya dengan happy.

    "Hm pagi", balas Gavin dengan nada lesu.

    "Kenapa lo, lesu banget hhh, nyariin Vio ye, yailah bro lo beda sekolah ama dia", gurau Bima.

    "Apaan ajg gua kaga nyariin dia, gua lagi nyari si Evan dari tadi kaga muncul diaa, si Raya juga biasanya paling cepet dateng dia kalau pagi", ucap Gavin.

    "Iya ye, tuh anak berdua kemana aja semalem, jangan jangan-" belum usai menyelesaikan omongannya Gavin dengan sigap menutup mulut mungil milik Bima.

   "Gak usah ngomong yang ngga ngga  dah, pulang sekolah kita nyariin mereka".

   "Iya iya".

    Beberapa menit bel masuk pun berbunyi dan guru pun tidak lekas datang memasuki kelas, menandakan jamkos di kelas tersebut dengan girangnya para murid berbincang dengan risih didalam kelas, tidak lupa juga dengan menutup pintu kelas agar tidak ada guru lain yang melihat kelakuan mereka.

I LOVE THAT WOMAN {COMPLETED✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang