29. perkara satu jurusan

35 23 15
                                    


    Beberapa hari setelah kegiatan orientasi studi, para mahasiswa baru memasuki ruang dimana mereka memilih jurusan masing masing.

    Rian, Evan, Bima dan Gavin memasuki jurusan kesenian sama hal nya dengan seni musik di universitas itu.

    "Rian..." suara lirih pun samar samar memanggilnya dari belakang.

    "Hey baby, kenapa hmm?" Balasnya dengan nada yang bergairah.

    "Aku, cuma mau nanya, kamu ikut jurusan apa?" Tanya Clara yang kini sudah berada di samping Rian dan menggandeng jarinya dengan erat.

    "Musik" balas Rian dengan nada spontan yang kemudian menatap Clara dengan tatapan yang begitu dalam, "kalau kamu?."

    "Aku ikut kamu aja deh"

    Rian pun kemudian memipikkan wajahnya kearah Clara dengan sedikit mengernyitkan kedua alisnya, "jangan!!" Larangnya kepada gadis disebelahnya.

    Mendengar itu, Clara pun spontan melirik Rian, "loh kenapa?" Tanyanya.
  
    "Ya pokoknya gak boleh, kamu gak liat apa? Gak ada cewek baby yang ada cowok semua ntar lo digodain lagi ama mereka" kini semakin terlihat bahwa sifat posesif Rian terhadap Clara semakin menonjol.

   "Ehem ehem, bucin mulu bang mau masuk kaga nih?" Gurau Bima yang kini mulai usil kepada Rian.

   "Yan, udahan dulu bucinnya ntar kalau udah selesai kegiatan di dalem baru lo bisa bareng lagi ama Clara" campur Evan.

    Rian pun kini menghela nafasnya, "hfffhh, yaudah yaudah kalian masuk aja duluan ntar gua nyusul."

    "Okelah, jan lama lama lu" balas Bima yang kemudian masuk lebih dulu bersama Evan dan Gavin.

    "Clar, lo ikut jurusan lain aja ya bisa kan?, bukannya gua ngelarang lo buat masuk jurusan ini, tapi lo liat sendiri kan, betapa banyaknya jantan jantan di dalam sana" kini Rian pun memberikan saran kepada Clara agar tidak ikut di jurusan yang sama.

    "Yaudah deh aku ikut jurusan yang lain aja, yaudah kamu masuk temen temen kamu udah nunggu tuh" pinta nya.

    "Its okey, maaf ya by" sela nya kini tidak enakan kepada Clara dan segera masuk ke ruang dimana akan dilaksanakan kegiatan jurusan yang Rian ikuti.

     "Posesif banget sih, iss" ujar Clara dengan wajah memalas.

      Tanpa sengaja Clara yang melirik di suatu arah kini tak sengaja melihat Veny dan Vio yang sedang asik berbincang didekat tangga kampus.

      "Eh Vio ama Veny kok ada disini ya?" Batinnya.

      "Yaudah deh aku samperin aja"

      "Veny, Vio" panggil Clara ketika berjalan mendekati kedua gadis itu.

      "Hehe, hai Clar" balas Veny dan Vio bersamaan.

      "Kalian kok ada disini? Bukannya kalian lanjutnya di universitas sebelah ya?" Tanya Clara dengan heran.

      "Hehe iya Clar, sebenarnya kita kesini mau nemenin kamu kita disuruh ama Ri-" belum selesai melanjutkan ucapannya mulut Vio pun di terkam oleh jari mungil Veny.

      "Iss Vi, jangan keceplosan kita kan udah janji ama Rian kalau gak boleh ngasih tau Clara gimana sih!" Gumam Veny pun kini berbisik dan berbalik agar Clara tidak mendengar pembicaraannya bersama Vio.

     "Kalian kenapa? Ada masalah atau" dalih Clara pun kini kebingungan dengan sikap Vio dan Veny seakan seperti menyembunyikan sesuatu darinya.

     "Eh gakpapa kok Clar, kita kesini cuma mau jalan jalan terus cari seblak" ucap Veny kini dengan asal.

I LOVE THAT WOMAN {COMPLETED✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang