🥤23. Opera Sabun

87 29 0
                                    

Kembali mendengar Jovan dengan santai meminta di temani mandi membuat gue langsung teringat betapa hebohnya gue tiga hari lalu Saat pertama kali dengan tidak malunya Jovan meminta hal yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali mendengar Jovan dengan santai meminta di temani mandi membuat gue langsung teringat betapa hebohnya gue tiga hari lalu Saat pertama kali dengan tidak malunya Jovan meminta hal yang sama.





"Ma-mandi?" Ogeb, kenapa gue mendadak cengo? Kan jadi kelihatan banget otak gue udah mikir kemana-mana ini.

"Iya, mandi."

"Yah Te-terus kenapa lo laporan dulu sama gue?" Gue merasa heran  kenapa Jovan musti laporan hal sederhana begitu padahal gue juga ga peduli mau dia mandi atau enggak."

"Bantuin aku buka baju Mel, susah." Ah, gue baru terpikir. Pasti Jovan masih kesulitan yah untuk sekedar membuka baju apalagi mandi.

"Ya-yaudah ayuk. Tapi ini Gimana! Gue malu ih!"

"Normalnya yang harusnya malu itu aku, Mel..."

"Jadi elo ga normal!  Kenapa lo ga malu coba? Gue cewek Bang elu cowok!" anehnya meski mulut terus ngedumel tapi kaki gue tetap mengikuti langkah Jovan menuju kamar mandi

"Seinget aku kita suami istri sih..."
Ujarnya santai membalikan tubuh berdiri menghadap gue.

"Kontrak bang, kontrak!" Gue ingetin lagi tu dengan fakta yang lebih penting.  Jovan cuma tersenyum tipis sambil mengangguk-angguk.

"Gibsnya nanti kena air ga papa?" Ujar gue cemas melihat Jovan tengah kesusahan duduk di atas closet yang tertutup.

"Gapapa."

"Kalau gitu lo ga usah mandi aja bang. Lap-lap badan aja yah..."

"Dengan baju lengkap? Yah tetep harus di buka lah, dek."

"Ah elo tuh manggil gue adek-adek kalo ada maunya doang. Yaudah buruan!"

"Aku mau cuci muka dulu."

"Yaudah cuci muka terus." ujar gue santai membawa keheningan diantara kami yang malah jadi saling terdiam.

"Udah, tunggu apa lagi? cuci muka terus. Gue tungguin, baru entar gue buka bajunya kan?"

"Tangan kanan aku masih sakit, Mel..."

"Tangan kirinyaa kan masih ada!"
Jovan senyum tertahan, dia bangkit menuju wastafel susah payah. Membuka botol sabun muka dengan susah sampai terjatuh segala. Firasat gue bilang sepertinya dia sengaja. Maka sambil memicingkan mata penuh curiga gue mendekati Jovan dan mencoba sabar menuruti keinginannya.

"Yaudah sini gue aja. " Jovan duduk dikursi closet. Menutup mata. Jovan menurut saat gue pun mulai menyabuni wajahnya dengan busa sabun muka pria. Perlahan gue meratakan sabun itu sebelum membilasnya dengan air dari ember.

Begitu handuk selesai menyerap semua air di wajah Jovan kok itu laki jadi begitu... Wajah kinclongnya amat segar di pandang mata. Gue ga menyangka jika wajah baru dicucinya amatlah cocok-able tuk jadi model iklan sabun muka,  Gue aja sampai deg-deg kan melihatnya.

Our Blue Sky : JOVAN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang