Chapter 16-Mencintaimu Dan Mencintainya

665 144 20
                                    

~Happy Reading~

Dalam dunia bawah, para pelayan dibuat wara-wiri oleh ratu yang sedang berbadan dua, hamil anak ketiganya. Aera, wanita ini semakin pemilih dalam hal apapun itu, terutama makanan dan pakaian. 

Para pelayan bergantian masuk membawakan pakaian-pakaian glamor yang sungguh berat bagi saat dibawa. Pakaian glamor dengan warna-warna netral sampai mencolok. 

"Aku ingin warna hitam!" Ia menunjuk gaun hitam yang dibawa oleh salah satu pelayannya. 

"Astaga, Aera! Kau ada pertemuan. Kau tidak diperbolehkan untuk memakai pakaian hitam. Warna itu melambangkan duka."

"Aku tidak peduli. Lagipula Asahi yang menginginkannya." Aera menolak kasar permohonan ibunya untuk memakaikannya gaun selain hitam. Ia mengelus lembut pada perutnya yang mengandung Watanabe Asahi di dalamnya, sudah terhitung lima bulan lamanya. 

"Aera!" Bentak ibu Ratu.

Aera berbalik badan dan keluar dari ruang ganti. Menatap sinis, "baiklah! Aku tidak akan datang! Biar Mitsuo yang menggantikan ku!" Ia berjalan keluar dengan sedikit menghentakkan kakinya. Wajah rupawannya ditekuk. 

Sementara wanita baya itu membantingkan tubuhnya sendiri pada sofa panjang yang ada pada ruangan ganti milik putrinya ini. Ia menghembuskan napas kasarnya, merasa kasihan pada menantunya, Mitsuo. 

"Jadwal suami mu itu sudah sangat padat."



Grep!

"Ibu~" 

Wajah Aera yang semula ditekuk, kini berganti berseri-seri. Kembali bahagia tatkala mendapat pelukan secara tiba-tiba dari putra sulungnya.

"Oh, Yoshi?"

Tangannya mengusap lembut di setiap helai rambut putranya yang sudah menginjak usia anak-anak.

"Duduklah dipangkuan ibu." Kedua pahanya ditepuk pelan.

Merasa diizinkan, putra sulungnya dengan nama Yoshi itu hanya menatapnya, "tapi, Yoshi ingin tidur di paha ibu." pintanya yang mendapat anggukan. 

Yoshi memekik senang dan meletakkan kepalanya di paha kanan Aera.

"Ibu, kapan Asahi muncul?" Setiap kali bertemu dengan Aera, ia selalu mempertanyakan kapan adik bungsunya(?) akan lahir. 

"Empat bulan lagi Yoshi, itu waktu yang singkat."

Yoshi mendengus, "Ah itu masih lama. Asahi akan sangat mirip seperti Yoshi!" 

Aera tertawa kecil, "Dia akan tampan seperti Yoshi dan lucu seperti Mashiho."

"Ibu, ibuuu!" Kali ini berganti si putra kedua Aera, si balita, Mashiho. Tubuhnya yang pendek tampak menggemaskan ketika berlarian.

"Ada apa Mashiho? Jangan berlari nanti terpeleset."

Yoshi menyetujui peringatan ibunya, "benar. Jika terjatuh, kau yang paling kencang menangis!" Yoshi tertawa kencang.

Yang diejek melengkungkan kedua sudut bibirnya ke bawah, "Mashii bulan ana cenen! Mashi ana pintal! Benal bulan, ibu?" Dengan aksen cadel-nya Mashiho meminta duduk di pengakuan Aera yang sedaritadi tersenyum bahagia melihat kedua putranya saling adu mulut.

"Mashi memang bukan anak cengeng. Mashi pintar."

"Tapi cadel. RRRR bukan LLLL!" 

"KAKA OCIII!!" 

"Yoshi, sudah cukup. Jangan ejek adik mu lagi."

Mashiho hampir saja menangis jika balita ini tidak memiliki inisiatif untuk menahannya agar tidak menjadi bahan olokan kakaknya.

A Piece Of Darkness {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang