Chapter 8-Archigós pertama

812 166 35
                                    

~Happy Reading~

"Sebentar, aku akan turun dan ingin mempertanyakan pada kalian semua." Junkyu sedikit melempar Cylia ke tanah agar memudahkan dirinya untuk turun dari bongkahan batu.

"Tegakkan tubuh kalian! Aku bukan dewa." Perintah Junkyu sambil memungut Cylia itu setelah kembali turun.

Junkyu menunggu sampai semuanya menegakkan masing-masing tubuh, "mengapa kalian tunduk padaku?"

"Karena kau adalah Archigós pertama, Junkyu." jawab Jeongwoo yang diangguki beberapa penduduk.

"Archigós?"

"Seseorang yang berhasil mencabut Cylia dari batu tancapannya. Kau orang pertama yang melakukannya!"



Junkyu pulang ke kastil dengan membawa buah tangan. Kedatangan kakinya kemari, selalu mendapat batu sandungan. Namun, kini tak lagi. Para batu sandungan itu membelah memberi jalan saat Junkyu datang. Dipenuhi bisikan-bisikan bersalah atas apa yang mereka perbuat kepada Junkyu selama satu tahun ini.

Tap!

Langkah Junkyu terhenti karena datangnya ayah mertua yang memasang wajah bangga.

"Tidak ku sangka, menantu ku ternyata orang spesial." Pria ini mengulurkan tangannya di depan Junkyu, "silahkan ikut aku--"

Haruto menepisnya dan menahan tangan Junkyu untuk tidak menerima ulurannya.

"Jangan." Peringat Haruto.

Junkyu melepaskan genggaman Haruto, "tidak apa." Junkyu menerima uluran tangan sang ayah.

"Junkyu! Aku suami mu, turuti kata ku." Haruto menatap tajam kepada ayahnya yang balas menatapnya dengan penuh kemenangan.

"Haruto, bisakah kau tinggalkan kamu berdua?"

Haruto mendengus, "jangan berani kau sakiti dia meski sejengkal saja. Sayang, lawan Lytha itu jika dia macam-macam dengan mu."

Intonasi Haruto sengaja ditinggikan, semua orang yang mendengarnya saling tatap, tidak berani berbisik. Melihat reaksi itu, Haruto menyunggingkan senyum.

"Aku akan menunggumu mu di ruang kerja." Kemudian Haruto berbalik meninggalkan lobi.

Junkyu dibawa ke atas, tepat di menara kastil.

"Bagaimana kau bisa mencabutnya? Kau baru saja melahirkan." Tanya ayah mertuanya.

"Awalnya, aku hanya penasaran seberat apa pedang itu. Kata Haruto, Cylia sangat berat, tapi aku berhasil mencabutnya dengan tangan kosong."

"Seorang Archigós adalah pemimpin selain nama dari orang pencabut Cylia. Pemimpin yang menggendong banyak harapan, itulah dirimu."

Junkyu menatap bingung. Sedetik kemudian, pundaknya mendapat tepukan kecil.

"Aenon. Apa kau tahu itu, Junkyu?"

Yang ditanya pasti menggeleng adalah jawabannya. Junkyu mendapatkan sebuah rangkulan, digiring mendekat di pagar menara. Ditunjuklah wilayah kegelapan yang terselimuti oleh kabut.

"Nama dari Klan yang mencoba merebut seluruh wilayah Opacity. Klan dengan anggota yang dipenuhi monster disana."

"Lalu apa yang harus kulakukan?"

"Dengarkan suara harapan dari mereka." Raja menolehkan kepala Junkyu tepat di arah rakyat yang berbondong-bondong menuju bangunan megah ini dengan melantangkan nama Junkyu.

"Yang Mulia, haruskah kami blokade jalan yang menuju ke seluruh gerbang kastil?" Seorang asisten raja secara cekatan datang ke menara.

"Buka semua gerbang. Persilahkan mereka untuk masuk ke halaman. Perlakuan dengan lembut, jangan ada kekerasan. Beri mereka kesempatan untuk menyampaikan isi hati."

A Piece Of Darkness {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang