Chapter 18-Para Suku

591 131 28
                                    

~Happy Reading~

"HUH-EH!"

"HUH-EH!"

"HUH-EH!"

Ollie sontak menghentikan langkahnya. Di tengah-tengah perjalanan, dikepung oleh orang-orang aneh dengan sosok mereka seperti manusia purba. Berkulit hitam eksotis, bahasa aneh, pakaian terlihat murni dibuat dari kulit hewan, tanpa alas kaki, dan tombak kayu sebagai senjata.

Secara otomatis dipeluklah Cylia ke-2 oleh Junkyu. Mereka bertiga menganggap hal ini adalah ancaman. Namun, Jaehyuk berbeda.

"HUH-EH!" Lantang Jaehyuk disertai lelehan air mata. Jaehyuk melompat turun tanpa memberi alasan jelas kepada tiga temannya.

"Huh-eh? HUH!" Salah satu dari manusia purba ini berseru seakan menjawab ucapan Jaehyuk barusan.

"Huh-eh..." Jaehyuk memeluk salah satu dari mereka. Seorang pemuda laki yang seumuran dengan Jaehyuk.

"Apa yang sedang mereka bicarakan, huh huh? Bahasa apa itu?" bisik Jeongwoo pada Haruto dan Junkyu yang ada di depannya.

"Mana ku tahu?!"

Jaehyuk melonggarkan pelukannya. Tersenyum lebar sambil mengusap jejak air matanya, "bukan ancaman. Aku sangat mengenal mereka."

"HUH HUH EH!" Pekik seseorang dari dalam kerumunan dan menunjuk-nunjuk Cylia yang Junkyu bawa. 

"Jaehyuk, ada apa dengan ini?" Junkyu bertanya.

"Bagi mereka, kita adalah tamu spesial. Karena kau, Junkyu."

Junkyu menunjuk dirinya sendiri, "aku?" 



Diperlakukan bak raja di dalam rumah sederhana dengan atap mengerucut dibuat dari rotan dan dinding menggunakan kayu-kayu kokoh yang mampu menghalau rasa dingin dari luar. Rumah ini adalah rumah milik kepala suku.

Duduk di alas tanpa lantai. Disuguhi makanan berkuah hangat penuh sayuran aneh di dalamnya dan minuman terlihat keruh warnanya, tapi manis di lidah. Pengganjal perut ini belum pernah mereka rasakan di istana. Rasanya tidak buruk dari tampilannya.

"Huh-eh, huh?" Seorang pemuda lelaki yang duduk di samping Jaehyuk bertanya. Dia pemilik rumahnya, kepala suku.

"Dia bertanya 'apakah kalian menyukainya?"

Ketiganya mengangguk serempak, "kita belum pernah mencoba yang seperti ini. Sangat enak." Jaehyuk segera menerjemahkan balasan Haruto.

"Bagaimana kau mengerti bahasa mereka, Jaehyuk? Belajar di mana? Kau sangat fasih."

Jaehyuk terkekeh malu mendengar pujian Junkyu, "itu ..., merekalah yang mengajari ku. Terutama dia, Hu." Jaehyuk merangkul pemuda di sampingnya.

"Huh-eh. Huh, huh-ehh. Uh-hehh."

Dan Jaehyuk membalasnya dengan bahasa yang sama. Mereka berbincang dengan nada iba.

"Apa yang dia katakan?" 

Jaehyuk menghela napasnya, "kepala suku, ayahnya, meninggal karena sakit. Dia menjadi kepala suku, menggantikan ayahnya."

"Kami turut berduka."

"Berharap aku dapat melihat ayah Hu. Karena dia yang memungut ku."

"Memungut mu?"

Jaehyuk tersenyum tipis sebelum menanggapi pertanyaan Jeongwoo, "kata mereka, aku ditemukan oleh ayah Hu di sungai. Di sana aku masih bayi, bahkan kulitku masih merah. Sepertinya orang tuaku tidak menginginkan diriku, bukan?"

A Piece Of Darkness {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang