Extra: Our Clan

698 110 0
                                    

~Happy Reading~

"Yoshi!"

Si kecil terkesiap ketika lengannya dicekal oleh sang ayah. Yoshi membuang wajahnya, tidak berani menatap pria itu. Ia takut kena marah karena terpergok ada di kamar Haruto malam-malam begini.

Yoshi pasrah ditarik masuk pada tempat yang sangat sepi.

"Kau mendengarnya, bukan? Ucapan ibumu."

Yoshi menaikkan kepalanya, lalu mengangguk, "iya, ayah."

"Simpan itu rapat-rapat."

Mitsuo merasakan tatapan putra sulungnya yang penuh tanda tanya.

"Jangan biarkan saudaramu atau orang lain mengetahui ini. Terlebih Haruto. Kejadian yang tadi jangan terlalu dipikirkan, anggap saja angin lalu." Mitsuo meninggalkan Yoshi seorang diri di sini.

Yoshi mendesah panjang bersamaan tubuhnya merosot ke bawah. Menjadi anak pertama di keluarga kerajaan sangat berat, terlebih lagi usianya masih tergolong muda. Semudah itu ayahnya menyuruhnya melupakan ucapan ibunya tadi, tapi bagi Yoshi melupakannya adalah hal terberat.

Yoshi akan kembali ke kamarnya. Namun, di tengah jalan ia mengubah tujuannya. Tiba-tiba saja ia memiliki rasa curiga terhadap ayahnya yang bersikap sangat jauh dari biasanya. Yoshi pergi mencari sang ayah. Di malam yang larut ia berkelana seorang diri. 

Kakinya menuruni anak tangga yang mengantarkannya ke bawah tangga. Ini adalah tempat terakhir milik ayahnya yang ia datangi. Yoshi tahu ia telah melanggar peraturan. Menempelkan kupingnya pada pintu, berharap ayahnya ada di dalam. 

Yoshi membulatkan matanya. Kupingnya mendengar suara khas milik ayahnya. 'Lytha? Apa itu?' Pikirnya tatkala satu kata itu terdengar. 

Yoshi menjauhkan dirinya. Kaki kecilnya perlahan naik ke atas lagi. Yoshi tidak boleh berlama-lama di sini atau ia akan terpergok menguping untuk yang kedua kalinya. Keberadaannya sekarang ada di dalam kamar, melangkah penuh waspada menuju lemari pakaiannya. Mengeluarkan sebuah jubah panjang sebelum mengendap-endap keluar. 

Bisa dikatakan bila Yoshi sedang dalam fase nakal-nakalnya. Yoshi nekat melakukannya agar rasa penasarannya terjawab.

Yoshi pergi ke bangunan seberang. Napas Yoshi tertahan, ia mendapati banyak prajurit sedang berpatroli. Yoshi melepaskan sepasang sepatunya dan mengeratkan tudung jubah hitamnya, mengambil lokasi-lokasi gelap untuk menyempurnakan penyamarannya. Yoshi berlari dengan bertelanjang kaki, demi meredamkan suara larinya. 

Yoshi masuk ke dalam lorong gelap usai sampai ke bangunan seberang. Ia memakai sepatunya kembali. Dirinya ke mari untuk menemui guru pribadinya. Yoshi bersekolah secara privat, bahkan gurunya tinggal satu istana dengannya. Yoshi mendatangi kamar tidur gurunya. Mengetuknya pelan. 

Yoshi menunduk, menyapa lelaki muda berusia sekitar 27 tahunan yang membukakan pintu kamar ini dari dalam. Dia adalah gurunya. 

"Ada apa malam-malam kemari, Tuan Muda?" 

"Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin ku tanyakan." 

"Dengan senang hati." Yoshi dirangkul untuk dibawa masuk sebelum ada seseorang yang melihat mereka berdua. "Apa yang ingin anda tanyakan, Tuan Muda?"

"Apa itu Lytha?"

Lelaki ini termangu. Yoshi susah payah menyelinap hanya demi mendapat jawaban dari satu kata itu. 

"Duduklah, Tuan Muda. Saya akan mengambil bukunya, sebentar." 

Yoshi mengangguk. Mendaratkan pantatnya di pinggir ranjang. Menunggu gurunya mengambilkan satu buku tebal dari sebuah rak buku. Gurunya duduk di sampingnya dan menunjukkan jawaban dari pertanyaan bocah ini. 

A Piece Of Darkness {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang