Chapter 11-Kenapa Kau Kemari?

718 148 13
                                    

~Happy Reading~

[Sebelumnya]

"Yang Mulia Ratu, Cylia pertama di perbatasan berhasil dicabut oleh mertua anda."

"Junkyu?" Wanita ini melepaskan mahkota yang tertancap pada gulungan rambutnya, "ini saat ku, ayo pergi"

Dirinya keluar diekori dengan satu asisten pribadinya.

Jaehyuk sebagai pelayan yang ditugaskan untuk membersikan kamar ratu pun tak sengaja mendengar percakapan singkat itu. Pemuda ini tetap berdiri tegap di depan pintu dengan tinggi yang melebihi tingginya sendiri. Menunggu kedua daun pintu ini terbuka.

Klek

Jaehyuk membungkukkan tubuhnya secara sopan ketika sang ratu dan asisten pribadinya melengos pergi.

Ia masuk ke dalam guna melaksanakan tugasnya dari pimpinan pelayan. Seorang diri berada di kamar megah ini.

Sangat telaten Jaehyuk memasukkan beberapa benda yang tak terpakai ke dalam keranjang di tangannya, benda seperti buntalan kertas, kapas, bahkan...,

"Bunga Adonis?" Dalam benak Jaehyuk terus bertanya-tanya, darimana tiga kelopak bunga aneh yang ia temukan di kolong lemari.

Jaehyuk bukan seorang pelayan yang bodoh. Bunga Adonis bukan lagi sebuah rahasia pribadi. Hampir semua penduduk dunia bawah mengetahuinya.

Dan Opacity dengan musim saljunya sangat tak memungkinkan membiarkan tumbuhnya bunga Adonis di musim dingin seperti ini. Bunga Adonis kerap kali tumbuh di tanah yang gersang akan panas.

Jaehyuk menghiraukan pikiran yang melenceng dari tugas utamanya. Tetap membersihkan lantai dan mengelap meja, sekaligus menata benda-benda yang sempat berantakan.

Dug!

Plug

Siku Jaehyuk tak sengaja menyenggol satu bedak sampai menumpahkan isinya ke lantai kayu.

"Sial." Selagi tidak ada yang melihat, Jaehyuk memasukkan kembali isi yang sempat keluar dari wadahnya.

Tidak higienis, memang.

Mau bagaimana lagi. Jaehyuk terpaksa ketimbang tubuhnya mendapat hukuman cambuk.

"Apa ini?" Akibat jatuhnya bedak itu, sebuah pahatan yang tersembunyi di lantai kayu. Terlihat jelas karena bedak putih itu.

Bentuk tubuh ular tanpa kepala.

Jaehyuk segera membersihkan bedak putih yang membentuk pahatan aneh itu dengan menumpahkan air yang akan ia gunakan untuk mengepel lantai.

"Yoon Jaehyuk!" Panggil sang pemimpin pelayan dari luar kamar ratu.

"Iya, nyonya?" balas Jaehyuk sembari membersihkan. Tenang saja, pintu tertutup, jadi tidak ada yang melihat perilaku tidak sopannya.

"Setelah ini, menimba lah air!"

"Baik, nyonya."

Ada banyak hal yang harus ia lakukan.



Bugh!

Jaehyuk jatuh tersungkur karena para senior yang sengaja mendorongnya ke pojok gudang ember. Jaehyuk kemari untuk mengambil ember dan menimba air sesuai yang diperintahkan.

A Piece Of Darkness {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang