“Penting mana, Bu RT yang nyata-nyata sehat dengan keselamatan menantu Ibu?”
Gito bertanya tanpa memalingkan wajah, terdengar dari intonasinya, ia sangat kecewa dengan tindakan sang ibu yang gegabah.
“Sia-sia aku dengan Kiai ke rumah memusnahkan semua barang pemberian jin. Justru Dinda yang akan disembuhkan telah ilang dibawa jin. Ya Allah! Harus gimana lagi?”
“Mas Gito, Bu Teti, ambil wudu lagi, yuk. Biar pikiran lebih jernih lalu kita kumpul berdoa lagi di musala,” ucap Pak Kiai yang menghampiri keduanya.
Akhirnya, Gito mengajak ibunya mengambil wudu lalu menuju musala. Pak Kiai telah menunggu mereka dengan berzikir. Saat keduanya telah siap, Pak Kiai segera meminta Gito untuk mengumandangkan azan untuk pelaksanaan salat Asar.
•••¤•°•¤•••
Sementara itu di dunia lain
Saat Dinda memasuki dunia ini seketika musnah pakaian yang dikenakan. Mustafa yang menyadari hal tersebut segera menyelimuti tubuh wanita tercintanya. Kemudian sosok Timur Tengah ini menghilang meninggalkan Dinda sendiri dalam ruangan kamar yang pernah dikunjungi sebelumnya.
Tubuh Dinda yang terbungkus selimut merasakan kenyamanan, yang tampak hanya gerakan dada yang turun naik dengan teratur. Dinda masih dalam keadaan pingsan saat dayang yang sempat berubah wujud jadi Tami, muncul di hadapannya.
Dayang yang berpakaian ala negeri dongeng 1001 malam tersenyum senang, calon permasuri sang tuan telah kembali. Sebuah peti mas berisi berbagai gaun indah dan segala perlengkapan sekujur badan diletakkan oleh dayang tersebut di samping Dinda yang sedang pingsan.
Dayang ini lalu menorehkan sedikit ramuan di hidung Dinda. Seketika wanita berkulit bersih ini mengendus-endus lalu membuka mata lalu memindai sekeliling dan seketika menjerit.
“Mustafaaa!”
“Tenang Tuan Putri! Tuan Mustafa sedang mempersiapkan sesuatu.”
“Kamu dayang yang jadi Tami. Tubuhku jadi berbulu dan mulutku bisu. Mustafa bikin ulah.”
Dayang seketika tersenyum lebar mendengar omongan Dinda.
“Maaf Tuan Putri. Coba perhatikan tubuh dan diingat kembali yang barusan suara siapa.”
Dinda segera mengusap wajah dan melihat kulit tangannya seketika hatinya gembira lalu tersipu. Namun, kemudian menyadari sesuatu lalu mengintip tubuhnya yang terbalut selimut.
“Bajuku?”
Dayang segera membuka tutup peti lalu mendekatkan kepada Dinda.
“Silakan Tuan Putri berganti pakaian, saya akan pergi. Silakan panggil Abia dan saya akan segera datang.”
Selesai berbicara dayang Ini menghilang. Dinda segera memilih gaun dari dalam peti lalu mengenakannya. Dalam peti pun tersedia kotak besar berukir berisi segala perhiasan emas bertakhta intan berlian dan sebuah kotak lebih kecil berisi peralatan make up beraroma wangi bunga melati.
Ada sebuah cermin berbingkai emas berukir ada di dalam kotak make up. Dinda mulai menghias diri dan ia takjub dengan perubahan yang terjadi pada wajahnya setelah selesai make up. Wajahnya jadi berkilau bagai sinar rembulan. Ia terlihat semakin cantik dan bercahaya.
“Allahu laa ilaaha illaa huw al-hayyul qayyuum ....”[Ayat Kursi]
Dinda mendengar samar-samar suara orang mengaji. Ia menajamkan pendengaran.
“Sayang ... pulang, ya. Baca doa agar kau bisa kembali ....”
Lamat-lamat tapi terdengar jelas di telinganya, suara suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIN PENGHUNI RUMAH KOSONG LEBIH PERKASA DARI SUAMIKU
TerrorDinda dan Gito adalah pasangan pengantin baru. Mereka mengarungi rumah tangga baru dua bulan. Gito yang bekerja sebagai sekuriti, sering kali meninggalkan Dinda seorang diri di rumah saat malam hari. Sementara di samping rumah kontrakan mereka terda...