⸙06 . Sedrat, Anak dengan Memori yang Hilang

1.9K 380 8
                                    

⸙06》Tentang siapa yang mendiami relungan hati ini ✎... ΉΣƧΛ 1975

➳〔 Yogyakarta 1981 - 〕࿐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➳〔 Yogyakarta 1981 - 〕࿐

Sudah beberapa bulan berlalu sejak hari itu... kini Hesa dan Sedrat menjalani hidup mereka seperti sedia kala, saat malam menerpa mereka bedua duduk di ruang tamu sembari menyantap makan malam mereka yang sederhana seperti biasa. Keadaan rumah mungkin terbilang sepi dan acara makan kini memang tak semenyenangkan dulu dimana kedua anak ini bisa bercerita pada sang nenek tentang bagimana hari ini...

Sedrat nampak murung malam ini dan Hesa tau itu... remaja berwarsa empat belas tahun itu mengambil langkah keluar rumah menuju kearah sungai yang tak jauh dari rumah, Hesa yang mengetahui itu pun hanya melirik nya sekilas kemudian berjalan menuju dapur untuk mencuci piring mereka.

Di tepi sungai yang amat sunyi nan dingin ini Sedrat terduduk diatas batu karang besar sambil melempar-lempar kerikil kearah sungai, wajah muramnya tidak kunjung hilang masih setia terparti di kanvas rupanya. Nampaknya ada sesuatu yang kini tengah mengganjal hati nya.

Namun, keheningan itu tidak bertahan lama saat Hesa datang menghampirinya, sembari menepuk pundak Sedrat, pemuda Karna ini nyelipkan senyum simpulnya saat ia melihat wajah murung dari sang adik angkatnya ini. Netra indah nya pun kembali beredar sekilas menatap suasana indah langit malam, sebelum akhirnya ia mengajukan ayat tanya pada adiknya...

"Kamu kenapa?" Tanya Hesa seraya merangkul Sedrat dengan satu tangan kanannya.

"Gak apa-apa kok kak. Sedrat cuma capek aja" jawabnya dengan nada yang seadanya.

"Capek kenapa, hm?. Cerita sama kakak jangan sedih-sedih sendiri gini" ujar Hesa yang mencoba membuat Sedrat bicara apa yang sebenarnya membuat ia bersedih.

"Sedrat minta maaf ya kak, sudah beberapa hari ini Sedrat menyusahkan kakak terus. Gara-gara Sedrat gak dapet-dapet uang, kak Hesa jadi harus berkerja lebih keras... Sedrat merasa gak berguna banget"

"Kamu ngomong apaan sih?. Gini ya Drat dengerin kakak baik-baik, kak Hesa ini kakak Kamu jadi, sudah jadi tugas kakak untuk menjaga kamu, mengurus kamu, dan membimbing kamu. Lagi pula kak Hesa sama sekali gak pernah merasa keberatan dengan ini semua dan satu hal yang harus kamu tau bahawa rezeki di tiap makhluk hidup itu udah diatur semuanya oleh Allah, kalo hari ini kamu gak dapet uang mungkin besok lusa kamu bisa dapet uang yang lebih banyak. Kunci nya cuma dua berdo'a dan berusaha" jelas Hesa panjng lebar dengan nada bicaranya yang penuh kelembutan.

Sedrat menatap lekat-lekat wajah Hesa yang penuh dengan keteduhan itu, rasa-rasanya ia mau menangis. Dari sekian jahatnya semesta pada takdir hidupnya setidaknya ia bisa diizinkan hidup bersama seorang kakak sebaik Hesa

"Iya, makasih kak. Udah mau mengurus Sedrat"

Hesa terkekeh singkat sembari mengacak-acak surai lebat Sedrat, ia nampak gemas dengan ekspresi Sedrat saat ini, "iya, sama-sama. Udah jangan sedih-sedih lagi entar ketampanan paripurna nya luntur lagi" ucapnya yang diakhiri dengan tawa kedua nya.

HESA 1975 | Lee Heeseung ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang