⸙08 . Pelabuhan Surya

1.5K 341 87
                                    

⸙08》Saat kamu menyadari, bahwa setiap perbuatan juga keputusan yang kamu tetapkan hari ini adalah pijakan serta tujuan untuk mu dimasa depan ✎... ΉΣƧΛ 1975

➳〔 Yogyakarta 1981 - 〕࿐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➳〔 Yogyakarta 1981 - 〕࿐

"Wah, nama yang bagus. Ternyata kamu keturunan Djaya Karna, salah satu pemilik pabrik tekstil terbesar dijawa itu kan?"

Surya dibuat terkejut bukan kepalang atas fakta yang baru saja ia dengar sedangkan Hesa, pemuda itu sempat terkejut namun kemudian air wajahnya berubah netral saat ingat satu fakta tentang keluarga Soedirja

"Ayah, bercanda kan?" Tanya Surya memastikan.

"Tidak. Setahu ayah pemegang pabrik tekstil terbesar itu memang benar milik keluarga Djaya Karna" Sandikala berbicara dengan sungguh-sungguh, menunjukkan kejujurannya.

"Kalau benar begitu, mengapa kak Hesa tidak pernah memberi tahu ku?" Kini pertanyaan ditujukan pada Hesa yang sedari tadi nampak tenang saja.

"Untuk apa aku memberitahu mu?, lagi pula pabrik tekstil itu bukan milik ku tapi itu milik adik sepupu ku, keluarga Soedirja" Hesa menjelaskannya dengan tenang tanpa ada rasa keberatan.

Dan kenyataan itu semakin membuat amarah Surya meningkat, "lantas sekarang bagaimana bisa mereka membiarkan kamu sebagai salah satu keluarga mereka hidup serba kekurangan begini?!. Sedangkan, meraka bahagia disana bergelimpangan harta" kedua lengannya terkepal kuat.

Sandikala yang merasa tidak enakkan dengan Hesa pun menasehati anaknya, "Surya, kamu tidak boleh begitu"

"Tapi, ayah... Ini keterlaluan"

Kedua lengan Hesa spontan terulur untuk menggenggam kedua telapak tangan Surya yang sempat tergenggam, "mereka tidak hidup seperti petinggi karna pabrik itu diambang kebangkrutan atau mungkin sudah tutup. Lagi pula kalau aku tidak pergi kamu tidak akan bertemu dengan ku kan?" Kata-kata serta tatapan tulus Hesa berhasil membuat Surya paham atas segala takdir yang telah diberikan Tuhan.

Sandikala yang melihat itu, kini merasa bahwa remaja laki-laki ini berbeda dari kebanyakan anak lain. Ada sesuatu yang berbeda dari Hesa.

"Sudahlah, anggap saja itu kesalahan ayah. Sekarang ceritakan bagaiman petualangan mu selama tujuh tahun ini" Sandikala mulai mengalihkan pembicaraan.

Kemudian Surya bercerita dengan penuh suka ria tentang manis-pahitnya hidup bertahun-tahun tanpa status yang jelas, tentang bagaimana dia membiasakan hidup dilingkungan kumuh, berkerja demi sesuap nasi, lalu ia bertemu Hesa, sang nenek meninggalkannya, lalu bermuara dengan hidup bersama Hesa sebagai sepasang saudara angkat.

Apa lagi pengalaman saat ia mencuri kelapa milik salah seorang warga dan berakhir dengan aksi kejar-kejaran, pengalaman yang konyol namun, kini Surya tau bahwa pengalaman seperti itu tidak akan terjadi dua kali dalam hidupnya

"Yaampun anak ku, kamu benar-benar bekerja keras. Ayah meminta maaf karna sudah lalai menjaga mu dan terimakasih sudah berjuang sampai saat ini" Sandikala kembali memeluk Surya dalam dekapan, pelupuk matanya kini mulai terasa berat.

HESA 1975 | Lee Heeseung ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang