⸙12 . Simponi Hati

1.4K 266 30
                                    

⸙12》Saat dua not balok ditekan, dapat kah kamu menerka kunci irama apa saja yang terdengar? ✎... ΉΣƧΛ 1975

➳〔 Yogyakarta 1981 - 〕࿐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➳〔 Yogyakarta 1981 - 〕࿐

Sang ibunda kembali datang dan mendengar percakapan itu

"Jaka, keputusan macam apa yang telah kamu buat?!" Tentu saja beliau marah, baru saja anaknya mengambil keputusan tanpa meminta izin darinya.

Jaka pun berdiri dari duduknya, menuntun ibunya untuk tetap tanang dan membicarakan hal itu di ruang dapur bagian belakang rumahnya, "tenang dulu ma. Coba mama pikir bukankah ini baik untuk kita?, kita tidak perlu lagi susah payah mencari karyawan. Masa iya, kita suru Restu buat jaga-in toko mana mau dia"

"Tapi, kamu yakin dia orangnya amanah?, kalau dia sampai korupsi bagaimana?, kan kita yang rugi"

"Yaampun mama. Mama kejauhan tauk mikirnya, lagi pula kan ada pak Amir yang bisa sekalian mengawasi Hesa"

"Iya deh. Tapi kalau sampai dia ketahuan melakukan kesalahan fatal, mama usir dia" begitu final sang ibu dengan nada tajam khasnya sedangkan Jaka hanya terkekeh singkat menanggapi ucapan ibunya itu.

Kemudia ia kembali mengambil langkah kearah ruang tamu menemui Hesa disana, "maaf kan soal reaksi ibu ku tadi, dia hanya terlalu khawatir pada ku"

"Iya, aku tau itu"

"Kalau begitu, ayo ikut aku. Aku ingin menunjukkan toko itu pada mu" Hesa mengangguk kemudian kedua pemuda itu berjalan keluar rumah dan mendapati sebuah warung ibarat toko tepat disamping bangunan rumah Jaka.

Tempat ini adalah warung, namun terlalu besar untuk dikatakan sebuah warung maka nya disebut toko. Di dalamnya ada banyak bahan baku makanan dengan jumlah yang tidak sedikit, dilengkapi dengan lemari-lemari besar serta ada meja juga kursi untuk bertugas sebagai mencatat keuangan toko. Lalu dibagian belakangnya ada sebuah ruangan untuk ART dan disana lah Hesa akan tinggal.

"Maaf ya, disini baru ada kasur saja. Nanti aku akan kepasar membelikan barang-barang yang kau butuhkan" Jaka berkata saat kini mereka telah sampai diruangan itu.

"Ini saja sudah lebih dari cukup untuk ku, kau baik sekali" puji Hesa, kini mata nya menatap kearah Jaka dan mendapati ketulusan itu dari diri pemuda itu.

Lagi-lagi Jaka terkekeh singkat, pujian itu membuat ia malu. "Aku tidak sebaik itu, aku hanya ingin menolong mu" Hesa mengangguk dengan senyum, "letakkan lah tas mu itu, kau tidak lelah apa menggendong nya terus seperti itu"

Hesa tertawa sejenak karena Jaka menyadari tas punggung yang selalu ia bawa, Hesa pun naruhnya di dekat sebuah lemari kayu kecil yang ada disana.

"Apa itu berisi pakaian mu?"

"Iya, dan beberapa barang berharga ku"

Jaka mengerti, pemuda itu lantas mengambil duduk di kasur, "duduk lah Hesa, tempat ini milik mu. Jangan terlalu sungkan begitu" Hesa akhirnya duduk disamping Jaka dan mencoba untuk tidak bersikap terlalu kaku.

HESA 1975 | Lee Heeseung ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang