⸙32》 Ketampanan memang akan pudar sepanjang usia tapi, cinta sejati biasanya akan tetap melekat sampai tua ✎... ΉΣƧΛ 1975
➳〔 Yogyakarta 1986 - 〕࿐
"Tunggu!"
Dua pemuda yang sudah satu jam lebih pergi itu kini tiba-tiba saja kembali lagi, tentunya bersama dengan pemuda bersemat nama Jaya. Lagi-lagi pemuda itu datang dengan seragam dinasnya, sebab ini keadaan yang begitu genting. Mana sempat ia berbenah diri.
"Jangan tanda tangani itu, nona. Saya yang akan jadi pendonornya dokter" Jaya berjalan mendekat ke arah sang dokter.
"Baiklah kalau begitu, ikut saya kita lakukan pengecekan" Jaya menyetujui itu, lalu mengikuti langkah sang dokter.
"Terimakasih Jaka, Juna. Aku tidak tau harus bagaiamana jika kalian tidak datang tepat waktu"
Jaka menatap nya ibah, selama dua hari ini pikiran nya tak tenang, memikirkan bagaimana kedaan gadis ini. Sekarang dia berdiri dihadapannya, melihat betapa kacaunya tubuh gadis ini yang tadinya selalu putih mulus kini harus dipenuhi oleh luka-luka serius.
Ingin rasanya dia menarik gadis itu dalam dekapnya, namun apa lah daya, dia yang dulu miliknya kini telah menjadi milik orang lain.
"Iya, sama-sama nona. Senang bisa membantu mu, bagaiamana kedaan mu saat ini?. Apa sudah lebih baik?"
"Iya, luka ini hanya butuh beberapa hari untuk sembuh"
Jaka menyunggingkan senyumnya, "ya... Beristirahat lah yang cukup. Oh iya, nona sudah makan belum?"
"Sudah, tadi ibu bawakan aku makanan"
"Syukur lah, kalau begitu"
Dari cara Jaka menatap Karina, Restu tau betul bahwa kakaknya itu masih sangat mencintai gadis itu. Entah sampai kapan Jaka akan begini, banyak orang bilang bahwa cinta pertama itu selalu punya tempat tersendiri dihati.
Tidak lama kemudian Jaya kembali lagi pada Jaka dan yang lainnya, menyampaikan bahwa donor nya sukses.
"Bagaiamana Jaya, apa donor nya bisa dilakukan?" Tanya Karina.
"Bisa nona, itu dokter sedang memasukkan darah itu pada mas Hesa. Semoga saja tubuh mas Hesa masih bisa menerima darah itu" Jaya berkata saat tadi dia melihat sekilas betapa pucatnnya kulit Hesa.
"Aamiin"
Gadis itu kembali berjalan menuju jendela ruangan itu, melihat Hesa yang kini tengah berjuang melawan rasa sakitnya. Dia mengepalkan kedua tangannya, mengucap beribu-ribu sholawat agar calon suami nya itu bisa segera keluar dari masa kritis nya.
Keadaan semakin panik saja saat proses pendonoran itu berlangsung cukup lama dari yang seharusnya dan itu menjadi tanda tanya besar, ada apa sebenarnya.
"Tubuh pasien sulit menerima darah ini, dok. Apa mungkin dalam kondisi seperti ini pasien masih bisa diselamatkan?" Salah seorang suster meragukan keadaan Hesa saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HESA 1975 | Lee Heeseung ☑️
Teen Fiction❝ Pemuda rana Jawa, Yang untaian takdirnya, Tertoreh dijumantara Jogja ❞ Perihal aksara yang dirancang semesta, Untuk anak bersamat nama Hesa, Dan torehan kisah pelik dari bumi Jogja, Tentang anak-anak yang penuh luka. 「 Lini masa lalu Jogja 」 「 Lok...