⸙30 . Mampukah Dia Bertahan

692 153 6
                                    

⸙30》 Seorang gadis itu sama berharga nya dengan mahkota seorang raja ✎... ΉΣƧΛ 1975

➳〔 Yogyakarta 1986 - 〕࿐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➳〔 Yogyakarta 1986 - 〕࿐

Hari ini berlalu begitu saja dan Karina belum juga ditemukan. Hesa benar-benar dibuat mati kutu, sebab insiden ini tidak meninggal kan jejak apa pun.

Lagi pula jika dia ingin menaruh curiga, pada siapa?. Hesa tidak mau kecurigaan itu berujung fitnah, otaknya sulit berspekulasi sebab kesedihan lebih mendominasi, dan rindu juga terus mendesak hatinya.

Dia sudah berdoa juga pada sang kuasa, namun belum juga diberi pencahayaan. Hesa merasa bahwa dilema ini seperti labirin yang tak berujung, entah sampai kapan dia harus begini... Yang jelas dia hanya bisa berharap gadisnya baik-baik saja disana.

"Hallo mas Hesa" Juna menelpon pemuda yang tidak pulang-pulang itu.

"Ya, Hallo. Ada apa, Juna?"

"Ayo pulang lah dahulu, mas. Hari sudah gelap, kau juga masih sakit, besok kita lanjutkan lagi mencari nya"

Hesa tau Juna pasti sangat mengkhawatirkan nya, namun entah kenapa Hesa tidak bisa tenag bila pulang tanpa Karina.

"Tapi, nona Karina belum juga ditemukan. Aku tidak akan bisa tenang Juna"

"Mas, pikirkan keadaan mu juga. Kau masih sakit, tubuh mu itu masih lemah, beristirahat lah sebentar kita cari lagi besok"

Apa boleh buat, Hesa pun mengiakan ucapan Juna. Meski hatinya masih terasa berat.

***

Pintu usang dari ruangan gelap itu kembali dibuka oleh seseorang, gadis didalamnya seketika menjadi was-was.

Mau tau keadaannya?... Sangat kacau, tubuhnya lebam dibeberapa bagian, surai hitam lebatnya juga berantakan, pakaiannya pun lusuh penuh kotorran debu.

Gadis itu terkukung ketakutan, takut bila pria tadi kembali lagi untuk menyiksanya. Sebab beberapa jam yang lalu gadis itu memberontak tuk dipulangkan, juga berniatan untuk kabur dari sini. Naasnya dua pria kekar itu justru memukulinya, menjambak rambutnya, dan mengancamnya dengan kata-kata kasar.

Jatungnya berdebar kian kuat, sebab trauma itu terus menjalar. "Mas Hesa, tolong selamatkan aku" Dia hanya bisa bergumam.

Pintu itu tuntas terbuka menampakkan seorang pemuda bertubuh tinggi semampai dengan sebuah kantong plastik ditangan. Dia masuk dan mengunci pintu itu rapat-rapat, berjalan mendekat pada gadis yang tertunduk takut tak berani menatap nya.

Seperti yang lainnya pemuda ini juga menggunakan penutup wajah, namun masih bisa dilihat jelas netranya yang tajam itu. Pemuda itu mendekat dan semakin dekat, langkahnya begitu berat. Gadis itu spontan berdiri dari duduknya, mengambil langkah mundur satu-dua.

HESA 1975 | Lee Heeseung ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang