❝ Pemuda rana Jawa,
Yang untaian takdirnya,
Tertoreh dijumantara Jogja ❞
Perihal aksara yang dirancang semesta,
Untuk anak bersamat nama Hesa,
Dan torehan kisah pelik dari bumi Jogja,
Tentang anak-anak yang penuh luka.
「 Lini masa lalu Jogja 」
「 Lok...
⸙15》Saat kamu sadar bahwa cinta itu benar indahnya. Dunia yanga fana bahkan bukan apa-apa bagi dirinya ✎... ΉΣƧΛ 1975
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
➳〔 Yogyakarta 1985 - 〕࿐
Semilir angin kian bertiup menerpa helai demi helai surai legam sepasang remaja ini, keduanya kini kembali menyusuri jalan pulang setelah satu jam penuh berkeliling kota, perut sudah kenyang sebab kuliner di sepanjang jalan dan hati juga senang sebab perginya berdua saja. Iya, perjalanan yang indah bukan?...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini seolah tak mau jam berlalu cepat karna berpisah adalah hal yang menyakitkan sebab kadang kala rindu itu bisa muncul kapan saja, dan melihat mu seolah jadi candu setiap harinya. wajar saja nona ini tidak mau berpisah sebab pemuda tampan ini lah yang menjadi dalangnya.
"Terimakasih untuk harinya mas Hesa, besok pagi jangan lupa jumpai saya" begitu pesan sang nona pada mas Hesa miliknya.
Pemuda itu kian tersenyum, "iya, saya janji tak kan telat" setelahnya kuda besi itu kembali pergi menyusuri jalan demi sampai ke rumah.
***
Malam akhirnya benar-benar tiba, kini jumantara hitam tak lagi segelap kemarin karna gemintang serta sinarnya telah kembali menyapa. Sebagaimana cerahnya jumantara begitu pula cerahnya wajah Hesa, pemuda itu kian bersemangat saat kini tengah berbenah barang dagang untuk keesokan harinya.
Jaka datang menghampirinya setelah perut kenyang sebab selesai makan malam, "kak Hesa, bagaimana?. Nona itu menerima mu kan?" Pemuda itu bertanya dengan wajah sumringah.
Namun, yang ditanya hanya diam. Ekspresinya kian muram, seolah tak suka pertanyaan itu terlontar untuknya. Jaka yang sadar jadi merasa tak enakkan.
"Ada apa?, maaf kak, kalau Jaka merusak suasana hati kakak, ini baru awalnya kakak bisa berjuang lagi jangan patah semangat" ujar Jaka tak karuan sebab raut wajah Hesa kian gusar.
Tapi, seketika pemuda itu memasang wajah penuh senyum bahagia setelah membuat Jaka merasa tidak enakkan, "hahaha bicara apa kamu, Jaka. Berkat kamu nona itu menerima ku" lantas lah mulut Jaka mengangah sebab takjub dengan perkataan Hesa.