⸙16》Wahai, pribumi yang baik hati. Tolong carikan saya tembatan hati ✎... ΉΣƧΛ 1975
//komen atuh biar rame//
➳〔 Yogyakarta 1985 - 〕࿐
Suara bising kian nyaring mengetuk gendang telinga... sebuah kebisingan yang begitu dibenci oleh Jaka, sesuatu yang rendahan dan menjijikan. Emosi Jaka kian meningkat saat ia tau bahwa Restu kini pergi ke club malam.
Saat pemuda itu mulai masuk, Jaka juga ikut masuk dengan memakai topinya agar tidak ada yang mengenalinya. Acara semakin riuh saja saat Restu betul-betul tiba disana, menyapa teman-temannya yang setengah mabuk itu. Ini semua membuat Jaka menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Wah!, pemenang kita telah tiba!" Sorak seorang pemuda dengan gelas air keras ditangan kanannya.
"Memangnya tuan muda Djahja ini sudah memenangkan apa?, sampai-sampai kau menyambutnya begitu?" Tanya seorang wanita yang tepat berada disamping pemuda tadi. Wanita itu duduk dengan pakaian tak senonoh nya dan jangan lupakan bibir merah meronanya.
"Dia berhasil membodohi salah satu gadis cantik di kampus kami, kau tau hanya dia yang bisa menaklukan gadis itu" jawab sang pemuda yang kian membuat Restu merasa bangga.
Sorakkan serta rasa keterkejutan mengisi atmosfir kala itu, "woh!, lumayan hebat untuk pemula" begitu lah anggapan wanita penghibur itu.
Setelahnya acara kembali berlanjut, mendengar bahwa Restu memiliki posisi yang cukup tinggi dari pelanggan lainnya, membuat banyak wanita penghibur disana mengerumuninya siap melayani apa pun yang Restu inginkan. Hal itu tentu saja membuat Jaka semakin terbakar marah, dia mengamati Restu dari pojok bar. Karna dia ingin melihat seberapa jauh permainan yang dibuat Restu di belakangnya.
Sibuk prihal mengamati Restu, hingga tak sadar kalau ada seorang wanita yang kini duduk disebah Jaka, "sedang mengamati apa tuan?" Kaget lah Jaka untung tidak sampai jatuh dari kursinya.
"Bukan urusanmu" wanita itu kian menyeringai, meski dia belum mengenali siapa Jaka akan tetapi dia tau bahwa pemuda ini tampan.
"Mau memesan minuman?, ku pesankan ya?~"
"Tidak" Jaka hanya menjawab singkat, netranya tak berpaling dari Restu.
Nampak nya bersikap dingin sama sekali tidak membuat wanita itu jerah meladeni Jaka. Saat kedua tangan putih wanita itu mulai membelai lekuk wajah Jaka disaat itu lah emosi pemuda itu meningkat. Di genggamnya lah satu tangan wanita itu, kemudian dengan sekuat tenaganya ia hempaskan lengan mungil itu agar menjauh darinya.
"Jangan coba-coba bermain dengan ku, jika kau tidak mau tempat ini ditutup" netranya kian membulat saat Jaka berbicara tepat ditelinga si wanita.
Setelahnya Jaka mengambil langkah menuju pusat keramaian, di tariklah lengan Restu oleh nya dengan begitu kasar sampai-sampai sang empu kewalahan. Seketika orang disana melihat kejadian itu, untungnya topi hitam milik Jaka setia menutupi separuh wajahnya. Saat kedua pemuda itu sudah cukup jauh dari tempat terkutuk itu Restu menghempaskan tangannya agar lepas dari cengkeraman Jaka. Ingin membuat perhitungan, pemuda mana yang berani menyeretnya secara tidak terhormat dari singgasananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HESA 1975 | Lee Heeseung ☑️
Teen Fiction❝ Pemuda rana Jawa, Yang untaian takdirnya, Tertoreh dijumantara Jogja ❞ Perihal aksara yang dirancang semesta, Untuk anak bersamat nama Hesa, Dan torehan kisah pelik dari bumi Jogja, Tentang anak-anak yang penuh luka. 「 Lini masa lalu Jogja 」 「 Lok...