❝ Pemuda rana Jawa,
Yang untaian takdirnya,
Tertoreh dijumantara Jogja ❞
Perihal aksara yang dirancang semesta,
Untuk anak bersamat nama Hesa,
Dan torehan kisah pelik dari bumi Jogja,
Tentang anak-anak yang penuh luka.
「 Lini masa lalu Jogja 」
「 Lok...
⸙26》Bulan dan Matahari mungkin tidak bisa saling berdampingan, namun keduanya tau cara saling melengkapi satu sama lain✎... ΉΣƧΛ 1975
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
➳〔 Yogyakarta 1986 - 〕࿐
Hesa menceritakan semuanya pada Jaya serta Juna, tentang hubungannya dengan Karina. Tentang bangaimana saat ini mereka tidak bisa bersama.
"Bukan kah ini hanya perkara harta?... jika tuan Adininggrat tau siapa mas Hesa sebenarnya, mungkin saja dengan cepat dia akan berubah pikiran" ujar Juna setelah Hesa mengatakan kedaannya saat ini.
"Itu benar, mas Hesa. Kata kan saja bahwa kau bisa lebih kaya dari keluarga Wiarjuna itu" timpal Jaya menyetujui Juna.
"Masalahnya bukan hanya pada harta, tapi juga perasaan. Jaka jatuh cinta pada Karina dan aku tidak mau mematahkan perasaanya itu" Hesa benar-benar menyayangi Jaka.
Jaya memutar bola matanya jengah, "Mas Hesa berbicara soal perasaan pemuda itu, lalu bagaimana dengan perasaan mu sendiri?, dan perasaan Karina juga. Aku tidak yakin gadis itu mencintai pemuda lain selain mas Hesa" tidak dapat di pungkiri kata-kata Jaya benar adanya.
Hesa tertunduk malu, malu sebab sudah payah dalam menjaga hubungannya, "Namun, ini sudah jadi keput..."
"Aku yang akan memutuskannya kak Hesa" ucapan Hesa terpotong sebab Jaka tiba-tiba muncul. "Aku akan berusaha untuk membatalkan pernikahan ini" lanjutnya lagi.
Hesa terkejut mendengarnya, "Tidak Jaka, itu hal yang salah. Lanjutkan saja rencana pernikahan kalian" Hesa masih bersikeras dengan keputusannya.
"Kakak bicara seolah-olah semuanya mudah, namun aku tidak bisa melihat nona Karina terus saja dirundung sedih. Apa kak Hesa tidak peduli dengan perasaan nona?" perkataan Jaka membuat hati Hesa gunda.
"Itu benar aku setuju padanya" timpal Jaya, menyetujui ucapan Jaka.
Dan Hesa hanya bungkam, tidak tau harus berkata apa. "Aku akan bertemu tuan Adininggrat sore ini mas Hesa, membicarakan soal jual beli tanah. Apa kau setuju menjual tanah itu pada tuan Adininggrat?" tanya Jaya saat ia baru teringat ingin menghubungi Adininggrat.
"Tuan Adininggrat membeli tanah untuk apa?" tanya Jaka.
"Ya, untuk pernikahan anaknya mungkin"
"Aku ikut kak, akan ku pastikan tuan Adininggrat itu tidak akan membeli tanah itu" ujar Juna dan yang lainnya menaruh tanda tanya.
"Maksud mu?"
***
"Anda harus mempertimbangkan ini baik-baik tuan, kakak ku itu bisa lebih kaya dari pada keluarga mempelai pria. Bahkan jika anda benar-benar menginginkan tanah ini untuk anak gadis mu itu maka kau akan mendapatkannya dengan cuma-cuma, ingatlah tuan berlian murni tidak ditempah dua kali"