⸙23》Mau memaksa kan cinta?, burung dalam sangkar pun masih mau terbang apa lagi cinta ✎... ΉΣƧΛ 1975
➳〔 Yogyakarta 1985 - 〕࿐
Selepas dari perkelahian singkat itu, pada akhirnya Sedra pun memilih pulang. Dan dalam perjalanannya pemuda itu sama sekali tidak bisa fokus, sudah beberapa kali ia hampir saja menabrak pengendara lain. Namun, untungnya ia masih pulang dengan selamat.
Sesampainya ia dirumah, Sedra lantas berjalan masuk begitu saja tanpa menghiraukan sang ayah yang kini duduk dikursi teras seraya menyesap secangkir teh hangat. Melihat sang anak pulang tanpa mengucap salam, sang ayah pun memanggilnya.
"Sedra, kesini sebentar" panggilnya dengan nada teduh dan penuh rasa kehangatan.
"Gak ah, yah. Sedra capek mau tidur" balas Sedra tanpa melihat kearah sang ayah.
"Hey, kemari lah dulu" bujuk sang ayah lagi.
Pemuda itu pun menarik nafas sejenak sebelum akhirnya dia benar-benar menghampiri ayah nya, "Kenapa sih, yah?" Tanyanya dengan nada malas seraya duduk disamping sang ayah.
"Kamu tuh kenapa sih, tiap pulang kerumah marah-marah terus. Ada masalah kah sama tes militernya?" Tanya sang ayah baik-baik.
"Enggak kok, Sedra biasa aja" balas pemuda itu.
"Oh ya?, itu kenapa kening mengkerut, alis tertaut, bibir mengkerucut, merajuk kah?" Sang ayah berkata seraya berniatan menghibur Sedra.
"Sudah lah, yah. Sedra capek ini" masih saja pemuda itu berujar dengan malas.
"Capek melulu, ayah tau pasti ada hal lain yang tengah kamu pikirkan saat ini" meski ucapan sang ayah benar, Sedra tetap tidak mau mengakuinya. "Cerita lah sama ayah, nanti kalau udah di Batavia lama loh gak ketemu ayah" bujuk sang ayah lagi.
Kembali lagi pemuda itu menarik nafas berat, "Sedra bingung, Sedra suka sama seorang gadis tapi Sedra gak sanggup buat kasih tau perasaan Sedra padanya" jawab pemuda itu jujur.
Sang ayah pun terkekeh mendengarnya, "Oalah, perkara gadis toh. Siapa orangnya, kasih tau lah sama ayah"
"Nanti lah kalau udah dapat" jawab Sedra ragu-ragu membuat ayahnya terkekeh lagi.
"Kamu beri tahu saja padanya, kata kan apa adanya dengan baik dan sopan. Ayah yakin kok dia pasti akan menerima kamu"
"Tapi, Sedra terlalu gugup ayah"
"Kamu terlalu banyak berfikir tentang bagaimana pendapat gadis itu dan takut ditolak juga kan?... jangan berfikir begitu Sedra, pikirkan saja rasa lega yang akan kamu rasakan bila unek-unek dalam hati sudah keluar. Masalah deterima atau tidaknya itu urusan belakang"
Ayah Sedra memang begini, sosok ayah yang baik dan selalu mencoba memahami keadaan anaknya, hanya saja Sedra ini terlalu tertutup dan malu untuk curhat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HESA 1975 | Lee Heeseung ☑️
Teen Fiction❝ Pemuda rana Jawa, Yang untaian takdirnya, Tertoreh dijumantara Jogja ❞ Perihal aksara yang dirancang semesta, Untuk anak bersamat nama Hesa, Dan torehan kisah pelik dari bumi Jogja, Tentang anak-anak yang penuh luka. 「 Lini masa lalu Jogja 」 「 Lok...