Dari semua anak-anak yang cari kerja, Zack lah yang pertama mendapatkannya. Setelah empat hari tinggal di dunia manusia, dia sudah mulai berangkat bekerja. Bisa dibilang dia dapat pekerjaan ini setelah pertama kali melamar kerja.
Karena jam kerjanya mulai sejak siang, di pagi hari Zack akan membantu merawat anak-anak yang sakit. Dia berangkat setelah makan siang, dan karena tempatnya dekat biasanya dia jalan kaki. Eh, enggak deng, dia biasanya lari kalau gak ya sambil parkour.
Tapi, karena sekarang Zack berangkat bareng Oliver, Gillian, Nigel, dan Pepe, mereka berjalan dengan pelan dan tenang. Tempat kerja mereka memang satu arah, walau jam kerjanya lebih sering beda.
Baru sepuluh meter dari gerbang, Gillian sudah sampai di tempat kerjanya. Sebuah salon kecil yang bangunannya gak bagus-bagus amat, tapi penuh hiasan dan gambar karena itu salon khusus anak kecil.
Lima ratus meter kemudian mereka sampai di halte bus. Di sana mereka berpisah. Oliver duduk di halte karena dia harus naik bis ke tempat kerjanya, sedangkan Pepe pergi ke belakang halte. Ada kedai kebab kecil di sana, dan itulah tempat kerja Pepe.
Semua temannya kelihatan senang dengan pekerjaan masing-masing. Kalau ditanya apa Zack suka pekerjaannya, jawabannya dia sendiri gak tahu. Sejujurnya, dia bingung sama pekerjaannya.
Sudah dua bulan ini setiap hari selasa sampai jumat, dia bakal pergi ke gedung kantornya. Di sana dia bakal belajar jalan. Aneh emang, Zack juga kaget, padahal dia udah bisa jalan dari dulu. Tapi, yang ini jalannya beda, ada cara dan tekniknya sendiri. Ya Zack sih ngikutin aja. Selain jalan, dia juga belajar pose di depan kamera, public speaking, dan mengatur ekspresi wajah.
Kadang-kadang dia bakal coba beberapa baju atau ketemu sama orang asing. Bosnya sih bilang mereka itu desainer baju yang lagi cari model.
Biasanya seminggu sekali atau dua kali Zack bakal foto beneran. Dia di make up, rambutnya ditata, pakai baju bagus, terus pose deh di depan kamera. Zack sendiri gak tahu kerjanya bagus atau enggak, tapi orang-orang di sini baik dan sering memujinya.
Kalau kata bosnya, pekerjaan ini namanya model. Sejujurnya Zack gak pernah melamar untuk jadi model. Awalnya dia lihat ada poster lowongan pekerjaan di depan gedung. Katanya, kantor ini lagi butuh janitor, dan setelah nanya ke orang random yang lewat, Zack tahu kalau janitor itu tukang bersih-bersih gedung. Karena merasa mampu, langsung deh dia lamar pekerjaan itu. Tapi, waktu wawancara bos kantor tiba-tiba nawarin dia untuk jadi model karena muka dan badannya bagus.
Hari ini agak beda dari biasanya, karena sekarang waktunya membuat video fashion. Zack pun mulai di make up dan ditata rambutnya. Dua kegiatan itu paling lama di antara kegiatan lainnya, dan bisa sampai berjam-jam. Apalagi kalau badannya ikut di make up. Ya karena bekas lukanya banyak, badan Zack jadi sering di make up juga untuk nutupin bekas-bekas itu.
Bosnya gak pernah bilang kalau bekas lukanya jelek, malah dia pernah bilang kalau itu estetik dan jadi daya tarik tersendiri. Tapi, semua kembali ke permintaan si desainer, mau bekas lukanya kelihatan atau tidak.
Untungnya sekarang Zack gak perlu make up badan, dan bisa langsung ganti baju. Akhirnya dia mulai bikin video. Zack disuruh pura-pura makan, pura-pura minum, pura-pura main kartu, dan melakukan beberapa martial art. Aneh sih, tapi seru juga.
Hari ini Zack pulang malam karena pembuatan videonya cukup lama. Dia bahkan sampai ganti baju tiga kali. Dan itu masih belum selesai, masih akan dilanjutkan besok.
Dia pulang sambil bawa sekotak pizza dan sebotol besar jus apel. Biasanya dia dapat makan dari kantor, cuma emang jarang dimakan karena Zack lebih suka kasih makanan itu untuk anak-anak di rumah. Karena belum makan dan lapar, dia akhirnya beli es krim.
Begitu belok kiri, Zack jadi sendirian di jalan yang gelap. Takut sih enggak, tapi karena es krimnya sudah habis, dia jadi dapat ide buat parkour. Badannya pengen gerak, soalnya dari tadi kebanyakan duduk.
Langsung aja Zack naik ke atap. Biasanya dia parkour kalau berangkat kerja, soalnya masih terang dan memang ada beberapa orang yang melakukannya juga.
Rasanya di jalan bawah lebih berisik, jadi Zack turun. Penasaran dia, mau lihat ada apa. Begitu kakinya menapak tanah, tiba-tiba tangannya ditahan.
"Nah, ketangkap! Kamu pencuri?"
Lah? Dituduh dia. Ampun dah, ganteng begini masa dikira pencuri. Lagian dia mau nyuri apa emang?
"Bukan pak!"
"Pencuri pasti gak mau ngaku, ayo geledah aja!" kata petugas polisi lain yang baru datang.
Akhirnya Zack digeledah. Semua barang dalam tas nya dikeluarkan dan diperiksa. Masalahnya, polisi gak tahu barang-barang itu punya siapa. Apa itu beneran punya Zack atau bukan. Zack sendiri juga bingung, dia gak tahu harus bilang apa.
"Lho? Zack kenapa? Barangnya hilang?"
Rasanya bahagia banget dengar suara Oliver, bahkan Zack langsung ngacir ke sebelah temannya itu.
"Itu..., aku... dikira pencuri, ..."
Oliver langsung speechless. Tapi kalau dipikir-pikir, tampang Zack itu emang mirip berandalan di drama keluarga yang tayang di tv tiap minggu pagi.
"Eh, halo pak polisi. Dia teman saya, namanya Zack. Kami yang tinggal di mansion keluarga Ratri itu lho..."
"Oh ternyata temannya Oliver. Maaf ya kami sudah menuduhmu sebagai pencuri, habis beberapa hari ini ada kasus pencurian." Para polisi itu, yang ternyata kenal Oliver, pun meminta maaf.
"Gapapa, gapapa kok. Tapi, ingat wajahku yaa...." Zack gak marah kok, yang penting jangan dituduh lagi aja.
Akhirnya Zack pulang sama Oliver. Kali ini mereka jalan kaki dengan tenang di trotoar. Gak lagi-lagi deh dia parkour malam-malam.
"Kok tumben pulang malam?" Oliver penasaran karena biasanya Zack pulang sore.
"Kerjanya lagi lama. Kamu sendiri kenapa?"
"Lembur nih, kerjaan banyak soalnya."
"... Kayaknya aku mau sekolah deh."
"Sekolah apa?"
"Perawat mungkin, atau mending dokter ya?"
"Aku juga mau sih."
"Tapi gimana ya, kayaknya sekarang gak mungkin."
"... Gini aja, kita belajar dulu tiap pagi. Terus sekolahnya nanti, satu atau dua tahun lagi."
"Boleh tuh!"
-----------------
9-Apr-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Keseharian di Dunia Manusia
Fanfiction[The Promised Neverland Fanfiction] Cerita keseharian para bahan makanan setelah pergi ke dunia manusia.