Hayato baru selesai makan siang, dia lalu mengeluarkan obat dari saku bajunya. Kapsul warna putih itu adalah obat yang selalu diminumnya untuk menghilangkan efek samping dari lambda.
Saat sedang asyik membereskan kotak makannya tiba-tiba wali kelasnya datang menghampiri.
"Hayato, bisa ikut ibu sebentar."
Hayato sih nurut-nurut aja. Dia berjalan dengan tenang di belakang wali kelasnya. Tapi jantungnya dag dig dug gak karuan, dia kan takut kalau tanpa sadar sudah bikin masalah dan orang-orang rumah harus dipanggil ke sekolah. Mana ini jalan ke ruang kepala sekolah lagi, makin panik lah dia.
Tapi ternyata bu guru memandunya melewati ruang kepala sekolah. Mereka terus berjalan sampai keluar gedung dan berhenti di lapangan. Di sana ada beberapa guru olahraga, salah satunya adalah guru yang mengajar Hayato, tapi yang lainnya dia tidak kenal.
"Kata Pak Sam lari Hayato cepat ya?" tanya salah satu guru yang berdiri di tengah.
Hayato tidak menjawab, dia kebingungan dan memilih menatap Pak Sam. Dalam hati dia berharap kalau tampangnya mirip bocah polos.
Aduh kenapa ini? Lariku kecepetan kah kemarin? Ahhhh, padahal udah sering diingetin jangan pamer kekuatan dari lambda. Duh gimana nih? Mereka curiga kah? Batin Hayato dengan cemas.
"Eh, belum kenalan ya," ucap Pak Sam sambil tersenyum ke arah Hayato.
"Ya ampun, terlalu semangat sih. Saya Ken, guru olahraga kelas 1 dan 2," ucap guru yang tadi bertanya pada Hayato.
Hayato mencoba tersenyum dan menerima uluran tangan guru tersebut.
"Kalau saya Josh, guru olahraga kelas 3 dan 4," lanjut guru di sebelah kanan Pak Ken.
"Kalau aku Hayato," balas Hayato dengan pelan.
"Biasanya antar sekolah itu ada kompetisi olahraga, dan tentunya sekolah kita juga mau ikutan dong. Sejauh ini sudah ada beberapa peserta untuk lari estafet, renang, sepak bola, basket, baseball, dan senam indah. Nah, kebetulan lari sprint belum ada. Berhubung lari Hayato cepat, jadi cocok untuk cabang itu. Tenang saja, gak langsung lomba kok, ada latihannya dulu, terus nanti kalau menang bisa dapat hadiah lhoo," tawar wali kelasnya.
Hayato sebenarnya tertarik dengan kata hadiah. Tapi dia masih kurang paham dengan apa itu lari sprint. Langsung saja dia bertanya.
"Lari sprint itu lari cepat, tapi track nya ga panjang, sekitar 100 meter lah. Nanti kalau lomba siapa yang paling cepat sampai garis finish dia yang menang," jelas Pak Sam.
Hayato mengangguk-angguk. Sekarang dia mulai paham.
Sebenarnya kemampuan lari Hayato sedikit menurun, tidak secepat dulu, semua karena efek pengobatan. Tapi tetap saja dia yang paling cepat di sd nya. Hayato selalu diingatkan untuk tidak memperlihatkan kekuatannya pada orang selain para bahan makanan, karena itu bisa menimbulkan kecurigaan. Hayato sih menurut saja karena dia tidak mau membuat masalah dan merepotkan. Dia tetap bisa lari dengan normal, walau mungkin beberapa detik lebih cepat dari orang kebanyakan. Namun, menahan kekuatannya saat lari bukanlah hal mudah dan menyenangkan, rasanya kayak nahan buang air, gak enak dan Hayato tidak suka.
"Gimana Hayato, mau?" Tanya Pak Sam karena dari tadi Hayato cuma diam.
Hayato memandang keempat guru bergantian, lalu dia menggeleng pelan.
"Saya ga suka lari cepat..." ucap Hayato pelan, takut mengecewakan keempat guru yang tampak antusias.
"Hmm...begitu ya, tapi coba dipikir-pikir lagi. Hayato ga harus kasih jawaban sekarang. Minggu depan boleh kok, coba dibicarakan sama walinya ya. Oh iya ini surat untuk mereka," ucap wali kelasnya sambil memberikan surat.
Sepertinya wanita itu sudah memperkirakan jawaban Hayato dan menyiapkan surat.
Kalau bilang Norman juga pasti jawabannya terserah aku. Tapi aku gamau, susah banget nahan lari cepat itu, batin Hayato sambil menerima surat.
"Eh sudah jam segini, saya duluan ya pak, bu," pamit Hayato setelah melihat jam di tangannya.
"Hati-hati di jalan," balas keempat guru secara bersamaan.
Hayato baru saja mengambil ancang-ancang untuk lari, tapi dia teringat tawaran lomba lari barusan dan berpikir untuk tidak menunjukkan kecepatan larinya. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan cepat.
Seperti biasa, sepulang sekolah Hayato suka bermain dengan anak-anak bahan makanan yang sekolah di TK dekat rumah. Sekarang dia kelas 6, tapi mungkin karena fisiknya yang asli berumur sekitar 5 tahun dia jadi akrab sekali dengan anak-anak TK.
"Hayato kok lama."
"Itu dia Hayato!"
"Aku mau nonton aja ah!"
"Aku ngantuk nih!"
"Hayato gak asik, masa telat."Baru juga sampai, dia langsung mendapat protes dari teman-temannya.
"Lho, katanya mau main di taman. Jadi gak?"
"JADIIIIII!!!!!!" Kali ini semua satu suara, dan sangat keras sampai-sampai Hayato menutup telinganya.
"Oke, oke, let's go!" teriak Hayato sebelum memandu anak-anak itu berjalan ke taman dengan tertib.
---------------------
27-Des-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Keseharian di Dunia Manusia
Fanfiction[The Promised Neverland Fanfiction] Cerita keseharian para bahan makanan setelah pergi ke dunia manusia.