Walau rumah ini sangat besar, sayangnya cuma ada satu tv. Tv itu ukurannya sangat besar, mencapai puluhan inci dan diletakkan di ruang keluarga.
Biasanya anak-anak kecil akan menonton tv pada sore hari, sebelum waktu makan malam. Dan kalau malam, waktunya anak-anak yang lebih besar menonton tv.
Sore-sore ruang keluarga akan dipenuhi oleh anak-anak kecil yang menonton acara kartun khusus anak bersama-sama. Suasana ruang tengah itu akan sunyi karena semua anak yang biasanya ribut sibuk menonton dan mendengarkan dialog.
Tapi kalau malam, ruang keluarga itu biasanyan ribut dengan suara rebutan atau bertengkar, karena anak-anak yang lebih besar punya tontonan yang berbeda-beda. Mereka suka nonton drama yang tayang seminggu sekali.
Seharusnya aman kan, soalnya mereka bisa gantian sesuai jadwal. Sayangnya dalam satu hari bisa ada empat sampai enam drama yang tayang bersamaan.
Sebenarnya mereka punya tablet atau handphone yang ada aplikasi untuk streaming. Tapi jelas rasanya beda dong, lebih seru nonton di tv. Selain itu, kalau dapat remot tv dan bisa nonton di tv itu rasanya kayak menang olimpiade. Bangga dan bahagia. Jadi itulah kenapa anak-anak besar itu suka ribut.
Barbara kira dia sudah datang paling awal, tapi ternyata dia salah. Di dalam ruang keluarga itu sudah ada beberapa anak lain. Yang tentu saja sedang berebut remot.
"Kan Anna sudah nonton di sini minggu lalu, jadi sekarang gantian ya sama aku." Ucap Oliver dengan sangat lembut, dan jangan lupakan senyum manis di wajahnya.
Anna menatap Oliver dengan tidak tega, tapi dia sendiri ingin menonton serial dokter jermannya yang menarik.
"Drama komedinya Oliver tuh gak berguna tahu, mending nonton The Lawyer aja. Itu acara kan sangat mendidik dan sesuai dengan dunia nyata." Ucap Sonya.
"Ih bosen banget tahu nonton itu, masa sidang doang gak beres-beres, udah lima minggu lho." Potong Paula.
"Ya ampun! Enak aja!" Mata Sonya sudah melotot, tidak terima kalau drama kesukaanya dibilang membosankan, "ini udah mau beres kali. Di episode ini tuh bakal keluar hasil sidangnya! Jadi ini momen yang penting dan harus ditonton di tv supaya jelas!"
"Lah? Itu udah tahu ceritanya, jadi mending aku aja yang nonton." Bantah Paula.
"Paula mau nonton drama turki yang itu?" Tanya Zack yang baru datang.
"Iya lah, emang apa lagi?" Paula menjawab dengan sewot.
"Itu gak seru banget tahu. Masa udah lima season gak dilamar-lamar si tokoh utamanya. Jangankan di lamar, bilang suka aja enggak. Gak capek apa nontonnya?" Tanya Oliver yang masih berusaha merebut remot.
"Mending aku deh yang nonton! Sinetron mermaid yang baru itu mau tayang perdana hari ini." Ucap Barbara sambil mengulurkan tangannya dan mencoba mengambil alih remot yang dipegang entah oleh berapa orang itu.
"GAK!!" Balas segerombolan orang, mereka udah tahu kalau tontonan Barbara itu sangat-sangat lebay. Ya kalau gak drama india ya sinetron indo.
"Serial bisbol itu mau tayang episode terakhirnya, jadi biar aku yang nonton." Ucap Don dengan nada sememelas mungkin.
"Mending yang mau nonton episode satu aja." Ucap Barbara. Dia masih belum menyerah. Tiap malam dia selalu rebutan remot walau sering kalah. Habisnya tujuh drama dam sinetron yang dia tonton tayang di hari yang beda-beda.
"Jadi mau nonton apa ini? Udah mau jam 7 lhoo..." Jin yang sudah duduk manis di depan tv mengingatkan.
Dia sih gak pernah ribut ikut rebutan remot, soalnya cuma ingin ikut nonton aja. Zack juga gitu, dan sekarang mereka lagi makan popcorn rasa ceri.
Kebetulan malam ini Norman lagi menggabutkan diri dan ingin istirahat. Dia pergi ke ruang keluarga dan melihat para saudaranya rebutan remot.
"Gak usah kaget gitu sih, tiap hari juga gini."
Norman hampir lompat saking kagetnya. Dia menoleh ke arah pintu dan melihat Ray sedang duduk di kursi samping pintu sambil makan popcorn pedas.
"Ngapain disitu?"
"Nonton."
Norman berbalik dan melihat tv yang masih gelap, belum dinyalakan.
"Perasaan tv nya masih mati deh."
"Iya emang. Aku kan nonton drama kehidupan secara live, langsung dari tempat kejadiannya." Jawab Ray sambil tertawa-tawa.
Norman juga ikut tertawa. Dia tidak menolak ajakan Ray dan duduk di sampingnya.
"Emang gak bisa nonton di laptop, tablet, atau hp ya? Kok pada ribut amat?" Norman bingung, seingatnya semua anak yang ribut itu punya handphone, dan tablet atau laptop pribadi. Internet dan paket aplikasi streaming juga bisa dipakai dengan bebas.
"Lebih seru lah kalau nonton di tv besar gitu, kayak lagi di bioskop."
"Oohhh, gitu ya?" Norman pun mulai berpikir. Melihat itu Ray jadi agak panik.
"Jangan ya, jangan mikir buat beliin mereka tv besar gitu satu-satu!"
"Enggak, enggak kok. Tenang aja, aku lagi mikir kayaknya lebih enak kalau ada jadwalnya."
Acara rebutan remot itu jadi semakin ribut. Apalagi karena sebentar lagi drama-drama dan acara-acara pada mau mulai.
"Aduh nanti sidangnya keburu mulai lagi! Aku aja yang nonton!" Seru Sonya dengan panik.
"Gak! Gak! Gak bisa, itu si Aiyla mau dilamar!" Paula tentu menolak.
"Halah, paling juga ga jadi lagi. Cowonya dipanggil lah, ketabrak lah, atau apa lagi tuh?" Don menjawab dengan sewot.
Lima menit lagi jam tujuh, dan karena semua orang panik, mereka pun memakai cara terakhir, yaitu hompimpa.
Begitu remot berpindah ke tangan si pemenang Ray langsung bediri dan hendak keluar.
"Lho, Ray mau kemana?"
"Ke kamar lah, mau baca buku. Dah." Ray menjawab Norman sambil melambaikan tangannya.
"Gak mau nonton?"
"Udah kan? Dramanya udah selesai." Ucapnya sambil menunjuk remot di tangan Don.
Norman kehilangan kata-kata dan dia cuma melihat Ray yang pergi dengan cuek. Setelah sadar dia pun kembali melihat tv dan ikut menonton. Tapi tiba-tiba Norman menyadari satu hal.
Selain Ray, tidak ada yang keluar dari ruangan itu. Semua anak yang tadi ribut dan ingin menonton acara berbeda duduk manis dan menonton serial bisbol yang Don tonton.
Pantas saja pada tahu jalan cerita drama satu sama lain. Sebenarnya mereka tuh kenapa sih? Ribut amat padahal ujungnya nonton sama-sama, batin Norman.
---------------------
25-Des-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Keseharian di Dunia Manusia
Fanfiction[The Promised Neverland Fanfiction] Cerita keseharian para bahan makanan setelah pergi ke dunia manusia.