Chapter 30 {Penantian}

11K 1K 54
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Taehyung masih terlelap, sedangkan Jungkook sudah bangun sedari tadi, tubuhnya masih telanjang dibalik selimut dan dalam pelukan Taehyung. Ia menatap keluar jendela kamar, dan langit sudah gelap dengan bintang-bintang yang indah. Ia tidak menyesal melakukan semua ini, toh ia sangat tau Taehyung bukanlah pria brengsek. Ia memejamkan matanya, berharap semua yang ia harapkan menjadi kenyataan, ia bisa memeluk kedua anak kembar itu lagi.

Jungkook mendongkak menatap wajah tampan Taehyung yang tertidur, sangat tampan dilihat sedekat itu. Ia tersenyum simpul mengingat pria itu akan menjadi suaminya kelak, ia akan melihat wajah tampan itu setiap hari. Jungkook mengalihkan tatapannya saat Taehyung mulai terbangun
"Sudah malam" gumam Taehyung melihat keluar jendela kamarnya
"Ya, aku harus pulang" Jungkook keluar dari pelukan Taehyung, dan memakai seragamnya.

"Apa masih sakit ?" Tanya Taehyung, dan Jungkook mengangguk
"Tapi tidak apa-apa" Jungkook berusaha turun dari tempat tidur Taehyung
"Aku akan mengantarmu"
"Rumahku disebelah loh Tae" heran Jungkook
"Ya tidak apa-apa, lagian kau belum bisa berjalan normal" senyum usil Taehyung memakai baju kaosnya.

.

Setelah Taehyung mengantar Jungkook sampai kerumahnya, dan menjelaskan pada ayah namja itu bahwa Jungkook bersamanya seharian hingga ayah Jungkook tak khawatir, Taehyungpun pulang, sekalian ia mau mandi juga. Kamarnya juga masih berentakan, kalau asisten rumahnya masuk tiba-tiba membersihkannya kan bahaya, mana masih ada noda darah diseprainya lagi.

Baru saja Taehyung membatin, asisten rumahnya sudah membuka pintu kamarnya membuat Taehyung panik
"Loh ? Aku hanya ingin melepaskan seprei untuk dicuci, seharian anda tak keluar kamar, dan seprei ini sudah seminggu" ucap sang asisten menarik seprei yang Taehyung tiba-tiba tarik
"Tidak apa-apa ajhuma! Aku saja yang membawanya ke laundry" panik Taehyung menariknya, hingga mereka berdua tarik menarik seprei. Kalau ajhuma tau, dia pasti melaporkannya pada ayah atau ibunya
"Aku saja ini tugasku" Ngotot sang asisten
"Aku saja biar mandiri!"
"Aku!"
"Aku, ajhuma membersihkan kamar bambam saja dulu!"

"Ya sudahlah, tapi aku harus memasang seprai baru" sang asisten menyerah, lagian kerjaannya banyak, Taehyung bernafas legah. Sang asisten menatap Taehyung aneh, biasanya Taehyung itu malas urusan bersih-bersih, terus tiba-tiba mau bawa seprei sendiri ke laundry.

.
.

/Skip/

Setelah hari itu, mereka sering melakukannya tanpa berfikir panjang dan matang. Jungkook hanya ingin punya anak, dan Taehyung juga menuruti. Mereka melakukannya tiap hari, entah dirumah Taehyung atau dirumah Jungkook, dan tanpa orang tua mereka ketahui. Sampai Jungkook merasa lelah, tentu ia sangat lelah hingga wajahnya pucat. Pagi hari harus sekolah, sorenya les, dan setelahnya tidur bersama Taehyung. Sedangkan semua kegiatan Taehyung juga mulai berentakan, dari club olahraganya bahkan perkumpulan teman-temannya.

Taehyung menatap Jungkook yang kelelahan, ia tau bahwa Jungkook sangat ingin memiliki kedua anak kembar itu
"Koo kita berhenti dulu, dua hari lagi kita menghadapi ujian kelulusan" ucap Taehyung melihat wajah pucat Jungkook, Jungkook mengangguk sedih, bukan sedih karena Taehyung tak ingin melakukannya, kalau boleh jujur ia juga sangat lelah. Ia sedih karena tak ada tanda apapun bahwa ia akan hamil
"Ya Tae, kita fokus untuk ujian kelulusan" senyum kecut Jungkook sambil mengenggam erat boneka kelinci kecil Kookie.

Child From The Future {TaeKook/VKOOK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang