9. Memohon

1.5K 176 15
                                    

New menatap Tay dengan tatapan memohon, air matanya pun kini mulai mengalir deras, New sangat ingin menarik Tay ke dalam pelukannya, namun sayangnya ia sedang tak memiliki tenaga. New takut. Saat ini tubuhnya masih gemetar.

"T-tay.. jangan pergi, jangan tinggalkan aku," rengek New dalam tangisnya.

Tay yang kini duduk di pinggir tempat tidur, dengan tangannya yang masih menyentuh wajah New pun terdiam mendengar ucapan New.

Ini pertama kalinya ada seseorang yang memohon kepadanya, ini pertama kalinya ada seseorang yang berharap kepadanya.

"K-kitty.."

"Tay—" baru saja New akan berbicara, tiba-tiba saja New tersadar akan sesuatu.

New langsung mendelik kaget dan menahan nafasnya.

"T-tay??"

"Hmm? Kenapa KittyPoom??"

Deg.

New seketika tertegun mendengar Tay menjawab panggilannya.

New langsung bangun dari tidurnya dengan panik dan melihat ke arah tubuhnya.

Deg.

Lagi-lagi New tertegun dengan kenyataan tubuhnya kini dalam wujud manusia.

New mengalihkan pandangannya ke arah Tay dengan gugup.

"T-tay.. k-kau.. kau t-tau aku siapa???" Tanya New dengan gugup.

Tay yang mendengar itu pun menghela nafasnya panjang.

"Baru bangun gini nih, gak lancar otaknya," gumam Tay.

New terdiam, menatap Tay sambil menunggu jawaban dari Tay.

Tay menatap New yang kini sedang menatapnya juga. Tay bisa melihat wajah New yang sepertinya sedang sangat tegang.

Senyuman Tay langsung mengembang melihat New yang menurutnya cukup menggemaskan.

"Gak usah takut gitu, harusnya aku yang takut sama kamu— siluman kucing," Ujar Tay dengan penuh penekanan.

"Aku bukan siluman. Aku makhluk mitologi setengah dewa setengah kucing."

"Terserah. Yang pasti kamu siluman."

"Ck, K-kau.. kau sungguh tau??" New menganga tak percaya dengan apa yang ia dengar dari Tay.

Tay menghela nafasnya panjang, "Tau apa? Kalau kamu KittyPoom? Siluman kucing?"

New yang mendengar itu pun menelan salivanya berat.

"Tay— itu.."

"KittyPoom— jangan bodohi aku lagi. Aku udah tau semuanya."

"Tay—"

Tay berdiri dari kursinya, "Kalau kamu udah merasa baik, aku harap kamu pergi dari apartemen ku. Aku—gak mau berurusan dengan makhluk seperti kamu."

Deg.

Hati New seketika perih mendengar ucapan Tay barusan. New tak percaya jika Tay mengusirnya, padahal Tay selalu tergila-gila padanya dua minggu terakhir ini.

Tay berbalik, melangkah pergi meninggalkan kamar nya.

"Tay, aku bilang jangan pergi," ujar New dengan lemah.

Tay yang mendengar itu pun menghentikan langkahnya.

"T-tay.. jangan pergi, aku mohon," ujar New lagi.

Ya, New tak ingin Tay pergi. Ini tulus ia ucapkan, bukan karna New takut mati karna Tay pergi atau apapun itu. Untuk saat ini New benar-benar tak ingin Tay pergi, New merasa— ingin bersama dengan Tay terus. Setelah ditinggalkan oleh Tay seperti tadi, New menyadari jika ia mulai menyukai keberadaan Tay.

Naughty KittyPoom | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang