Hello. Bagaimana kabar hari ini?
Lelah, ya? Atau baik-baik saja?
Kalau lelah, istirahat ya. Jangan dipaksakan. Setelah itu, ayo kembali lagi melanjutkannya.
10:15 AM
Class Science 2-2 - Eternal High School
Seongdong - SeoulSepasang mata sipit dan hitam pekat itu masih fokus dengan layar ponselnya yang diubah menjad landscape supaya memudahkannya bermain permainan yang sedang hangat di kalangan anak muda.
"Shoot! Yeonjun, shoot!" teriaknya dengan gemas, jari jempolnya dengan agresif menekan ikon menyerang yang ada di layar kanan bawah.
Tidak berbeda dengan Yeonjun yang duduk di sampingnya sekarang ini melakukan hal yang sama seperti yang San lakukan.
Sampai sesuatu mengganggu mereka; seenaknya memblokir batasan antara mata dengan layar mereka, membuat San dan Yeonjun langsung heboh berteriak.
"Jauhkan itu! Aku sedang bermain."
"Woi! Enyahkan itu! Sedikit lagi kami sudah mau menang!"
Tangan keduanya sontak berusaha memaksa supaya ponsel mereka bisa dilihat dan sebuah suara instrumen menyedihkan membuat San dan Yeonjun langsung merosot ke bawah. Babak permainan mereka kalah hanya karena sesuatu konyol menghalangi mereka.
San segera mengangkat wajahnya, melihat Ryujin yang tersenyum tanpa dosa memamerkan sesuatu di tangannya. Begitu juga dengan Somi yang menghalangi Yeonjun tadi.
"Kalian bersungguh-sungguh sekarang? Kami sudah nyaris menang tadi, nona-nona. Lihat apa yang terjadi?" tanya San yang mengangkat layar ponselnya yang menampilkan grafik hasil permainan mereka di depan Ryujin.
"Itu berarti memang kalian saja yang payah." Ryujin menjawab dengan asal dan duduk mengangkangi kursi kosong di depan meja San yang merupakan meja paling belakang. Kursi kosong itu ada pemiliknya dan merupakan Choi Yeonjun yang duduk dengan San di istirahat kali ini.
"Duduknya agak feminim, Ryu. Aku akan mengingatkanmu kalau kau lupa, kau adalah perempuan," sahut Yeonjun yang jengah dengan sikap Ryujin. Berbeda dengan Somi yang memilih bersandar di dinding, beralasan bahwa dia sudah terlalu lama duduk selama 3 jam tadi.
Ryujin hanya mengangkat bahunya tidak peduli. Dia kembali memamerkan sesuatu di tangannya. "Lihat apa yang kudapatkan kali ini?" tanyanya dengan tatapan berbinar. Lagipula, dia mengenakan celana olahraga lagi, membuatnya lebih mudah untuk bergerak dibandingkan menggunakan rok sekolahnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] Little Space | WooSan
Fanfic«ETERNAL LOVESHIP #1 STORY» [ON REVISION!] Jadi babysitter, sih, nggak masalah sebenarnya. Tapi, gimana kalau jadi babysitter untuk orang yang seusiamu dan terkena Little Space Syndrome? Nah, itu yang bermasalah dan Jung Wooyoung nyaris menenggel...