Hai.
Selamat membaca dengan banner baru lagi. Kali ini memang agak effort sih, daripada sebelumnya.
07:00 PM
Hamilton International Hotel - New York
United StatesDi sini sekarang Bomin berada, dia merapikan jas hitam yang dikenakannya untuk acara malam ini sembari mematutkan diri di depan cermin panjang. Dia membiarkan seorang pencipta busana membantunya merapikan jas.
Sekarang ini, Bomin berada di dalam salah satu kamar suite room yang bergaya layaknya pangeran bangsawan dan pastinya cukup luas untuk dihuni sendirian.
"Mari, Tuan Muda, akan saya bantu merapikan rambut Anda," kata salah satu wanita yang bertugas sebagai penata riasnya membawa Bomin untuk duduk di depan cermin yang lebih kecil dan penuh dengan lampu terang di empat sisinya.
Sementara itu, Bomin sendiri sedang berusaha melatih senyumannya untuk terlihat lebih sopan dan berwibawa. Meskipun, semuanya adalah senyuman palsu.
Selain San yang dibawa ke acara formal seperti ini, Bomin termasuk sering berkeliaran di ruangan yang selalu formal, dengan para tamu undangan menggunakan jas mewah ataupun gaun yang terbuat dari bahan mahal dan penuh dengan kristal pagi tamu wanita. Ruangannya terhitung sebagai sebuah ruangan ballroom yang mewah dengan selalu adanya pengiring musik yang dibawa secara live di sudut kanan.
Sehingga sekarang Bomin tidak aneh lagi jika rambutnya ditata ke belakang dan terlihat berkilap, wajahnya diberi sentuhan ringan untuk menciptakan wajah yang segar dan berkharisma.
"Menurutmu, senyumnya seperti ini ... atau ini?" tanya Bomin kemudian kepada sang penata riasnya.
"Yang kedua lebih berkharisma, Tuan Muda," kata sang penata rias yang melihat ke arah cermin sejenak dan kembali berfokus pada permukaan wajahnya.
"Okay. I understand. Are we done yet?" tanyanya lagi.
Selain itu, berbeda dengan San yang disebut sebagai sosok dingin dan misterius di saat seperti ini, Bomin terhitung lebih ramah dan mengajak siapapun berbicara termasuk penata rambut, penata rias dan penata busananya.
"Sebentar lagi, Tuan muda," ujar penata riasnya yang melihat penampilan putra kedua Choi Siwon itu dari cermin.
Suara ketukan pintu terdengar tiga kali dan terbuka tanpa perlu Bomin mengizinkan. Lagipula juga Bomin tidak keberatan dengan hal tersebut, melihat seorang pegawai hotel yang berdiri di ambang pintu yang setengah terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] Little Space | WooSan
Fiksi Penggemar«ETERNAL LOVESHIP #1 STORY» [ON REVISION!] Jadi babysitter, sih, nggak masalah sebenarnya. Tapi, gimana kalau jadi babysitter untuk orang yang seusiamu dan terkena Little Space Syndrome? Nah, itu yang bermasalah dan Jung Wooyoung nyaris menenggel...