Heiii
Selamat beristirahat, guys.
07:05 PM
Danyang Florence Villa - Danyang"Ada yang menjualnya?" tanya Somi yang segera mengalihkan pandangannya dari ponselnya, melihat dua pemuda dengan rentang umur 3 tahun telah kembali setelah berkeliaran selama 20 menit mengendarai mobil.
Mereka semua ingin sekali membantu sang anak perempuan yang terbaring lemah segera pulih. Namun, beberapa dari mereka masih harus menyiapkan makan malam, ada juga yang baru saja akan segera membersihkan diri setelah seharian bermain, ataupun mengerjakan hal lainnya.
"Tidak, seorang nenek memasakkan bubur ketika mendengar ada yang sakit," ujar Yeonjun yang menutup pintu villa, sedangkan Bomin telah bergegas menaiki anak tangga.
Dengan tangannya membawa sebungkus bubur hangat dan minuman berdasar racikan jahe hangat, Bomin masuk ke kamar 01. Melihat Wooyoung dan San yang menunggu makan malam Lia, serta Jongho yang melihat kakak perempuannya yang terbaring lemah.
"Ini, hyung." Bomin menyerahkan bungkusan plastik transparan kepada Wooyoung.
"Kalian membeli plester penurun demam?" tanya San yang mengusap rambut setengah lembab Lia yang merintih tidak nyaman dengan selimut tebal membungkusnya sedari tadi.
"Kami tidak sempat melihat farmasi yang masih buka, hyung. Yeonjun hyung bilang lebih baik langsung kembali, takutnya Lia akan semakin sakit kalau tidak makan," balas Bomin menjelaskan percakapan sekilas di mobil dengan Yeonjun tadi.
"Tidak apa-apa, Bomin-ah. Yang penting, tadi ada obat penurun demam itu sudah cukup. Kalau plester penurun demam hanya cadangan, takutnya tengah malam nanti dia bisa meriang. Itu juga hyung ada membawa satu plester penurun demam di dalam tas. Jadi, tidak apa-apa," sela Wooyoung telah membawa bubur hangat yang dipindahkan ke piring lebih besar untuk memudahkan pendinginannya.
San langsung menepuk tangan Lia dengan lembut, "Lia, bangun, yuk. Harus makan dulu."
Sementara itu Bomin menarik Jongho untuk melihat mereka semua dari posisi lebih jauh. "Hoho lapar?" tanyanya dibalas dengan gelengan dari si bungsu.
"Shireo, oppa. Tidak enak," kata anak perempuan tersebut dengan suara paraunya, meremas permukaan kaus yang digunakan San dan meringkuk pada abangnya. Tatapan mata yang sayu dan berbinar karena perih di sekujur tubuhnya melihat bubur di tangan Wooyoung.
"Makan dulu, ya, sayang. Biar lekas sembuh, kalau tidak makan, tidak bisa minum obatnya. Nanti sakit perut. Ya?" bujuk Wooyoung mendekatkan badannya ke arah Lia yang masih meringkuk pada San yang duduk di samping kasur.
Lia menggeleng dengan ribut, membuat San kewalahan menenangkan anak perempuan di pelukannya tersebut. Jadilah dua remaja tersebut harus membujuk satu anak yang sedang demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] Little Space | WooSan
Fiksi Penggemar«ETERNAL LOVESHIP #1 STORY» [ON REVISION!] Jadi babysitter, sih, nggak masalah sebenarnya. Tapi, gimana kalau jadi babysitter untuk orang yang seusiamu dan terkena Little Space Syndrome? Nah, itu yang bermasalah dan Jung Wooyoung nyaris menenggel...