Pertemuan dan cinta pertama di toko bunga.
__________________________________
Dua manusia yang dipertemukan oleh takdir, di toko bunga. Mereka yang tidak mengharapkan jika hubungan mereka semakin erat saat itu.
Cinta pertama Hamada Asahi yang akan...
Seorang pemuda tengah berdiam diri di tempat duduknya, pemuda itu melihat ke arah jendela dimana bangunan tinggi menjulang dan jalan raya yang ramai.
Ketika semua murid pergi ke kantin atau ke ruangan lain, pemuda itu hanya duduk diam di kelasnya, tanpa pergi dari tempatnya. Pergi jika diajak saja.
Ditengah pemuda itu melamun, sosok pemuda lain mengagetkannya. Namun pemuda itu tidak terkejut dan lebih memilih melihat jendela.
"Ih Asa, kok kamu gak kaget sih?" Tanya pemuda yang mengagetkannya dengan nada sebal.
Karena tidak ada jawaban dari Asahi, pemuda itu memilih duduk di sampingnya. Pemuda itu menatap lamat-lamat ke wajah paripurna Asahi.
"Kau gak ke kantin?" Tanya si pemuda lagi.
"Disini..tenang." jawab Asahi setelah sekian lamanya ia mengunci mulutnya.
"Asa, lusa nanti kita pergi ke taman ya?"
Asahi mengangguk tanpa mengeluarkan suaranya, pemuda itu tidak bosan melihat ke arah jendela. Membuat pemuda yang duduk disebelahnya menghela nafas panjang.
"Sa, kau bicara dong. Aku kan jadi gak tau mau ngomong apa."
"Hm." Hanya itu saja? Tidak adakah kata yang bisa dilontarkan dari mulut Asahi?
Seketika membuat pemuda disebelah Asahi memukul Asahi ringan. Membuat Asahi tertawa kecil melihat tingkah Yoshi, teman baiknya.
Setelah aksi pukul-pukulan itu selesai. Yoshi pergi ke kelasnya untuk belajar lagi karena bel masuk berbunyi.
Sepanjang pelajaran, Asahi melihat bangunan tinggi lagi, dan saat ia melihat kebawah. Ia menemukan sesuatu yang menarik. Toko bunga dan pemuda manis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lihat Asa! Ada kelinci!" Kata Yoshi heboh setelah melihat hewan kecil berbulu putih.
Sementara Asahi hanya melihat hewan itu dengan tatapan biasa namun terlihat datar.
"Dia Hana, kelinci yang aku pelihara sejak kecil." Sahut Asahi.
"Oh! Hai Hana~ kamu lucu sekali!" Kata Yoshi dengan nada di imut-imutkan, sembari memeluk kelinci tersebut. Tidak tau bahwa kelinci itu hampir kehabisan nafas jika Yoshi mengeratkan pelukannya.
"Heh Yosh, jangan! Hana bisa mati!" Tegur Asahi.
"Eh? Maaf Hana." Sambil bersujud di hadapan kelinci yang bahkan tidak tahu apa-apa.
Asahi yang melihat kejadian itu hanya terkekeh kecil. Ada-ada aja tingkah sahabatnya ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bulan depan setelahnya, Hana mati.
Asahi mengubur jasad kelinci putih tersebut, sambil berdoa untuk kelinci tersebut.
Yoshi terisak kecil melihat kelinci imut tersebut meninggal, selama kelinci itu hidup. Yoshi selalu bermain dengannya.
"Udah jangan nangis." Asahi menenangkan Yoshi dengan menepuk pundak Yoshi pelan.
Penyebab Hana meninggal adalah kejahilan anak kecil yang bahkan tidak mau bertanggungjawab atas apa yang dia lakukan.
Namun Asahi memakluminya karena anak kecil pasti ada aja tingkahnya. Sementara Yoshi....tidak terima? Entahlah.
Beberapa hari setelahnya, anak kecil tersebut meninggal. Tidak tahu siapa pelakunya, hanya pisau yang tertancap tepat di jantungnya. Bahkan tidak ada sidik jari di benda tajam itu. Kasus anak itu ditutup karena sedikitnya bukti.
Asahi yang mendengar kejadian tersebut bergidik ngeri. Asahi berharap ia tidak bertemu langsung dengan pembunuh itu.
"Yosh, aku sempat dengar kalau ada pembunuhan terhadap anak kecil yang pernah tidak sengaja membunuh Hana kan?"
"Itu karmanya dia, salah dia membunuh hewan."
Asahi terdiam akan kata-kata temannya yang sedikit ambigu?
"Yosh ..."
"Hm?"
"Kau.. bukan pembunuhnya kan?" Tanya Asahi secara perlahan.
Yoshi tertawa akan pertanyaan Asahi. Sementara Asahi, melihat Yoshi dengan pandangan waspada.
"Yah.. ketahuan deh, sebel."
Asahi terkejut bukan main, ia tidak pernah menyangka bahwa temannya melakukan perbuatan sangat keji.
"Janji untuk tidak memberitahu kepada siapapun!"
Asahi mengangguk pelan, walaupun temannya adalah pembunuh, Asahi tetap menyayanginya.
"Aku melakukan ini, demi kamu Asa." Kata Yoshi, diiringi senyuman manisnya.