Something about you

401 64 2
                                    

Asahi terbangun dari tidurnya, nafasnya memburu dan keringat menetes deras di keningnya.

Pria itu berusaha mengatur nafasnya pelan, lalu melihat ke jam dinding. Pukul 15.39, tidak biasanya ia tidur siang seperti ini. Mungkin karena efek obat.

Setelah jantungnya mulai berdetak pelan, ia mulai menyalakan handphone-Nya dan memberi pesan kepada seseorang.

Jae

Jae|
Read

|Ya?

Aku mau pergi ke suatu tempat|
Kau ikut?|
Read

|Boleh!
|Sekalian mau menjernihkan pikiran

Ok|
Read

Asahi berniat mengajak Jaehyuk untuk pergi ke suatu tempat, menurut Asahi, Jaehyuk memiliki sifat kalem dan sudah menjadi tempat untuknya membicarakan tentang kehidupannya.

Kalau Yoshi, Asahi memilih untuk menghindar dari pria itu sebentar. Setelah apa yang ia mimpikan merupakan kejadian masa lampau, ia tidak ingin bertemu dengan sahabatnya itu.

Takut-takut Yoshi membunuh Asahi yang sangat tampan ini. Ya kali.

Bunyi bel berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi bel berbunyi. Asahi yang sedang melihat penampilannya di kaca segera pergi ke pintu. Yakin bahwa orang itu adalah Jaehyuk.

Membuka pintu dan terlihatlah si tinggi Jaehyuk. Pakaiannya simpel namun casual. Membuat kadar ketampanannya meninggi.

"Ayo!" Seru Jaehyuk bersemangat.

"Hm, ayo." Sahut Asahi dan mengunci pintunya, setelah itu berjalan keluar di ikuti Jaehyuk dibelakangnya.

Ditengah perjalanan, tidak ada yang berbicara sepatah kata. Asahi yang fokus mengendarai, Jaehyuk yang melihat pemandangan dari kaca mobil.

Sampai Jaehyuk bertanya pada Asahi.

"Kita mau kemana?"

"Ke desa." Kata Asahi, membuat Jaehyuk terkejut akan perkataan Asahi.

"Ke desa?? Ngapain?" Jaehyuk berpikir dia dan Asahi pergi ke kafe atau mall. Tapi Asahi malah mengajaknya pergi ke desa.

"Lihat saja nanti."

Jaehyuk berhenti berbicara, takut karena nada ketus dari Asahi walaupun sebenarnya Asahi berbicara seperti biasa.

Kini mereka sudah sampai di desa. Butuh sekitar 3 jam untuk sampai di daerah sini.

Tapi setelah dilihat kembali, tempat ini tak terlihat seperti desa. Melainkan lapangan hijau kosong yang luas. Sebenarnya tempat apa ini?

"Tempat apa ini..?"

"Ini bukan desa. Tapi tempat yang menenangkan." Jawab Asahi.

Setelah mendengar perkataan Asahi, Jaehyuk melihat ke sekitar. Benar, tempat ini sepi dan nyaman.

Keduanya duduk di tanah berumput hijau, semilir angin menerpa wajah mereka. Dan langit yang terlihat biru cerah.

"Kau pernah kesini, kak Sahi?" Tanya Jaehyuk. Pria itu pasti pernah pergi ke sini.

"Ya, aku sering kesini bersama keluargaku. Tapi sekarang tidak pernah, karena kesibukanku." Jawab si pria itu.

Jaehyuk mengangguk menanggapi penjelasan Asahi.

"Kau pernah bilang bahwa kau punya adik? Siapa namanya?"

"Doyoung, Kim Doyoung."

"Marganya tidak sama denganmu."

"Iya, dia diadopsi kedua orangtuaku di sebuah panti asuhan. Kakaknya dan orangtuanya kecelakaan saat perjalanan menjemput Doyoung."

"Kasihan sekali, pasti berat untuknya.."

"Ya, pasti begitu."

Setelahnya, mereka membicarakan tentang hal lain, yang pastinya tidak merujuk ke hal serius. Sampai Jaehyuk tidak sadar bahwa dia menyandarkan kepalanya di bahu Asahi. Sementara Asahi, tidak terganggu sekalipun.

"Jae, akhir-akhir ini aku sering melihat pergerakkan mu yang aneh. Kau sering terbatuk-batuk saat didekat bunga."

"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Asahi, dirinya terlalu penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Jaehyuk.

"Aku..alergi terhadap bunga."

Asahi terdiam. Pria itu dikejutkan lagi tentang hal yang selama ini tidak ia ketahui. Jaehyuk, penjual bunga yang memiliki alergi terhadap bunga. Apakah masuk akal? Tentu saja tidak.

"Mengapa kau menjual bunga jika kau memiliki alergi, Jae? Tanya Asahi sekali lagi.

"Dipaksa." Jawaban singkat dari Jaehyuk.

Wajar saja Asahi kaget dengan hal yang baru saja ia ketahui. Jaehyuk tidak pernah menceritakan kehidupannya. Ia berpikir kehidupan Jaehyuk seperti orang biasa pada umumnya.

Sepertinya, kehidupan mereka sama. Miris.

Sudah setengah jam mereka duduk seperti ini, di tempat luas ini. Mungkin saja mereka tidak peduli jika hari mulai gelap.
Yang mereka inginkan adalah ketenangan.

"Benar juga, aku-lah yang sering menceritakan kehidupanku. Kau sama sekali tidak bercerita tentang kehidupanmu."

"Kau begitu kuat Jae, aku saja hampir mencoba melakukan bunuh diri demi kabur dari masalah. Tapi setelah aku bertemu kau, aku mulai mencoba untuk terus hidup." Asahi terus terang berkata yang selama ini ia pendam. Ia lega bisa memberitahu apa yang dia pendam dalam pikirannya.

Tanpa Asahi sadari, Jaehyuk mendengar semua perkataan Asahi dalam diam. Tersenyum tipis mendengar perkataan Asahi.

____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________

Mungkin book ini hampir sampai ke ending.

Flower Shop [SahiJae] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang