ALISA [01]

411 39 4
                                    

APA KABAR NIH? SEMOGA SELALU BAIK YA.

GIMANA GIMANA? BELUM SERU BANGET SIH. TAPI INSYAALLAH BAKALAN BOOM NANTINYA.

MASIH BERHARAP RAME SIH. SEMOGA NNTI KEWUJUD YA.
Aamin.

JANGAN LUPA SURUH TEMNNYA BACA. BUAT RAMEIN INI CERITA HEHE.

VOTE DAN DUKUNGAN DARI KALIAJ TUH BERHARGA BANGET TAU.

MOHON DUKUNGANNYA YA.
.

Happy reading•
.
.
.

Daffi keluar dari mobil sportnya dengan tangan yang memutar-mutar kunci mobilnya dengan wajah datar khas miliknya. Ia berjalan menuju kedalam bandara, berusaha mencari seseorang yang selama ini ia rindukan.

Langkahnya terhenti saat dirinya bertemu dengan musuh berbuyutannya selama ini. Mata elangnya di balik kacamata hitam menatap musuhnya yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Minggir" Kata daffi datar saat jalannya di tutup oleh keempat orang laki-laki di depannya.

"Widiw santai bro" Suara ledekan itu terdengar dari mulut inti Relaxa yang bernama, Zakindra bagaskara. Si cowo playboy yang mempunyai banyak pacar dimana-mana.

"Ketemu lagi kita" Sinis Keanu Digantara, si cowo dingin yang bisa-bisanya berpacaran dengan sepupunya sendiri, tanpa cowo itu tau.

"Bacot mingir" Kali ini daffi tak ingin meladeni musuhnya ini, fokusnya hanya 1, kaka perempuan satu-satunya yang ia tunggu.

"Takut?" Remeh ketua dari mereka, Alan Zergio Raveenzy.

"Udah lah kita fokus aja ama laskar" Lerai kembaran alan, Alvero Zergio Raveenzy. Ia masih ingat tujuan mereka kemari untuk apa.

Daffi menatap tajam mereka berempat lalu melengah pergi tanpa menghiraukan kicauan dari mulut zaki itu. Dirinya menengok ke kanan dan kekiri mencari keberadaan kakanya. Sialnya dirinya tidak di kasih tau kakanya itu menaiki persawat apa.

"Emang dia doang yang kek gini" Gerutunya menatap kesal sekelilingnya.

Ia mengelurkan Hpnya dan menelpon sang kakak, "Hallo mana sih kaga ada" Kesalnya melirik sekitarnya.

"Koper hitam, topi putih"

"Bentar jan dimatiin" Mata daffi memutar mencari sosok itu dan dapat!. Dia mendapatkan seorang gadis yang berdiam diri dengan pakaian serba hitam dan topi putih yang sedang menatapnya dengan wajah datarnya, jangan lupakan Hpnya yang menempel di telinga kanannya.

Ah sepertinya kakaknya berubah, dulu wajah kakaknya selalu menampilkan senyum hanggat tidak seperti sekarang yang telihat datar dan dingin.

Daffi berlari kencang lalu menubruk tubuh mungil sang kakak, menyalurkan rasa rindu yang selama 2 tahun ini ia tahan. Tinggi kakaknya hanya sebatas bahu membuatnya menunduk jika melihat sang kakak.

"Lu kemana aja gua kangen" Lirihnya meneteskan air matanya di pundak sang kakak.

"Maaf" Hanya kata itu yang keluar dari mulut gadis mungil dipelukannya.

AlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang