ALISA [20]

104 3 1
                                    

"Berbahagia lah dengan pilihan mu itu, walaupun orang tua mu tidak merestuinnya"

.

.

.

~Happy Reading~

.

"Azheeee" Pangilnya lalu memeluk gadis itu

karna alisa kaget dirinya sempat tersungkur sedikit kebelakang, ia tersenyum dibalik maskernya. Membalas pelukan daffi dan mengelus pungung kokoh adiknya.

"Nangis kalau mau nangis" Ucapan alisa membuat daffi menangis dengan deras

"Kenapa lu ningalin gua, gua sendiri kak, abang koma, bangzhe pergi" Ngadunya dengan tangisan nya

Alisa tersenyum dan membuka masker miliknya, "Maaf, gua belum bisa balik" Jawaban alisa membuat daffi menangis semakin sesengukan. 

Jika kalian kira dirinya lemah karna pertahanan lawan, sayangnya salah. Daffi dan daffa sejak dulu lemah karena kakaknya, yaitu alisa. Alisa kelemahan dua kembar ini, apalagi sekarang daffi selalu merasa sendiri. Ia hanya ingin kakaknya selalu ada di sampingnya. Ia hanya ingin dirinya disayangi seperti dahulu, saat abangnya masih ada.

"Gua kangen, boleh gua tingal sama lu kak?" Tanya daffi membuat alisa terkejut

Alisa melepas pelukan daffi lalu menghapus air mata daffi yang terjatuh dengan deras, "Maaf untuk sekarang belum bisa, nyawa lu bahaya kalau lu sama gua"Kata alisa membuat daffi mengerutkan dahinya binggung.

"Nyawa? lu ada masalah sama siapa? bilang gua sekarang juga" Panik daffi, karena jika dirinya dengan alisa nyawannya sebagai taruhannya berati keselamatan kakaknya selama ini sedang terancam.

"Pelan-pelan zheva" Ucap alisa lembut

"Duduk" lanjut alisa menyuruh daffi untuk duduk disala satu bangku panjang yang berada di taman itu.

Mereka berdua duduk bersampingan dengan tangan daffi yang merangkul pundak alisa lembut.

"Lu tinggal dimana?"

"Gua aman fi" Ucap alisa menatap lembut adiknya yang terlihat khawatir.

"Sendirian?"

"Yaps" 

Ya, sekarang alisa memilih pindah ke rumah satunya, dirinya membiarkan zia dan keluarga tingal rumah pertamannya. 

"Gua tingal sama lu ya" Bujuk daffi

Alisa mengeleng, " bahaya va"

"Tapi lebih bahaya lu sendirian kak"

Hembusan nafas alisa terdengar cukup berat, ia tau sifat adiknya yang sama dengannya, keras kepala. Tapi dirinya tidak ingin sang adik terluka karena dirinya. Biarkan dirinya yang menangung semua ini.

"Cerita sama gua kalau gitu" Ucap daffi membuat alisa menganguk pelan

"Dia balik fi" Kata alisa membuat daffi mengerutkan dahinnya

"Dia yang mana?"

~~~~~

"Daffi?"

Seorang laki-laki yang tak jauh dari daffi mulai berjalan dan ikut duduk tak jauh dari daffi berada. Alan, ya alan sedang berada di taman yang sama dengan daffi, dirinya tak sengaja melihat daffi lari lalu memeluk seorang wanita yang tak asing menurutnya. Dia duduk dan melihat interaksi dua lawan jenis itu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang