ALISA [04]

228 22 0
                                    

YUHU HULAA
.
GIMANA NIH HARINYA? MENYENANGKAN?
.
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEM YA.

VOTE DAN KOMEN KALIAN SANGAT BERHARGA BUAT SEMANGAN MIMIN HEHE.

▪︎▪︎Happy Reading▪︎▪︎
.
.
.


Alan menatap datar seorang gadis yang sedang mengunci pintu tokonya dan berjalan menuju kesamping rumahnya. Ia baru sadar jika orang yang menempati rumah sebelahnya adalah cewe baru yang ada di sekolahnya. Bahkan dirinya tak kenal dengan cewe yang sempat membuatnya bingung karena ketidak personaan dirinya kepada alan cs.

Padahal siapa yang tak mengenal seorang alan. Ketua geng yang menguasai jalanan di ibu kota jakarta dan si raja jalanan dan ketua dari geng yang paling kuat di jakarta.

Dia Relaxa , geng besar yang berjumlah lebih dari 500 angota dengan 5 inti. Geng yang bisa di bilang, solidaritas yang tinggi. Geng yang selalu membuat warga risih dengan mereka walaupun mereka selalu berbuat baik dan sopan.

Pendapat mereka tetap sama, anak geng motor selalu anak brandalan.

Alan tak perduli akan hal itu. Intinya ia tak menganggu penduduk lainnya. Ia hanya ingin menjalankan apa yang ia mau tanpa merugikan orang lain.

Sudah lama alan disana merenungkan yang entah apa yang ada di pikirannya. Matanya kembali melihat seorang gadis yang berjalan ke sebrang rumah di sampingnya. Menatap terus sampai gadis culun itu masuk kedalam toko milik gadis itu.

"Dek" Pangil seorang wanita paruh baya yang menepuk pundak alan pelan.

Membuat alan tersentak kaget, "Apa bun" Sabar alan melihat kelakuan bundannya yang selalu mengangeti dirinya. Dimana pun dan kapan pun.

Arsyi,  bunda alan terkikik geli melihat anak keduanya, "Kamu liatin apa sih?" Heran arsyi saat melihat alan fokus ke jalanan, "Toko kue? Sejak kapan ada disana?" Arsyi menatap alan sebentar, "Kamu tau siapa pemiliknya?" Tanyanya berturut-turut.

"Tetangga sebelah," Ucap alan menghelang nafasnya.

"Oh. Bunda mau coba ah"

"Beli aja sana"

"Kamu mau? Nanti bunda beliin?"

"Gak bun" Tolak alan tersenyum

Arsyi menganguk lalu berjalan keluar balkon kamar alan menuju lantai bawah.

Alan menghembuskan nafasnya kasar, entah ia tak tau apa yang dirasakan sekarang ini. Ia mengekuarkan Handphonenya yang berlogo apel itu, lalu mengangkat sambungan telpon yang menelponnya.

"Hm"

"Ke markas boss, ada yang mau di bahas"

"Nanti"

"Sekarang lan. Alvero udah di sini"

"Oke"

Tut

Lagi dan lagi alan menghelang nafasnya untuk kesekian kalinya. Dirinya selalu merasakan ketidak enakan di hatinya. Entah apa yang akan terjadi kedepannya. Ia hanya menungu apa yang membuat dirinya seperti ini, selama 3 hari lalu.

AlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang