Gua hanya takut jika ada seseorang yang kembali menyakiti seperti dahulu.
~Azheera Alisa Zherlyn..
.
.'Happy Reading'
.
.Alisa keluar dari toko jam 22.00 malam. Niatnya tadi ia akan tutup jam 9, ternyata masih ada yang beli beberapa kue yang masih tersisa. Bahkan semua kuenya ludes terjual tanpa ada sisa.
Tentu dirinya senang, tapi juga cape secara bersamaan. Bagaimana tidak ia menyuruh zia dan zio pulang ke rumah sejak jam setengah 8 malam tadi. Kerena besok hari senin, jadi dirinya tak ingin kedua adik angkatnya kecapean karena membantunya.
Alisa berjalan pelan sambil memegang perutnya yang tiba-tiba saja sakit. Ia sampai lupa untuk makan hari ini, bahkan sejak siang dirinya belum makan.
"Anjing! Jangan sekarang dong. Dikit lagi sampe rumah sialan" Gumam alisa menahan sakit di perutnya.
Padahal tinggal 5 langkal lagi dirinya sampai ke pager rumahnya. Tapi perutnya semakin sakit membuatnya terjatuh ke aspal jalanan.
"Awss!." Alisa meringkuk kesakitan, "Sakit Yaallah" Ringisnnya mengeluarkan air matanya, saking sakitnya.
Mukanya pucat pasi, dengan tubuh yang lemas. Apalagi kompleknya sudah sangat sepi. Bahkan satpam yang menjaga rumah alisa tidak kedengeran aktivitasnya, mungkin sudah tertidur.
"Bangun, lu ngak apa-apa?" Tanya seseorang dengan wajah datar yang membantunya berdiri.
Alisa mendongak menatap seorang lelaki yang membantunya berdiri, "Tinggi banget sih ampe kaga kuat ngangkat pala" Batin alisa kesal
Tinggi alisa hanya sebatas dada lelaki itu, ia bahkan mikir dirinya sangat pendek. Sudah pendek, mungil tengelam sudah di badan lelaki di depannya itu.
"Lu?" Alisa kenal dia, cowo yang membantunya di dekat kamar mandi, siapa? Alan, "Ngapain disin- Awsss!" Ringis alisa saat perutnya semakin sakit.
Tubuh alisa membungkuk dengan kaki yang melemas. Jika bukan karena lelaki di depannya, menahannya mungkin dirinya sudah terjatuh lagi di atas aspal itu. Sialan! Kenapa maghnya harus kembuh sekarang? Kenapa tidak nanti saja! Jika di kamar sudah di pastikan dirinya meminum obat tidur dan bisa langsung tidur. Jika seperti sekarang? Apa ia harus ngesot sampai ke kamarnya? Tidak mungkin kan!.
Lelaki itu adalah alan. Tetanga alisa yang juga bersekolah di SMA dezotic. Padahal sudah beberapa kali mereka berpas-pasan tapi belum saja berkenalan. Entah lah bagi alisa itu tidak penting.
Sebenarnya alan sendiri tidak ingin membantu, hanya saja kompleknya jika jam segini sudah sangat sepi. Takut jika gadis di depannya ini tidur di jalan maka dengan sangat terpaksa dirinya membantu alisa untuk sekarang ini.
"Sakit?" Tanya alan dengan menaikan satu alisnya walaupun alisa tidak menatapnya. Dan di jawab gelengen oleh alisa.
"Cih! pembohong" Batin alan remeh.
Alan menatap wajah alisa yang pucat tanpa kacamata. Ah! Rasanya berbeda, alisa lebih cantik lepas kacamata, lebih tepatnya sangat cantik seperti ini. Ia menatap wajah polos gadis di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisa
Teen Fiction"Simpan, diam dan rasakan" Dia kembali, tapi bukan menjadi sosok Alisa yang murah senyum dan lemah lembut. Melainkan Alisa yang datar, cuek, dingin dan tertutup. Kejadian 2 tahun lalu membuat dirinya menjadi saat ini, dan selama itu juga dia menghil...